VOTE OY!
••••
Pagi harinya Taehyung berniat mengantar Hera pulang tak lupa memberi perintah pada para bawahannya untuk tetap berjaga di sana. Saat Taehyung baru akan masuk ke dalam mobil dia melihat sebuah mobil hitam mewah yang mengarah ke arahnya lalu berhenti tak jauh dari tempatnya berdiri.
Sementara Hera yang sudah terduduk manis di dalam mobil mengernyit melihat Taehyung yang hanya berdiri di depan sana, tak lama setelah itu seorang pria paruh baya keluar dari mobil yang baru datang tersebut.
"Taehyung." Pria paruh baya yang ternyata adalah Vander itu berjalan mendekat.
Taehyung hanya diam memasang wajah datar miliknya, Vander yang sudah terbiasa hanya mengulas senyum tipis, melirik pada kaca mobil depan dimana Hera tengah menatapnya penasaran, Vander kembali menatap Taehyung. Putranya yang begitu dia rindukan namun sampai kapanpun tak akan pernah bisa dirinya gapai kembali karena dirinya sadar betapa pengecutnya dia ketika berhadapan dengan darah dagingnya sendiri.
"Mulai sekarang hiduplah dengan damai, untuk Jackson biarkan Ayah yang melakukannya, aku tau kau menyimpan dendam pada pria itu tapi di bandingkan dirimu, aku jauh lebih ingin menghabisinya dengan tanganku sendiri." Vander berucap.
Taehyung mengalihkan pandangan ke sembarangan arah, entah mengapa melihat lagi presensi pria paruh baya di hadapannya membuat dia kembali mengingat peristiwa kelam di masa lalu. Taehyung yakin dirinya membenci Vander, namun jauh di dalam lubuk hatinya, Taehyung masih menyimpan begitu banyak pertanyaan yang ingin dia sampaikan namun memilih untuk bungkam dan tetap membenci pria yang berstatus sebagai ayahnya itu.
"Aku hanya ingin Jackson mendapatkan balasan yang setimpal." Ucap Taehyung dingin.
"Kau tidak perlu khawatir, aku pastikan pria itu akan membusuk di neraka, dan ini akan menjadi pemberian terakhir dariku untukmu. Setelah ini kau bisa menjalani hidupmu dengan tentram."
Vander tersenyum tipis kemudian tanpa berpamitan dia berniat kembali masuk ke dalam mobil sebelum suara Taehyung kembali mengudara.
"Apa kau akan tetap diam?"
Taehyung menatap punggung pria berumur itu dengan pandangan tak biasa.
"Sampai kapan aku harus menjadi orang bodoh yang tidak tau apapun?" Taehyung menyeringai. "Apakah kau masih menganggapku sebagai anak kecil?"
Vander menelan ludah sekilas, dia kemudian menoleh menatap figur tegap putranya. Sekilas terdapat penyesalan di kedua matanya, namun Vander dengan cepat menetralkan ekspresinya.
"Jika waktunya sudah tiba kau akan tau semuanya, aku tidak akan pernah mencegahmu saat itu benar-benar terjadi."
Tak mengatakan apapun lagi, Vander dengan cepat masuk ke dalam mobilnya meninggalkan Taehyung yang terdiam dalam pijakannya. Lagi-lagi penolakan yang sama yang selalu dia dapatkan, entah sampai kapan dia harus menahan diri. Vander bersikap seolah-olah dia masih bocah berumur 10 tahun yang tidak di perbolehkan mengetahui hal itu.
Hera yang berada di dalam mobil tidak bisa mendengar apapun, melihat kepergian Vander dengan mobilnya membuat dia berinisiatif keluar untuk menghampiri Taehyung.
Hera bisa melihat ekspresi sayu Taehyung, jarang sekali pria tampan itu memasang wajah tersebut, maka dengan pelan dia menyentuh lengan pria itu membuat Taehyung tersadar dari lamunannya.
"Kau baik-baik saja?" Hera menatap khawatir.
Taehyung menormalkan mimik wajahnya kemudian mengulas senyum tipis, mengusap lembut sisi wajah Hera sekilas kemudian mengangguk pelan memberi isyarat bahwa dirinya baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADDICTIVE [END]
Fanfic[COMPLETED] 𝗧𝗮𝗲𝗵𝘆𝘂𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗿𝗶𝗲𝘀 𝟮 ... Lee Hera tidak pernah ingin mencampuri urusan pribadi Ibunya, setidaknya sebelum sang Ibu yang datang dan memperkenalkan seorang pria paruh baya sebagai calon ayahnya. Serta kedatangan pemuda bermat...