ADDICTIVE 15 : VACILLATION

253 37 1
                                    

BUNYI ketukan sepatu yang beradu dengan lantai membuat beberapa orang yang tengah sibuk dengan aktivitasnya pagi ini terpaksa menghentikan kegiatan mereka dan menatap terkejut pada presensi tuan besar Kim yang datang ke kantor secara tiba-tiba. Beberapa pegawai langsung menunduk hormat yang di balas anggukan kecil dari Daejung.

Pria yang hampir memasuki usia kepala empat itu membawa langkahnya untuk memasuki lorong demi lorong menuju ruangan miliknya yang kini telah sepenuhnya menjadi milik sang putra, Kim Taehyung.

Daejung mengetahui kepergian Taehyung siang ini maka dari itu dia menyempatkan diri untuk mendatangi putranya itu sekaligus mengucapkan selamat mungkin (?)

Tiba di ruangan luas itu Daejung dapat menemukan presensi Taehyung yang tengah duduk di kursi kebesaran miliknya sembari menatapnya datar seakan tau kedatangannya kali ini guna membicarakan sesuatu.

"Hai Son, kau terlihat sedang bersantai." Ucap Daejung berbasa-basi.

Taehyung memutar bola matanya malas kemudian mendengus kecil.

"Jangan pura-pura tidak tau Dad, bagaimana persiapanku di sana?"

"Sopanlah sedikit Son, aku ayahmu kalau kau lupa. Kau masih berada di bawahku saat ini."

Daejung menyeringai mendapati wajah keras Taehyung, menggoda putranya adalah salah satu yang paling Daejung sukai, memancing seorang Kim Taehyung yang di kenal dingin adalah kegiatan menyenangkan.

"Berhenti memancing emosiku Dad, jawab saja pertanyaanku." Ucap Taehyung tanpa peduli bahwa di hadapannya ini adalah ayahnya sendiri.

"Kau benar-benar duplikat ayahmu Tae, tapi baiklah akan Daddy jawab. Semuanya sudah siap dan Daddy harap kau tidak akan menyesal untuk kedepannya Son, karena sekali kau memutuskan maka kau akan benar-benar terikat tanpa memiliki kesempatan untuk melepaskan diri." Ucap Daejung berubah serius, bahkan wajahnya yang biasa melunak terlihat begitu dingin.

Taehyung tetap pada wajah datarnya tanpa merasa terpengaruh pada ucapan ayahnya, karena dia tau betul peraturan yang ada. Dia sudah memutuskan untuk maju maka Taehyung tidak akan mundur apalagi mengubah keputusannya karena dia bukanlah tipe yang seperti itu.

"Aku tau, dan aku harap setelah ini kau tidak akan menghalangiku Dad. Termasuk memiliki apa yang seharusnya menjadi milikku." Ucap Taehyung penuh penekanan.

Daejung menyeringai kecil sembari memasukkan kedua tangannya pada saku celana.

"Kau putraku Son, apapun yang kau lakukan aku pasti akan mendukungmu, hanya saja jangan terlalu terburu-buru karena ambisi mu bisa saja menghianatimu."

Taehyung menatap mata Daejung dan sekilas bisa dia lihat ketulusan di sana.

"Kau memang ayahku Dad." Ucap Taehyung lirih .

Nyatanya memang hanya kau ayahku.

••••

Hera menyenderkan tubuhnya lemas pada sandaran kursi, di hadapannya beberapa berkas yang harus di kerjakan terlihat menumpuk membuat mata Hera sakit di buatnya.

Pagi ini seperti biasa di awali oleh kesibukannya di kantor, beberapa saat lalu Hanna sempat menawarkan untuk sarapan bersama namun Hera tolak dengan lembut karena memang dia sedang tidak nafsu makan, walaupun pagi tadi dia harus kena omelan Miranda yang khawatir padanya karena tidak makan apapun sebelum berangkat.

"Apa memang sebanyak itu?"

Hanna memandang ngeri pada tumpukan kertas di atas meja Hera, bahkan Hanna ikut merasa pusing hanya dengan melihatnya.

ADDICTIVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang