*Maaf atas typo pada cerita dan pas post an Twitter
Heeseung menaiki mobil khusus menuju perpustakaan yang ada pada postingan Jake. Terlalu mudah menebaknya. Ia terus terusan saja gelisah di dalam mobil. Sialan ! Pengemudi yang sedari tadi memperhatikan Heeseung tersenyum kecil. Lucu juga ya melihat Alpha nampak panik seperti itu. Mobil berhenti tepat di depan perpustakaan.
"Aku akan menjemput mu lagi jam 17.00 ya, Tuan Heeseung," ucap Paman Yuki. Supir yang membawanya ke perpustakaan ini. Heeseung menganggukkan kepalanya. Dan, berjalan masuk kedalam perpustakaan. Sunyi dan sepi. Benar benar tempat untuk menenangkan diri. Heeseung menarik napas. Tidak mencium aroma tubuh Jake. Syukurlah Jake menggunakan Blockers pada tubuhnya.
Jika tidak, mungkin Heeseung sudah... Heeseung menggelengkan kepalanya. Membuang jauh jauh pikiran kotornya itu. Dan, mulai melihat mencari keberadaan Jake. Hingga, matanya menangkap siluet seseorang yang tengah menaiki tangga khusus untuk mengambil buku di rak yaang tinggi. Heeseung mendekati Jake yang masih berusaha mengambil buku yang dia inginkan.Namun, sayang. Ia tidak dapat menyeimbangkan dengan baik tubuhnya sendiri.
Untung saja, dengan cepat Heeseung melingkar kan tangannya di pinggang Jake. Agar Jake tidak jatuh. Jake yang kaget membuat bukunya jatuh. Namun, ia semakin kaget dengan siapa yang telah membantunya. Jake mendongakkan kepalanya menatap Heeseung. Dia berusaha menghindari tatapan hyung nya itu. Bagaimana tidak, Heeseung menatapnya dengan sangat intens. Seolah olah menalaah seluruh bagian wajahnya. Oh, Tuhan ! Kondisi macam apa ini ?!
Heeseung menatap Jake intens. Dan, bertanya dalam hatinya. Mengapa Jake bisa sangat cantik dan menggemaskan seperti ini ? Sebelumnya, memang Jake menggemaskan tapi entah mengapa saat kata Omega tersemat padanya. Kadar kecantikan dan kegemasan seorang Shim Jaeyun naik hingga 100 % . Heeseung menurunkan tatapannya yang berawal dari wajah kini mulai spesific terhadap satu bagian. Ya, bibir.Heeseung meneguk ludahnya dengan kasar. Hingga, Jake dapat melihat jelas adam apple Heeseung yang naik turun.
Heeseung dengan perlahan mendudukkan tubuh Jake ke salah satu anak tangga. Lalu, Heeseung mempersempit jarak di antara mereka. Tubuh besar Heeseung mengukung Jake yang nampak sangat mungil saat ini. Jake menundukkan kepalanya dengan kedua tangan yang ia katakan sebagai upaya perlindungan diri. Heeseung membungkukkan badannya dan mensejajarkan wajahnya pada wajah Jake. Heeseung berusaha untuk menyatukan tatapan mereka. Tapi, Jake terus berusaha menghindar dengan cara menatap ke lain arah.
"Bisa kau tatap aku sekarang, Jake ?," ucap dan tanya Heeseung dengan suara yang lebih berat dari biasanya. Bahkan, itu membuat Jake terkejut. Karna, ini kali pertama ia mendengar Heeseung berbicara dengan suara seberat itu. Heeseung menunggu dengan sabar sambil terus menelisik wajah kecil putih milik Jake. Heeseung mengalihkan pandangan dari bibir Jake kearah mata Jake. Menatap nya kembali dengan intens.
Jake dengan sekuat tenaganya melepaskan diri dari Heeseung dan menghindarinya. Heeseung terdiam sejenak lalu membalikkan badannya kemudian menatap Jake yang tengah berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri.
"Ap-apa yang sedang hyung lakukan disini ?," tanya Heeseung dengan terbata bata. Heeseung menatap lurus kearah Jake dan kembali berjalan mendekati Jake. Jake terus memundurkan badannya. Hingga, badannya menubruk rak. Sial ! Heeseung semakin mengikis jarak di antara mereka. Saat sudah tepat 2 langkah di hadapan Jake.
Heeseeung menatap Jake kembali. Ia semakin mengikis jaraknya dengan Jake. Hingga, dengan mudah Heeseung menyelipkan kaki kanan nya diantara kaki Jake. Dan, itu membuat Jake terkejut. Heeseung dapat melihat reaksi kecil Jake saat ini. Menggemaskan.Oh, Tuhan posisi saat ini sangat membahayakan Jake. Kaki kanan Heeseung berada tepat di bawah titik pusatnya. Jika Heeseung menggerakkan sedikit saja kaki kanannya. Maka, itu akan langsung mengenainya. Heeseung tentu tau.
Apa yang ada di pikiran Jake saat ini.Heeseung melingkarkan tangan kirinya ke pinggang ramping Jake dan menggunakan tangan kanannya untuk mendongakkan kepala Jake. Dengan perlahan Heeseung menarik tubuh Jake semakin dengan kearahnya. Dan, kini posisi Jake benar benar tidak menguntungkannya. Lari pun tidak bisa.
Jake mendorong kasar Heeseung dan berlari masuk ke dalam perpustakaan. Bodoh ! Heeseung mundur beberapa langkah, terdiam kemudian terkekeh geli. Dia menyugarkan rambutnya kebelakang, memasukkan tangannya ke dalam saku celana dan menatap Jake yang berlari semakin masuk ke dalam perpustakaan.
Jake terus berlari tanpa arah. Setaunya, ada pintu belakang yang dapat mengarahkannya langsung keluar. Namun, sebuah tangan menarik nya masuk ke dalam satu ruangan. Jake tersungkur ke karpet cokelat yang ada di ruangan itu. Ini adalah ruangan membaca khusus. Yang hanya boleh di isi oleh maksimal 2 orang. Jake mendongakkan kepalanya dan menatap Heeseung yang tengah menutup lalu mengunci pintu.
Jake memundurkan badannya saat Heeseung mulai melepaskan sepatunya dan mulai naik kemudian mendekati Jake. Heeseung mendorong tubuh Jake hingga ia terlentang dengan kepala pada bantal kecil yang disediakan di ruangan itu. Heeseung membuka topinya lalu melepaskan jaketnya dan mulai merangkak perlahan mendekati. Saat hendak kabur. Heeseung dengan cepat menimpa tubuh Jake agar dia tidak bisa pergi kemana mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓓𝓔𝓢𝓣𝓘𝓝𝓨
Fanfiction"Ketika kamu dipermainkan oleh takdir. Jangan merasa sedih. Karna, kamu akan mengerti suatu saat nanti. Bahwa, takdir bukan ingin mempermainkan mu. Tapi, takdir ingin membuat mu mengerti tentang dunia ya baru ini,"