ADDICTIVE 03 : WHO ?

405 53 5
                                    

HERA memandang takjub gedung besar di hadapannya. Gedung pencakar langit dengan desain luar biasa itu begitu menarik dan indah di matanya.

Saat ini dia tengah berdiri di depan sebuah gedung tinggi tempat dia akan melakukan wawancara perdananya hari ini. Telah lewat seminggu semenjak dia di pusingkan dengan pilihan kantor yang akan menjadi tempatnya bekerja. Hingga berhasil melewati beberapa tahap dan kini Hera berhasil menjadi salah satu dari banyaknya calon karyawan yang akan di wawancarai.

Rumor beredar bahwa perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan terkenal yang berjalan beriringan dengan KIM CORP atau sebut saja perusahaan milik Daddy nya yang kini menjadi milik Kim Taehyung.

Ah ngomong-ngomong tentang Taehyung, pria itu tidak ada di Seoul saat ini. Setelah perdebatan terakhir kali waktu itu, Taehyung mulai di sibukkan dengan segala hal tentang perusahaannya, dan dua hari setelahnya dia pergi ke Rusia untuk urusan bisnisnya.

Hera tidak tau dan tidak mau tau sebenarnya, tapi entah darimana pria itu bisa mendapatkan nomer telfon nya dan terus mengganggunya lewat benda persegi miliknya. Entah itu pesan suara atau foto dan video dirinya sendiri yang sengaja dia kirim.

"Permisi nona."

Hera menoleh menemukan seorang petugas keamanan yang berdiri memandangnya dengan tanya.

"Ah iya?"

"Seluruh calon pegawai sudah masuk ke dalam, nona juga harus segera masuk atau nona akan terlambat wawancara. Di sini waktu merupakan hal yang paling berharga." Jelasnya.

Hera meringis kecil, dia sampai tidak sadar berdiri terlalu lama di sini karena sibuk oleh kekagumannya. Membungkuk sekilas, Hera dengan cepat melangkah memasuki gedung dengan nama J.CORP di hadapannya.

"Ada yang bisa saya bantu nona?" Seorang resepsionis wanita tersenyum ramah.

"Saya ingin melakukan wawancara, perusahaan sudah menghubungi saya kemarin dan saya di minta datang untuk itu." Jelas Hera dengan ramah.

Hera bukanlah tipe wanita yang banyak bicara, jadi setelah resepsionis menunjukkan arah ruangan untuk wawancara, Hera langsung bergegas pergi untuk naik ke lantai yang sudah di beritahukan padanya.

Memilin jarinya gugup, Hera merasa aneh dengan dirinya. Karena untuk pertama kalinya dia akan melangkah dan memulai awal yang baru. Hal yang tidak pernah Hera bayangkan sebelumnya adalah, dia yang begitu begundal dan tidak suka di kekang malah memutuskan untuk hidup dengan aturan dunia kerja. Hera hanya berharap semua berjalan lancar sesuai bayangannya.

TING..

Bunyi lift berdenting terbuka, Hera langsung memacu langkahnya keluar. Matanya langsung di suguhkan oleh pemandangan lorong luas dengan interior indah di sekelilingnya. Sepanjang mata memandang Hera bisa melihat beberapa orang berkeliaran mengerjakan tugas mereka masing-masing, tak jarang dia menemukan ada yang bergerombol menciptakan beberapa obrolan. Sepertinya jam istirahat sudah di mulai. Wajar saja ini sudah waktunya makan siang, beruntung dia tidak terlambat datang.

Mata Hera memincing melihat beberapa orang yang sepertinya calon pegawai juga tengah berkumpul duduk di ujung lorong dengan menghadap ke satu pintu tertutup di depan mereka. Sepertinya wawancara sudah di mulai, Hera menghela nafas pelan menghilangkan rasa gugupnya.

Berjalan pelan dan mendudukkan tubuhnya di satu kursi kosong di samping seorang wanita dewasa berpenampilan sopan dan rambut panjangnya yang sengaja di ikat.

"Hei ku dengar CEO nya tidak ikut mewawancarai kita hari ini." Ucap wanita di sampingnya.

Hera hanya diam mendengarkan, tangannya saling meremat dengan gugup. Nafasnya terus di hembuskan perlahan.

ADDICTIVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang