Cold and Sorry

459 31 2
                                    

*Mohon maaf atas kesalahan pengetikan dalam book ini atau typo pada book dan pada postingan twitter


PLAKK !!

Semua orang terdiam, Jake menampar wajah Heeseung. Heeseung terdiam lalu terkekeh. Kemudian menatap Jake yang tengah menunjuk wajahnya. Lihatlah, kini dia yang di tuduh menjadi pelaku dalam kejadian ini. HAHAHA. Lucu sekali.

"Aku tidak sudi memiliki mate yang bajingan seperti mu !!," bentak Jake. Heeseung terkekeh lalu menatap Jake. Jay terdiam tidak bisa berkata kata melihat keadaan Jungwon yang hancur. Sangat hancur. Heeseung terdiam lalu menatap Jake dengan tatapan datar yang hanya membalasnya dengan tatapan marah sambil mengepalkan tangannya.

"Sudah lebih dari 3 minggu kamu selalu memikirkan idolamu. Tanpa, memikirkan aku," ucap Heeseung membuat Jake terdiam. Jake dengan perlahan menatap Heeseung. Ia kembali mengingatnya, ia menjauh dari Heeseung. Jake terdiam dan menatap Heeseung yang mulai meneteskan air matanya. Rasa sesak memenuhi hati dan pikiran Heeseung saat ini. Ia juga tidak ingin melakukan ini. Dia mengusap gusar wajahnya dan menatap Jake.

"BAHKAN KAU JUGA MELUPAKAN MASA RUT KU, JAKE !," bentak Heeseung pada Jake membuat Jake terdiam dan terkejut kemudian menangis. Sunghoon dan Sunoo memeluk tubuh Jay dengan erat. Taehyun yang berusaha memisahkannya malah di peluk erat oleh Mark. Niki ? Ia bersembunyi di balik badan Yuta.

"AKU CEMBURU DAN AKU DALAM MASA RUT. EMOSI KU TIDAK DAPAT KU KONTROL SAMA SEKALI, JAKE. DAN, KAU ? KAU DIMANA ?!," tanya Heeseung sambil menunjuk Jake dengan menaikkan suaranya. Jake terdiam dan mulai menangis lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Heeseung mengusap kasar wajahnya.

"Hyung.., aku..," ucap Jake dengan terbata bata dan berusaha untuk menyentuh Heeseung. Tapi, Heeseung dengan cepat memberi jarak antara dia dan Jake. Heeseung menatap tajam ke arah Jake. Ia menggelengkan kepalanya yang membuat Jake kembali menangis sambil menyentuh dadanya sendiri. Sesak.

"Aku juga tidak melakukan ini, Jake. Aku tidak ingin menjadi seorang bajingan yang memperkosa dan mengambil kenikmatan dari beta ku sendiri. YANG SEHARUSNYA MENJAGA OMEGAKU. AKU. TIDAK. MAU, JAKE !," bentak Heeseung pada Jake yang membuat Jake semakin merasa bersalah atas tindakannya.

"Ak..aku tau aku salah. Maafkan aku, hiks. Maaf telah menuduhmu seperti ini. Maafkan aku," tangis Jake berusaha menggapai tubuh Heeseung. Tapi, sekali lagi Heeseung memberikan jarak antara mereka. Kemudian, ia masuk ke dalam kamar itu. Mengambil semua pakaian Jake, memasukkannya ke dalam koper kemudian menyeretnya keluar. Membanting koper itu ke lantai.

"Tidurlah di manapun kau mau. Kamar ini akan jadi kamar ku dan Jungwon. Aku muak melihat mu !," bentak Heeseung lalu masuk ke dalam kamar. Saat hendak menghampiri matenya, Heeseung langsung menutup pintu kemudian menguncinya. Jake ambruk ke lantai. Rasa bersalahnya pada Jungwon dan Heeseung menyeruak masuk ke dalam hatinya. Bodoh.

Jake terdiam dan jatuh ke lantai. Sunghoon dan Taehyun mendekati Jake lalu memeluk nya begitupun dengan Sunoo. Jay menghela napas dan menyuruh Mark dan Yuta membawa istri mereka masuk ke kamar. Yang dianggukki oleh keduanya. Awalnya mereka menolak tapi setelah di paksa akhirnya ia mematuh keinginan pasangan masing masing.

Sudah lebih dari 1 bulan, Jake dan Heeseung menjauh satu sama lain. Jake kini menjadi seperti mayat hidup. Heeseung sibuk dengan solo karir nya dan Jungwon tentu saja. Setelah sembuh, Jake langsung menemui Jungwon dan meminta maaf padanya. Jungwon ? Tentu saja ia langsung memaafkannya. Sakit, tubuhnya sangat sakit. Tapi, melihat kejadian ini. Ia bersyukur Jake langsung menyadari dan meminta maaf padanya. 

Jungwon memaafkannya. Tentu saja. Jungwon sudah beberapa kali mencoba menghibur Jake. Tapi, Jake terus terusan saja menyalahkan dirinya sendiri. Hari ini, tubuhnya merasa sangat panas. Disini hanya ada dia saja. Jake menatap ponsel nya dan menyadari bahwa ini tanggal heatnya. Sakit, ia butuh matenya. Seketika, Jake mengingat kejadian itu. Heeseung pasti sama tersiksa nya seperti ia saat ini.

"Apa ini yang Heeseung hyung rasakan saat tidak ada aku ? Sakit sekali," batin Jake meremas kerah bajunya sendiri. Kemudian, terduduk di lantai yang dingin. Panas, ia butuh di masuki saat ini. Hiks, sakit. Ia berusaha menyentuh dirinya sendiri. Tapi, ini kurang. Ia butuh lebih dari ini.

"Ck! Feromon mu bau. Minumlah supressant," ucap sarkastik Heeseung yang baru saja datang kemudian menutup pintu dormnya. Heeseung tidak mau bertindak seperti itu. Tapi, ego nya terlalu tinggi. Untuk apa ia memikirkan Jake saat ini. Saat itu saja, dia tidak memikirkan. Buang buang waktu. Ketika hendak pergi dari sana. Jake dengan cepat mencekal Heeseung lalu mendorongnya ke sofa. 

Heeseung berdecak kesal dan berniat pergi dari sana. Tapi, Jake duduk tepat di miliknya lalu menggesek nya. Sialan ! Heeseung mengalihkan pandangannya dari Jake. Namun, Jake malah mengarahkan wajah Heeseung ke arahnya kemudian menciumnya. Heeseung menggeram sekali. Dirasa sudah cukup bagi Jake, ia turun dari pangkuan Heeseung dan dengan gerakkan sensual ia membuka resleting celana Heeseung.

"Jake, cukup," ucap Heeseung lalu berusaha menghindar tapi seketika ia kembali terduduk dan mendongakkan kepalanya. Saat ia merasakan miliknya di hisap cukup kuat oleh matenya. Sialan ! Suara desahan Heeseung menggema ia menekan kepala Jake yang tentu saja di terima dengan baik perintah itu. Orgasme pertama menyerang tubuh Heeseung. Jake dengan cepat menelan semuanya. Ia menatap Heeseung dan kemudian bangkit kembali lalu duduk di pangkuan Heeseung dan memeluknya.

"Maafkan aku, hikss. Jangan seperti ini aku mohon, hikks," tangis Jake. Heeseung terdiam dan menjilat bibirnya sendiri. Memegang pipi Jake dan mengarahkan wajahnya pada nya. Mengusap pipi gembil milik Jake yang memerah. Ia harusnya bisa melihat miliknya seperti ini. Sama seperti yang ia alami waktu itu. Tapi, kenapa rasanya sakit sekali melihat nya seperti ini ? Kenapa ia tidak biarkan saja Jake tersiksa ? Biar adil. Tapi, ini ?

"Janji, tidak mengulanginya lagi ?," tanya Heeseung pada Jake. Jake dengan tersedu sedu menganggukkan kepalanya. Heeseung kembali menyatukan bibir mereka, melumat satu sama lain dan berbagi air liur. Akhirnya, mereka pun bersatu kembali. Suara desahan yang begitu nikmat memenuhi dorm itu. Heeseung merasakan dirinya sangat puas. Jauh lebih puas. Heeseung mencium miliknya itu yang dengan cepat dibalas oleh yang lebih muda.

"Jangan lakukan lagi ya, sayang," ucap Heeseung dengan suara paraunya. Jake menganggukkan kepalanya. Ia tidak bisa membalas ucapan dari milik nya itu aka matenya. Karna, seketika Heeseung menggerakkan tubuhnya dengan sangat cepat. Dan, hanya suara desahan yang keluar dari mulut Jake. Indah, indah sekali. 

Jay yang datang ke dorm hendak membawa Jake ke penthouse nya terhenti di depan pintu saat ia mendengar suara desahan dari dalam. Ia tersenyum manis dan kembali berjalan menuju Sunghoon yang berada di parkiran saat ini. Kemudian masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk ke tubuhnya.

"Loh, Jake mana ?," tanya Sunghoon melihat sekitar dan Jay tersenyum menatap Sunghoon. Sunghoon yang mendapat sinyal itu tersenyum bahagia. Akhirnya !!! Mereka kembali bersatu !!! Sunghoon menatap perutnya yang semakin membesar, mengelusnya sekali dan menatap Jay yang tersenyum pada nya. Sunghoon kembali menatap perutnya dan tertawa diselingin tangisan bahagia. Jay terkekeh kecil, matenya terlalu sensitif. Menggemaskan.

"Hiks, lihat lah aegi. Calon pasangan mu sebentar lagi akan hadir di dunia ini," ucap Sunghoon kembali meneteskan air matanya. Jay tertawa kecil yang mengalihkan pandangan Sunghoon pada perut nya ke pasangannya yang tersenyum. Lalu, dibalas kekehan kecil Sunghoon kemudian menganggukkan kepalanya.

"Iya, aegi. Kau akan berpasangan dengan wolfie milik paman mu, Paman Hee dan Paman Jake. Sedangkan, anak dari Paman Mark dan Taehyun akan berpasangan dengan anak dari Paman Yuta dan Niki. Oh Tuhan, aku bahagia sekali," ucap Jay sambil tertawa dan diakhiri dengan tangisan kecil yang menandakan bahwa ia sangat bahagia. Begitupun dengan Sunghoon, ia tersenyum. Bahagia sekali, ia tidak pernah sebahagia ini selain saat ia mengetahui ia hamil. Ini hadiah terbesar yang Tuhan berikan baginya setelah anak ini.

"Terima kasih," batin Sunghoon

𝓓𝓔𝓢𝓣𝓘𝓝𝓨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang