8;; Date?

145 48 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Aku melihat arloji yang menunjukkan angka dua siang menandakan waktu jam makan siang sudah lewat dan aku masih berkutat dengan kertas-kertas di depan ku. Ada banyak biodata yang harus ku isi tentang kelanjutan pendidikan ku ke perguruan tinggi, yaitu Universitas Seoul yang selama ini ku impikan. Aku ingin kuliah di sana sebagai mahasiswa jurusan seni karena memang aku merasa bakatku ada di jurusan seni dan aku juga sangat menyukai seni.

Faktor lain adalah aku ingin menjadi seperti kakak ku yang sekarang sudah hampir menyelesaikan semester akhir di jurusan musik bahkan dia juga sudah di terima di agensi Big Hit sebagai seorang produser sebelum kelulusannya sewaktu SMA. Setelah semua biodata lengkap, aku berdiri dan menyerahkan kepada Kim Ssaem--guru yang membimbingku di tempat kursus.

"Joohyun-a,"

Aku menoleh lagi setelah menyerahkan kertas tersebut, "Ne, Ssaem?"

"Ku dengar nilaimu turun drastis, ya?" tanya guru Kim yang membuatku menundukkan kepala, "Kenapa kau tidak menambah jadwal belajarmu? Masa ujian sebentar lagi, kau mau nilaimu tetap di posisi seperti itu saat kau ingin sekali kuliah di Universitas Seoul, hmm?"

"Aku belum menemukan jadwal yang sesuai untuk menambah kursus, Ssaem. Di sekolah juga ada kelas malam dan di rumah ku juga..." ucapanku di sela guru Kim dengan tegas, "Kau harus belajar di waktu lain selain di sekolah atau di rumah, Joohyun-a."

"Ne, Seonsaengnim." ujarku lalu membungkukkan badan cepat, "Kamsahamnida."

Aku pun membalikkan badan untuk pergi saat aku tidak sengaja menyenggol bahu seorang laki-laki yang membuatku segera membungkukkan badan dan mengucapkan permintaan maaf. Aku keluar dari tempat kursus dengan helaan nafas berat lalu melangkah pelan dari gedung kursus yang membuatku sesak. Aku belum mengatakan kepada siapapun mengenai nilaiku yang turun drastis meski itu pada Ibu, Ayah maupun Yoongi.

Kalau mereka tau, aku pasti sudah menerima banyak jamuan berupa nasihat atau hal lainnya yang tidak ku inginkan. Seandainya saja kalau nilaiku tidak turun, aku juga tidak akan seperti ini. Tidak akan kehilangan konsentrasi atau jadi malas belajar hanya karena satu orang yang berhasil menggeser posisiku.

Lagi-lagi ingatan ku tertuju pada Kim Taehyung, lelaki yang membuat ku jadi kehilangan konsentrasi. Sekali lagi, aku menghela nafas saat melihat sosok lelaki yang tadi ada dalam pikiran dari kejauhan sedang menatap ke arahku.

"Noona!" panggilnya dengan wajah cerah lalu berlari menghampiriku, "Bagaimana? Sudah selesai?"

Aduh lelaki ini, kenapa selalu muncul?

Aku menganggukkan kepala, "Ne, sudah selesai semuanya. Tinggal menunggu hasil."

"Syukurlah," balas Taehyung sembari melangkah beriringan bersamaku, "Ah, kau pasti belum makan 'kan? Mau makan bersama?"

Aku berhenti melangkah dan dia juga ikut berhenti melangkah, "Tapi, tunggu! Kau kenapa berkeliaran di sekitar sini? Bukannya kau tadi sudah pulang setelah mengantarku?"

Aku ingat jelas sekitar tiga jam yang lalu setelah mengantarku, Taehyung pamit pulang karena mendapat telepon dari Taeyong. Dan aku sendiri juga menyuruhnya untuk tidak menunggu ku. Tapi, kenapa lelaki ini ada di sini sekarang?

"Ah, itu..." Taehyung terlihat cengengesan, "...aku memang mampir ke rumah Taeyong sebentar lalu kembali ke sini menunggu Noona pulang."

"Yaaa sudah ku bilang 'kan jangan menunggu ku!" protes ku hendak memukulnya, namun ku urungkan saat aku mendengar suara seperti 'gruyuuuukk' dari perut Taehyung, "Kau belum makan?"

Taehyung nyengir dengan jari membentuk V, "Mian, Noona."

Melihatnya seperti itu membuatku tertawa lalu mengajaknya makan bersama. Berakhirlah aku dan Taehyung mampir di salah satu restaurant Gangnam, memesan banyak makanan yang di pesan Taehyung sendiri.

"Yaaa bagaimana aku bisa menghabiskan ini semua?" tanya ku memandangi makanan di depan ku, tetapi Taehyung malah memberi ku tiga potong daging, "Kau harus makan banyak, Noona."

Aku tersenyum dan akhirnya ikut melahap makanan di meja bersama Taehyung.

"Biar aku yang traktir." ujar ku setelah selesai makan, namun saat aku hendak berjalan menuju kasir, Taehyung malah menahan ku. "Tidak, biar aku saja, Noona." Taehyung mengeluarkan beberapa lembar won dan memberikan pada kasir lalu mengatakan padaku yang memperhatikannya, "Lelaki mana yang di bayar gebetan di hari pertamanya kencan, hmm?"

Aku tertawa saat sudah keluar dari restaurant dan melangkah bersama Taehyung sepanjang trotoar.

"Yaaa kau berpikir ini kencan?"

Taehyung menganggukkan kepalanya, "Ne, ini kencan. Kau dan aku."

Aku tertawa lagi, "Kau benar-benar menganggapnya seperti itu?"

Taehyung berhenti melangkah membuat ku ikut menghentikan langkah. Lalu dia berhadapan dengan ku, "Noona, apa bagimu seperti ini bukan kencan?"

Mendapat pertanyaan seperti itu dari Taehyung membuat otakku berpikir, "Menurutku, kita hanya makan biasa bersama."

Terlihat Taehyung menghela nafas, "Lalu, seperti apa kencan idealmu?"

"Mwo?" Aku berpikir lagi. Bahkan sepertinya aku juga tidak tau bagaimana kencan yang ku inginkan. Otak ku masih berpikir mencari jawaban.

"Apa menurutmu..." Taehyung melangkah maju membuatku melebarkan mata karena terkejut, "Kencan romantis itu seperti dia memegang tanganmu..."

Kedua tangan ku di genggam oleh Taehyung, "Dia melangkah semakin dekat lagi,"

Taehyung melangkah lagi semakin dekat hingga jarak di antara kami semakin tipis.

"Lalu..."

Detik kemudian aku menutup mata karena Taehyung memajukan wajahnya hingga aku menahan nafas karena merasakan nafasnya menyapu permukaan wajah ku.

"Menciummu?"

Aku tertegun karena beberapa detik kemudian aku tidak merasakan apapun yang terjadi bahkan tangan yang tadi di genggam erat kini sudah di lepaskan. Perlahan, aku pun membuka mata dan melihat Taehyung yang sudah memberi jarak lagi.

Taehyung yang berdiri di hadapanku tersenyum lalu berkata, "Noona, aku ingin berkencan denganmu dan menjadi Oppa-mu."

Ini kali keduanya aku menahan nafas ku karena Taehyung.

Astaga, apa yang ku lakukan? Menggodanya?
Tolong! Sepertinya aku butuh ambulance karena detak jantungku yang overdosis berdetak tiga kali lipat karena gadis cantik bernama Bae Joohyun.
--Kim Taehyung--

☀️☀️☀️

blub blub blub~
Ku ingatkan lagi, cerita ini hanya 25 chapter yawww! Sampai jumpa lagi! Purple u blub💜

My Beloved Oppa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang