chapter 30

71 3 0
                                    


بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ

"Kamu mau dia tapi kalo Allah mentakdirkan kamu sama si itu gimana?"

_pertemuan resya_




(⁠〃゚⁠3゚⁠〃⁠)

"Turun" tatap Gus Rendi ke arah Marsya yang masi dudu di dalam mobil.

"Marsya ikut turun?, Ga ah males" ucap Marsya malas.

"Tapi pakaian Marsya beda sendiri dari mereka Marsya malu kali" ketus Marsya.

Gus Rendi menghela nafas dan kembali menatap Marsya "ga papa kali istri ku, ini kan pesantren ya emang kayak gitu jugaan kamu sopan ko pakaian nya. Masalah berbeda itu bukan urusan mereka, udah ayo masuk".

"Iya deh" Marsya pun terus terusan memandangi diri nya dari atas sampai bawah, merasa malu pasti nya.

Sedangkan Gus Rendi tampak heran melihat tingkah istri nya itu "udah hemm?, Ayok masuk"

"Iyaa iyaa"

Mereka berdua pun berjalan beriringan.

Yang benar aja semua mata kini tertuju pada mereka berdua.

Mereka terheran-heran pasti nya melihat Gus Rendi yang berjalan beriringan bersama seorang wanita terutama. Pandangan mereka kini jatoh nya fitnah si bulan iri. Karna pernikahan Gus Rendi dan Marsya tidak ada yang tau ya paling hanya sahabat dekat Gus Rendi seperti Azam ,Reno,dan Masi ada lagi yang lain. Apalagi Gus Rendi santri paling terkenal di ponpes itu bagaimana tidak terkenal ia adalah anak dari pemilik ponpes tersebut.

Dan satu lagi Gus Rendi sering di pangil dengan julukan "GUS RENDI" ya tentu nya kalian sudah tau karna outhor menyebut nya dengan pangilan Gus Rendi berkali kali.

Di sepanjang perjalanan Marsya benar benar di buat tak nyaman dengan pandangan para santriwati ke arah nya.

"Apa ada yang aneh di Marsya ya, ko mereka ngeliatin nya gitu amat si"

Gus Rendi yang melihat dan mendengar ucapan Marsya pun sudah faham. Tanpa berfikir panjang pun Gus Rendi langsung memegang tangan Marsya agar berjalan lebih cepat.

Di sela perjalananan mereka pun tiba tiba Gus Rendi menghentikan ayunan kaki nya.

"Eh Gus Rendi......mau kemana Gus?" Sapa seorang santriwati yang kebetulan lewat berlawanan di arah mereka.

"Ada yang ketingalan" jawab Gus Rendi singkat.

"Owalah iya Gus baik, kalau begitu ana duluan....permisi" ucap santri itu sopan hanya melihat ke arah Gus Rendi.

"Hah, bilang apa tuh santri Gus?, Telingga Marsya ga salah denger? Gus? Demi ape sya lu nikah sama Gus  ternyata!" Ucap Marsya heboh sendiri alam hati.

Ya Marsya tidak tau bahwa suami nya itu adalah seorang Gus ya dia pikir ia hanya santri biasa di pesantren tersebut.

"Pantesan nama pesantren nya pake nama tengah si mujidin" ucap Marsya sibuk dalam hati nya

etelah beberapa menit akhir nya mereka berdua pun sampai di depan sebuah ruangan, Gus Rendi pun langsung masuk dan buru-buru mencari kitab yang di maksut.

"Nah ini dia" ucap Gus Rendi sendiri.

Gus Rendi pun langsung menghampiri Marsya "udah ketemu ni ayo pulang"

Sedangkan yang di hampiri hanya terbengong bingung "hah, udah?"

"Iya udah, ayok pulang. Apa mau keliling pesantren?" Tawar Gus Rendi.

"Ah ngak, ayok pulang"

Mereka berdua pun beranjak pergi dari ruangan itu, dan pergi menuju mobil.

"Assalamualaikum kak" sapa seorang santriwati.

"Waalaikumsalam" balas Gus Rendi malah mengalihkan pandangan nya menuju Marsya.

Sedangkan yang di tatap hanya diam dengan segala kebingungan nya.

"Kak Farah punya satu tugas, bahasa Arab yang Farah ga bisa jawab, kakak bisa bantu Farah ga?" Ucap santriwati itu, ya yang ternyata itu adalah Farah.

"Nanti di coba" ucap Gus Rendi terlihat biasa dan formal.

"Wah, makasih ya kak nanti Farah kirim lewat wa"

"Na'am" balas Gus Rendi singkat.

Tiba-tiba mata Farah menatap sinis ke arah Marsya "ini siapa ya kak, ko pegang-pegang tangan kakak"

"Istri" jawab Gus Rendi lagi-lagi singkat.

Seketika wajah Farah menunjukan rasa tidak suka terhadap Marsya.

"Iuh pakaian nya sok alim banget, udah pendek, kecil lagi, ku pastikan aku yang pantas berada di samping mu kak" ucap Farah dalam hati dengan tatapan meremehkan.

Padahal pakaian yang di pakai Marsya lebih sopan daripada pakaian yang di pakai oleh Farah, ya walau Marsya malah lebih memakai pakaian lebih syar'i dari santriwati lain nya, ya emang si Marsya pendek tinggi nya di bawah rata-rata tetapi Marsya jauh lebih sopan daripada Farah. Ya tau sendiri ia santri tapi bisa-bisa nya seorang santri bahkan ia juga wanita merendahkan wanita lain.

"Kalau sudah tidak ada yang di bicarakan kami pergi" ucap Gus Rendi dengan ekpresi datar.

"Owh iya kak silahkan" ucap Farah sembari memberikan senyum sok manis nya kepada Gus Rendi.

Gus Rendi dan Marsya pun berlalu dari tempat itu, sedangkan Farah ia hanya terdiam sendiri di situ sembari memberikan senyum paksa nya, senyum tidak suka pasti nya.

"Sunguh kurang beruntung kamu kak mendapatkan gadis seperti dia, sudah bukan santri, bahkan ia pun Masi terlihat seperti adik mu di banding istri mu hahaha..., tunggu Farah kak Farah bakal mengantikan posisi dia" ucap Farah yang masi berdiri di tempat nya sembari menatap mobil Gus Rendi semakin menjauh.

Sedangkan di mobil....

Marsya hanya menekuk wajah nya sedari tadi, Gus Rendi yang menyadari nya pun menghentikan mobil nya.

"Kenapa cantik hem?" Tanya Gus Rendi mendekatkan wajah nya tepat di hadapan Marsya.

Sedangkan yang di tatap hanya bisa terdiam, malu pasti nya.

"Umm...g-a papa ko" ucap Marsya tak berani menatap Gus Rendi.

"Bener ga papa?"

"I-ya ga papa" ucap Marsya tak sedikit pun menatap Gus Rendi, hahaha malu banget si pasti nya.

Gus Rendi pun kembali mengambil posisi duduk nya, sedangkan Marsya sekilas terlihat menghela nafas lega.

"Itu tadi anak angkat Abi cantik, dia bukan siapa-siapa ko" ucap Gus Rendi yang sudah paham.

Marsya pun yang mendengar nya tampak memberikan senyum tipis nya, Gus Rendi yang hafal pun juga membalas senyum Marsya.

"Yaudah jalanin mobil nya Marsya udah cape" ucap Marsya tak mengalihkan pandangan nya.

"Iyaa iyaa"

Gus Rendi pun menjalan kan mobil nya, suasana dalam mobil kini kembali hening. Tak membutuhkan waktu lama akhir nya mereka pun sampai di rumah mereka.















Jangan lupa vote and komen!!!

Jangan jadi orang jahat!

PERTEMUAN RESYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang