16;; Aku Menyukaimu

134 41 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Joohyun-a."

Aku mendongak dari buku catatan dan melihat Jungkook berdiri di ambang pintu kelas.

"Wuuu Joohyun-a, sekarang sudah secara terang-terangan nih!"

Seisi kelas heboh terutama Jimin, Mingyu serta teman-teman sekelas ku yang lain.

"Hey teman-teman, ketua kelas kita sudah jadian dengan Jungkook!" teriak Jimin membuat ku menghampirinya dan membekap mulut lelaki itu.

"Tutup mulutmu." bisikku lalu melepaskan Jimin yang kini tertawa dan membentuk V dengan jarinya padaku.

Aku mendengus lalu mendekati Jungkook. "Eo, ada apa?"

Jungkook memberikan beberapa buku padaku, "Masa ujian sebentar lagi, jadi aku ingin berbagi buku catatan ku padamu."

Aku menerimanya, "Gomapta, Jungkook-a. Aku akan membacanya."

Jungkook tersenyum dan lagi memberikan banana milk padaku, "Ini juga."

Aku hendak menerimanya, namun Taehyung yang tidak ku sangka berjalan menuju arah ku. Aku tersenyum padanya. Ingin aku menyapa, tapi dia malah melewatiku seakan dia tidak melihat.

"Kalian sedang bertengkar?" tanya Jungkook setelah aku menerima banana milk pemberiannya.

Aku menggeleng, "Aku tidak tau apa harus dikatakan ini bertengkar atau tidak karena dia menghindariku."

"Sejak kapan?"

Aku diam tidak menjawab membuat Jungkook kembali bertanya, "Apa dia cemburu karena kau dekat dengan ku?"

"Molla (tidak tahu)," Aku sedikit menundukkan kepala dan Jungkook menyentuh bahuku sembari berkata, "Joohyun-a, kalau kau suka padanya harusnya kau juga kejar dia dan jangan menunggu sampai masalah yang tidak kau ketahui ini semakin rumit. Kau tidak ingin kehilangannya 'kan?"

"Tapi, aku tidak tau harus mengatakan apa padanya." Aku mendongak lagi untuk memandang wajah Jungkook yang kini tersenyum.

"Kau harus jujur tentang perasaanmu seperti aku jujur padamu." jawab Jungkook seakan menaruh keyakinan padaku tentang apa yang harus ku lakukan pada Taehyung.

Aku menghela nafas saat Jungkook kini menyemangatiku, "Fighting, Joohyun-a."

Baiklah.

Mungkin ini saatnya aku akan mengatakan yang sejujurnya pada Taehyung meski mungkin lelaki itu tidak peduli padaku lagi. Aku pun berlari di koridor mencari Taehyung, namun banyak yang bilang tidak melihatnya. Aku kembali berlari mencari lelaki itu saat Taeyong dan Sungjae mencegatku di koridor kelas satu.

"Oh, Noona!" sapa Taeyong yang langsung di rangkul Sungjae, "Yaaa Noona hanya untuk Taehyung, kau tau!"

"Kalian melihat Taehyung?" tanyaku.

"Ne, tadi dia pergi bersama kami ke kantin lalu katanya ingin pergi ke suatu tempat." jawab Taeyong.

"Ke mana?"

Taeyong maupun Sungjae mengedikkan bahu membuat ku buru-buru lari keluar gedung, tidak memedulikkan kalau aku baru saja melewati Jimin dan Seulgi yang memanggilku. Aku mendongakkan kepala melihat ke atas gedung mencari Taehyung yang ku rasa berada di atap sekolah. Aku ke sana melewati tangga spiral samping sekolah dan membuka pintu. Benar saja, Taehyung yang sedang berdiri kini menoleh dengan ekspresi terkejut.

Tanpa lebih dulu menunggu lelaki itu berbicara. Aku mendekatinya dan berkata duluan, "Yaaa Kim Taehyung, kenapa kau menghindariku?"

"Aku tidak menghindarimu." jawab Taehyung.

"Jelas-jelas kau menghindariku. Kau tidak menyapa ku bahkan tidak membalas sapaan ku. Saat kita tidak sengaja bertemu, kau seakan tidak melihatku. Sebenarnya apa salah ku sampai kau bersikap seperti ini? Kau..." Aku ingin mengatakan beberapa kalimat lagi, tapi saat Taehyung menatap membuat ku tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun dan akhirnya menggantung. Aku dan Taehyung saling diam membiarkan angin yang lumayan kencang sekarang ini menerbangkan beberapa helai rambut ku dan juga rambut Taehyung. Kemudian, suara lelaki di hadapan ku terdengar menusuk telinga ku.

"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan, Noona?" tanya Taehyung, "Apa aku harus menjelaskan yang kau tanyakan?"

"Eo," jawab ku tegas, "Aku ingin tau kenapa sikapmu akhir-akhir ini berubah, kenapa menghindariku, kenapa berbeda sekali seperti biasanya padaku. Aku ingin tau alasannya."

"Kenapa?" Taehyung malah balik bertanya, "Bukankah Noona sudah bahagia bersama Jungkook seonbae?"

"Jungkook?" ulang ku lalu tertawa, "Yaaa jadi itu alasannya? Aku dan Jungkook tidak ada hubungan apapun meski memang dia pernah menyatakan cinta padaku, tapi sebenarnya aku tidak menerimanya. Aku tidak ada hubungan apapun dengan Jungkook." tekan ku lagi pada akhir kalimat.

Taehyung tidak menjawab malah memandang ke arah lapangan yang ada di bawah membuat ku semakin mendekat padanya.

"Taehyung-a," panggilku pada Taehyung yang kembali memandang ku, "Aku sangat tidak suka kau yang seperti ini. Sangat tidak suka karena aku lebih menyukaimu saat kau bersikap manis padaku, aku..." Seketika saja jantungku berdetak kencang ketika Taehyung secara mendadak semakin mendekatkan diri padaku.

Aku hendak melangkah mundur, namun Taehyung menahanku sehingga aku sendiri bisa membayangkan bagaimana posisi kami seperti orang yang sedang berciuman. Bibir rosy itu terlihat mengkilap di atas ku karena Taehyung lebih tinggi dariku. Perlahan, aku menatap matanya yang juga menatapku.

"Aku menyukaimu, Noona. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama padamu. Aku sangat-sangat menyukaimu." Taehyung berkata lembut yang terdengar sangat tulus di telinga ku. Pipi ku terasa panas dan aku sendiri bisa merasakan wajahku merah seperti tomat, namun ku beranikan diri untuk balas menatap lagi dan berkata.

"Aku juga menyukaimu."

Wajah Taehyung tampak cerah dengan senyuman lebar. Kemudian, semua seperti mimpi saat aku menyadari kalau tubuhku berada dalam dekapan Taehyung.

"Noona, apa sekarang aku boleh menjadi Oppa-mu?" bisik Taehyung yang memelukku erat.

Aku sedikit mendongak untuk melihat wajahnya lalu mengangguk, "Ne, kau bisa menjadi Oppa-ku."

Tolong siapapun katakan padaku bahwa ini bukanlah mimpi.
Terlalu indah bagiku bisa memeluk Noona seperti ini apalagi saat dia juga bilang menyukaiku.
Noona, saranghae♡
--Kim Taehyung

☀️☀️☀️

My Beloved Oppa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang