*Mohon maaf atas typo pada tulisan cerita, terima kasih.
Jay dan Heeseung merapikan bukunya. Dengan kepala yang penuh dengan segala macam urusan di dunia ABO ini. Heeseung memijat pangkal hidungnya. Dan, duduk di meja sambil bersedekap dada. Yang hanya menyisakan dirinya dan Jay di kelas. Jay yang melihat itu langsung ikut menghela napas dan duduk di meja yang berhadapan langsung dengan Heeseung.
"Jadi, kita harus mencari beta secepatnya. Tapi, benar juga sih. Omega tidak akan terlalu terbuka dengan alphanya. Maka dari itu, beta hadir. Beta pintar dan kehadirannya bagaikan penolong atau penengah. Tapi, apa harus sampai melakukan hubungan intim untuk menandai beta itu ?," ucap dan tanya Jay pada Heeseung. Heeseung menghela napas dan menatap Jay.
"Ya, aku juga tidak tau, Jay. Tapi, alasan kita para alpha menandai beta dengan melakukan hubungan intim. Maka, beta itu bisa di kontrol dengan baik. Dan, akan setia pada kita. Makanya, harus sampai melakukan itu," ucap Heeseung. Namun, sedetik kemudian dia menghela napas kembali dan memijat pangkal hidungnya.
"Pertanyaannya, siapa ? Siapa beta yang pantas bersama kita ? Siapa beta yang bisa menjaga omega kita dengan baik ? Siapa ?," tanya Jay dengan beruntun pada Heeseung. Heeseung menggelengkan kepalanya. Kepala nya pusing. Jay nampak berfikir. Dia tidak mungkin melakukan hal itu bukan pada beta yang tepat. Karna, nanti ditakutkan beta itu akan mencintai omeganya. Jay menggelengkan kepalanya. Tidak, tidak boleh !
Seketika Jay terdiam, tunggu ! Ada sesuatu yang ia lewatkan. Satu detik, dua detik, tiga detik, empat detik dan detik kelima Jay berdiri. Hal itu membuat pikiran Heeseung buyar. Membayangkan dirinya berhubungan intim dengan orang lain selain Jake ? Oh, tidak ! Meskipun pada akhirnya Omega nya juga harus melakukan hubungan intim juga. Tapi, ia tidak terima dengan itu !
Oke kembali pada Heeseung yang pikirannya buyar lalu mendongakkan kepalanya dan menatap Jay. Jay turun dari meja dan menghampiri Heeseung. Saat hendak bicara, Jay kembali berfikir. Apakah Heeseung hyung setuju dengan idenya ? Tapi, masalahnya waktunya mepet. Masa penandaan Alpha dan Beta akan di langsung kan 3 hari lagi. Yap, benar sekali. 5 hari sebelum para alpha rut dan akan melakukan matting pada Omega.
"Katakan saja, Jongseong. Jangan menggantung seperti itu," ucap Heeseung yang menyadari bahwa ada sesuatu yang ingin di sampaikan Jay. Jay menatap Heeseung seakan meminta persetujuan. Heeseung menganggukkan kepalanya. Jay menghela napas sekali dan menatap lurus ke arah Heeseung. Heeseung menegapkan tubuhnya dan menatap serius ke arah Jay.
"Tidak perlu jauh jauh, hyung. Sunoo dan Jungwon," ucap Jay membuat Heeseung terdiam. Astaga, dia lupa. Kan, kedua orang itu beta. Heeseung terdiam sejenak dan menatap Jay lalu menganggukkan kepalanya.
"Kita perhatikan dulu. Pasangan kita lebih dekat pada siapa. Agar, ya mereka nyaman juga," ucap Heeseung pada Jay lalu dianggukki oleh Jay. Pikiran mereka buyar seketika saat suara dering ponsel terdengar. Itu berasal dari ponsel Heeseung. Heeseung menatap ponselnya dan mendapati tulisan "Taeyong Sunbae". Heeseung mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan itu.
"Hyung, wae ?," tanya Heeseung pada Taeyong di ujung sana. Jay memperhatikan wajah Heeseung yang seketika berubah dan langsung menegapkan dirinya kemudian menatap Jay. Jay yang melihat itu jadi ikut panik dan mendekat ke arah Heeseung dengan wajah yang panik.
"Ya, aku..aku dan Jongseong akan kesana. Tenang, hyung. Tenang," ucap Heeseung terburu buru dan menutup ponselnya. Jay menatap Heeseung meminta penjelasan.
"Mark, Mark hyung telah melakukan Matting pada Taehyun," ucap Heeseung membuat Jay membeku dan ikut berlari mengejar Heeseung sambil membawa tasnya. Sialan !
Dilain sisi, Taeyong menangis dengan kencang. Tubuhnya sudah jatuh ke bawah sambil berusaha di tenangkan oleh Haechan dan Jungwoo. Semua member NCT 127 ada disana. Mereka semua sudah tau jati diri Mark dan apa yang terjadi pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓓𝓔𝓢𝓣𝓘𝓝𝓨
Fanfiction"Ketika kamu dipermainkan oleh takdir. Jangan merasa sedih. Karna, kamu akan mengerti suatu saat nanti. Bahwa, takdir bukan ingin mempermainkan mu. Tapi, takdir ingin membuat mu mengerti tentang dunia ya baru ini,"