*Maaf atas kesalahan dalam penulisan dan pada postan twitter
Ruang recording milik SM Entertaiment sudah penuh berisi member NCT 127. Namun, Mark belum juga sampai. Taeyong berdiri dan bersedekap dada menunggu kedatangan Mark. Beberapa detik setelahnya, suara pintu terbuka mengalihkan intensi seluruh anggota. Mark datang dengan tubuh yang penuh keringat akibat berlari. Mark berusaha mengatur napas nya lalu masuk kemudian menutup pintu.
"Maaf, maafkan aku. Aku telat, perjalanannya macet sampai ke sini," ucap Mark kepada mereka semua. Mereka menganggukkan kepala. Mengerti, tentang posisi Mark saat ini. Recording pun dimulai. Mereka sangat berisik. Sungguh, ada yang tertawa sampai ada yang mengulang berkali kali. Tapi, fokus Taeyong ada pada Mark sedari tadi. Mark terlihat tidak fokus dan lebih sering termenung sejak kedatangannya tadi.
"Ada apa dengan anak itu ?," batin Taeyong sambil bersedekap dada. Taeyong berdiri dan itu membuat Johnny mendongakkan kepalanya. Melihat Taeyong yang berjalan kearah Mark. Syukurlah, Taeyong peka. Sejak awal recording di mulai Johnny merasa aneh dengan tingkah laku adik nya itu. Untung saja, Taeyong dengan cepat menyadarinya.
"Mark, kamu baik baik saja ?," tanya Taeyong dengan perlahan menyentuh lutut Mark. Dan, reaksi yang diberikan Mark bisa dibilang berlebihan bagi Taeyong. Ya, berlebihan. Dia hanya menyentuh lututnya perlahan tapi Mark seterkejut itu dan langsung merasa lega saat mengetahui dirinya lah yang memanggil dia.
"Aku ? Haha, aku baik baik saja, hyung. I am 100% okay," ucap Mark lalu diakhir kekehan. Jika kalian berfikir Taeyong percaya. Oh, tentu tidak. Dia mengenal Mark bukan hanya bulan tapi sudah bertahun tahun.
"Lalu, tadi. Kamu dari mana ? Lama sekali. Ini pertama kalinya kau telat, Mark. Dan, kenapa kamu tidak membalas pesan ku ? Apa memang kamu sesibuk itu ?," tanya Taeyong secara beruntun. Mark terlihat sedikit gelagapan saat pertanyaan itu keluar dari mulut Taeyong. Sekarang Taeyong semakin yakin. Ada sesuatu yang tengah disembunyikan Mark dari nya dan para member. Atau mungkin, dari agensi dan dunia.
"Ah, itu.. aku.. aku kehabisan paket data. Makanya aku tidak tau kau mengirimi ku pesan," ucap Mark pada Taeyong. Johnny yang mendengar itu meroll eyes matanya. Dia tau akun pribadi milik Mark. Dan, dia beberapa kali online. Astaga, Mark. Apa yang berusaha kau tutupi ?
"Kamu ? Kehabisan paket data ?," tanya Taeyong penuh selidik pada Mark. Mark menganggukkan kepalanya seolah mengiyakan pertanyaan Taeyong. Taeyong menaikkan sebelah alisnya.
"Jadi, aku pergi ke super market untuk membeli paket data," ucap Mark. Taeyong memiringkan kepalanya dengan alis yang bertaut.
"Sampai 2 jam ? Kau beli paket data selama 2 jam jika kau lupa, Mark. Kamu beli di super market mana ? Kan, di depan gedung saja ada super market. Kamu tidak berniat berbohong pada ku kan, Mark ?," ucap Taeyong dan memberikan gestur angka 2 dengan tatapan penuh selidik.
"Ya, aku sekalian jajan dan keliling, hyung. Hehe," ucap Mark dan di akhiri tawa paksanya. Taeyong menurunkan tangannya dan menatap intens kearah Mark. Namun, entah mengapa Mark mendapatkan ilmu untuk mempertahankan wajah datarnya. Taeyong menghela napas lalu menganggukkan kepala.
"Jika ada masalah, tolong ceritakan pada ku. Bagi masalah mu dengan ku atau member lainnya. Kamu tidak sendiri, Mark," ucap Taeyong lalu dibalas anggukkan kecil Mark. Lalu, setelah Taeyong menjauh Johnny dapat melihat Mark yang bernafas lega. Johnny menaikkan sebelah alisnya. Ini pasti ada yang dia sembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓓𝓔𝓢𝓣𝓘𝓝𝓨
Fanfiction"Ketika kamu dipermainkan oleh takdir. Jangan merasa sedih. Karna, kamu akan mengerti suatu saat nanti. Bahwa, takdir bukan ingin mempermainkan mu. Tapi, takdir ingin membuat mu mengerti tentang dunia ya baru ini,"