ADDICTIVE 12 : MADNESS

277 36 1
                                    

LANGIT telah menampakkan awan gelap ketika bulan mulai naik menggantikan tugas matahari untuk memberikan sinarnya. Malam tiba namun Hera tetap nyaman dalam tidurnya di atas ranjang. Dia sudah bangun omong-omong, hanya saja dia memang tidak ingin beranjak dari sana karena masih terbayang oleh perlakuan Taehyung.

Kecurigaannya seakan menguat ketika mengingat bagaimana sikap pria itu sedari awal padanya yang bisa di bilang berlebihan sebagai seorang kakak kepada adiknya. Di tambah foto yang dia temukan di kamar ini, foto yang sempat membuatnya terkejut, Hera hanya tak habis pikir bahwa ini akan terjadi padanya.

Jangan salah, Hera sering menjumpai kasus seperti ini, di mana kakak beradik saling menyukai walaupun mereka sedarah, Hera tidak bisa menyimpulkan langsung bahwa Taehyung mempunyai ketertarikan padanya karena Hera takut membuat spekulasi yang salah dan akan menimbulkan masalah baginya di masa depan.

Walaupun keduanya adalah saudara tiri tetap saja mau di pandang dari sisi manapun hal ini akan salah, apalagi jika kedua orang tuanya mengetahui ini. Hera tidak mau berfikir jauh karena takut akan membuat Mommy nya kecewa nanti, tapi jika tidak segera di hentikan Hera tidak yakin Taehyung akan diam saja.

Selama hampir dua bulan dia tinggal bersama Taehyung dan ayahnya, sedikit banyak dia tau seperti apa tabiat pria tampan satu itu. Taehyung itu terlalu keras dan pemaksa, jika dia menginginkan sesuatu maka apapun caranya harus dia dapatkan untuk kepuasannya sendiri. Hera sanksi bahwa setelah ini Taehyung akan diam saja, setelah apa yang dia lakukan hari ini mungkin pria itu bisa lebih nekat lagi.

Hera menghela nafas panjang, memutar otaknya untuk berfikir keras, dia tidak mungkin diam saja. Hingga tiba-tiba di otaknya terlintas ide untuk pergi dari sini dan kembali ke London, itu terdengar lebih baik di banding bertahan di sini dan semakin membuat Taehyung terobsesi dengannya.

Tapi, Hera mengehentikan pergerakannya yang akan beranjak dari ranjang. Mendesah kesal ketika mengingat janjinya pada sang Mommy, Hera sudah berjanji bahwa dia tidak akan meninggalkan Mommy nya sendiri di sini, mau bagaimanapun juga hanya Hera satu-satunya keluarga kandung yang dia punya, putri satu-satunya yang paling dia sayangi. Lagipula meninggalkan Mommy nya di antara keluarga Kim sendiri bukanlah pilihan yang bagus.

"Kau sudah bangun rupanya."

Sebuah suara berhasil membuat Hera keluar dari lamunannya beberapa detik yang lalu, Taehyung berjalan dengan nampan berisi makanan dan minuman di tangannya, pria tampan itu berjalan dengan wajah santai mendekat pada Hera tanpa mempedulikan wajah penuh kebencian yang di lontarkan ke arahnya.

Dalam hati Hera terus mengutuk pria itu dengan tatapan matanya yang menajam, dalam bayangannya terlintas rencana licik untuk memukul kepala pria itu menggunakan nampan yang dia bawa sendiri, namun dengan cepat Hera mengalihkan pandangannya kesal, menekan seluruh emosinya di dalam hati.

Taehyung sadar akan hal itu, kebencian Hera adalah salah satu hal yang Taehyung tidak sukai, tapi dia paham bahwa ini akibat dari kecerobohannya, wajar jika Hera marah. Memang siapa yang masih bisa santai ketika di cium oleh kakak sendiri, walaupun berstatus sebagai saudara tiri tapi itu merupakan hal yang salah dan tidak wajar.

"Aku membuat makanan kesukaanmu, maaf jika mungkin rasanya tidak sesuai tapi kau harus tetap makan agar perutmu tidak kosong." Taehyung meletakkan nampan berisi makanan itu di atas nakas lalu memandang ke arah Hera.

Hera berdecih pelan berusaha mengalihkan pandangannya dari atensi Taehyung yang kini bersidekap sembari menatapnya.

"Kau benar-benar gila, bagaimana kau bisa se santai ini setelah apa yang kau lakukan padaku?" Hera berujar sinis dengan tangan mengepal di kedua sisi tubuhnya.

ADDICTIVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang