14;; Suka?

95 37 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Yaaa ku dengar kau satu kelompok belajar dengan Taeyong, ya?"
Aku menganggukkan kepala sambil menyuap sesendok nasi. Saat ini sedang jam makan siang, seperti biasa aku makan bersama Seulgi.

"Boleh aku bergabung juga ke kelompok belajarmu?"

"Ani," jawabku meski mulutku dipenuhi makanan, "Kelompok belajarku sudah penuh."

Seulgi mengerutkan kening, "Kau 'kan baru enam orang."

"Tujuh," Aku membenarkan, "Jungkook sudah bergabung."

"Mwo?" Seulgi terlihat terkejut, "Daebak! Tidakkah kalian saling bersaing? Kelompok belajarmu berperingkat semua."

Mendadak Jimin datang membawa nampan makan lalu langsung duduk di sebelah Seulgi, "Siapa? Siapa yang berperingkat semua?"

"Aigo," dengus Seulgi pada Jimin, "Dimana-mana kau bisanya menguping pembicaraan orang."

"Aku tidak sengaja mendengarnya." Jimin lantas memandangiku, "Serius Jungkook sudah bergabung ke kelompok belajarmu?"

Aku menganggukkan kepala, "Ne, kami juga sudah bertemu dan belajar bersama."

"Yah, itu sudah ku duga akan terjadi." ujar Jimin sembari melahap makannya.

Mendengar perkataan Jimin membuatku bingung. Aku hendak bertanya, namun Seulgi sudah lebih dulu berkata, "Kenapa? Ada apa?"

Jimin menelan makanannya baru menjawab, "Ku dengar dari kelas 3-5 Jungkook naksir Joohyun."

"Uwah, daebak!" seru Seulgi yang kini menatapku tidak percaya.

"Dan Jungkook rivalnya Taehyung." lanjut Jimin.

Aku berdeham pelan, "Jadi, maksudnya apa? Aku masih tidak mengerti."

"Aish," gerutu Seulgi padaku, "Kau ini terlalu polos atau bagaimana sih, Joohyun-a. Kau sudah tau apa maksud dari perkataan Jimin. Jungkook itu menyukaimu dan rivalnya Taehyung. Jadi, mereka pasti akan bersaing untuk mendapatkan perhatianmu apalagi kalian berada di kelompok belajar yang sama, kkeuchi Park Jimin?"

"Yeah, that's right baby." balas Jimin mengangguk-anggukan kepala.

"Apalagi Taehyung juga secara terang-terangan terus menunjukkan kalau dia suka padamu." suara Seulgi kali ini terdengar tinggi membuatku segera menyuruhnya diam, takut ada orang-orang di kantin yang tak sengaja mendengar dan menjadikan bahan gosip.

"Yaaa tidak seperti itu!" Protesku, "Taehyung tidak menyukaiku, dia bersikap seperti itu karena aku adalah seniornya. Dan mungkin saja memang Taehyung orang yang blak-blakan."

Kantin yang tadinya tidak terlalu ramai, kini sudah dipenuhi oleh para siswa kelas satu dan dua yang baru memasuki kantin. Dari banyaknya siswa yang masuk, entah mengapa mataku dengan cepat langsung menemukan sosok Taehyung yang berjalan bersama teman-temannya.

My Beloved Oppa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang