P R O L O G

1.1K 60 4
                                    

2021, in London Inggris.

SEORANG gadis tengah mengendarai mobil mewah miliknya di jalanan yang terlihat sepi, tentu saja karena jam yang tengah menunjukkan pukul 1 dini hari. Bunyi ban yang bergesekan langsung dengan aspal menjadi penghantar keheningan di malam itu.

Beberapa mobil terlihat mengejar satu mobil yang terlihat mencolok dengan warna merah di tengah gelapnya jalanan malam. Terletak di suatu jalanan sepi di dekat hutan, Hera yang menjadi pengemudi kembali menambah kecepatan laju mobil miliknya.

Ya benar, gadis itu Lee Hera atau sebut saja dengan Annette Grace. Itu adalah nama Inggris nya, selama bertahun-tahun dirinya hidup di negara asing demi menempuh pendidikan dan pada akhirnya berhasil menjadi lulusan terbaik di salah satu kampus ternama yang berpusat di London.

Dan inilah kehidupannya. Balapan, club malam, alkohol dan segala hal yang berhubungan dengan kebebasan adalah salah satu alasan hidupnya. Hera bukan gadis pendiam yang lembut apalagi anggun, dia gadis dengan otak licik dan jiwa bebas, Hera tidak suka di kekang apalagi di paksa mematuhi peraturan, karena bagi Hera peraturan adalah sebuah tali tak kasat mata yang bisa kapan saja menjerat dirinya.

Kembali pada aktivitasnya saat ini, Hera tersenyum kecil di balik kemudi miliknya kemudian menambah kecepatan lajunya saat melihat garis putih tanda akhir di depannya.

Bunyi sorakan menjadi penutup aksinya yang memukau, kembali membawa kemenangan yang kesekian kalinya di malam penuh kesenangan itu.

"Kau memang selalu luar biasa Grace!!" Teriakan memekakkan telinga itu berasal dari gadis dengan surai blonde yang kini berlari kecil menghampiri Hera.

Setelah berhasil berdiri di sebelah Hera, gadis itu kemudian melingkarkan tangannya di lengan Hera, memeluk posesif ketika melihat beberapa pria yang terang-terangan menatap temannya itu.

"Hera aku berani bersumpah sampai sekarang tidak ada yang bisa mengalahkanmu jika menyangkut balap mobil, kau selalu memukau jika berhadapan dengan musuhmu di jalan." Alice Grizella, teman seperjuangan Hera dari tahun pertama masa kuliahnya.

Gadis dengan tampilan feminim dan berhati lembut itu sudah seperti saudara baginya, terkadang bisa menjadi begitu polos ketika berhadapan dengan Hera.

"Grace, not Hera. Sudah ku bilang berhenti memanggilku dengan nama itu Al." Jawab Hera.

Alice tersenyum manis kemudian bergelayut manja di lengan sahabatnya itu. "Namamu bagus Grace, sayang sekali jika di biarkan menganggur, setidaknya biarkan hanya aku yang memanggilmu begitu."

Hera terkekeh dan mengacak pelan rambut Alice, menghasilkan pekikan histeris dari beberapa gadis yang ada di sana. Tidak salah, memang dari awal banyak sekali yang mengira Hera dan Alice adalah sepasang kekasih karena kedekatan mereka yang terkadang membuat salah paham. Jangan salahkan Hera jika mereka beranggapan seperti itu, karena aura Hera yang begitu dominan dan tegas lalu Alice si gadis perasa yang emosional.

Jangan salah paham, mereka masih normal. Hera maupun Alice hanya sebatas teman, memang pemikiran orang yang terkadang bisa salah ketika di hadapkan dengan kedekatan keduanya.

"Eumm, Grace bolehkan aku meminta tanda tanganmu? Aku adalah penggemar setiamu dari lama." Seorang gadis dengan surai hitam pendek berjalan pelan mendekat ke arah Hera dan Alice.

Hera memandangnya sekilas lalu mengangguk, sedangkan Alice melempar tatapan sinisnya, semakin mengeratkan pelukannya di lengan Hera, takut Hera hilang jika di lepaskan. Hera membiarkannya saja daripada Alice merengek itu jauh lebih merepotkan untuknya nanti.

Gadis dengan surai hitam pendek itu tersenyum lebar menerima kertas yang sudah di bubuhi tanda tangan dari idolanya.

"Terimakasih banyak, lain kali aku akan meminta foto bersama juga denganmu, sayang sekali handphone ku mati." Ujar gadis itu yang langsung di hadiahi tatapan tajam oleh Alice.

ADDICTIVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang