3

295 18 2
                                    

Curhatan Front Office

Tingkatan front office di Diamond Ring memang berbeda dengan yang ada di Hotel lain. Edginee membagi mereka menjadi tiga tingkat. Manager Front Office. Kabag Front Office, dan Resepsionis. Dimana untuk Kabag Front Office dan Resepsionis dibagi menjadi 3 shift. Sedangkan Manager Front Office adalah non shift.

Breefing dadakan saat ini di isi oleh ketiga orang Kabag Front Office dan Resepsionis shift pagi dan siang. Tentu saja ada Tiara sebagai Manager Front Office dan Maura Asistent General Manager.

"Kalian tahu tidak apa masalah utama di sini?" tanya Revan sambil memutar pulpen di tangannya. "Kalian anak-anak Front Office tidak mengecek kartu platinum milik pria tadi."

"Ya Tuhan. Itu kartu khusus yang tagihan menginapnya itu masuk tagihan perusahaan langsung. Makanya kalian lihat sendiri kedua orang tadi nggak ngeluarin pembayaran apa pun."

"Sebenarnya saat pelanggan datang tanpa identitas pun, kalian bisa langsung tolak." ujar Tiara perlahan. "Ini pelajaran pertama dan terakhir buat kalian, jangan pernah terima identitas dalam bentuk fotocopy. Kita tidak pernah tahu itu asli atau palsu."

Kehebohan pagi ini jelas sudah sampai ke semua anak-anak Front Office melalui group chatting.

"Masalahnya Bu, Pak, mereka itu member. Salah sedikit aja kita semua habis." sahut Dania yang mendapat anggukan setuju dari seluruh anak Resepsionis.

"Iya Bu. Kemarin ini saja Yeremia kena marah Pak Juana karena Yeremia minta KTP atau SIM. Pak Juana sampai bilang kita tidak becus dalam menghafal wajah pelanggan." sahut Vina salah satu anak Resepsionis shit siang.

"Kita kan nggak tahu ya Bu, Pak siapa saja yang pegang member silver, gold, atau platinum. Lagian beberapa dari mereka itu bikin atas nama suami yang pakai istrinya. Atau anaknya. . ."

"Atau cucunya. Pokoknya bisa saudara mereka sendiri yang pakai." Theo memotong ucapan Jihan.

Revan mengakui kelemahan sistem member tersebut. Jujur saja entah sudah berapa kali keributan yang terjadi karena kartu member di gunakan oleh orang lain.

Padahal niatnya Edginee, Revan, Maura, dan Tiara dulu kartu member itu untuk memudahkan pada

"Maura, coba kamu kumpulkan semua data member gold dan platinum. Minta foto mereka kalau perlu. Dan minta anak IT untuk update ke sistem." ujar Edginee yang baru saja masuk ruangan. "Kamu juga coba komunikasi sama anak PR atau Marketing buat bikin kebijakan baru soal penggunaan kartu member."

"Edginee," panggil Revan, "Kamu yakin mau ganti kebijakan?"

Edginee mengangguk pasti. "Kayaknya kebijakan kita terlalu longgar sampai mereka bisa seenaknya."

Tiara dan ketiga Kabag Front Office mengangguk setuju.

Keuntungan kartu Member selama ini hanya soal kemudahan dalam proses check-in. Para pemilik kartu Member tersebut tidak perlu memilih kelas kamar yang akan mereka gunakan dan kamar tersebut akan selalu tersedia kapanpun mereka check-in. Harga kamar hotel yang mereka gunakan pun akan mendapat diskon sesuai dengan jenjang kartu Member teraebut.

Selain itu tentu saja untuk pelayanan-pelayanan lain yang tersedia di Diamond Ring.

"Dan kebijakan baru itu apa?" tanya Revan penasaran.

Edginee teraenyum kecil, "Kartu Member hanya bisa di gunakan oleh pemiliknya sendiri. Jika di gunakan oleh orang lain yang tidak sesuai dengan data yang ada maka tarif kamar hotel akan sesuai tarif biasa."

"Wah. . ."

"Setuju ih!" sahut Maura.

"Kalau begitu kalian anak-anak operasional boleh bubar. Saya minta Maura, Bu Tiara, dan Pak Revan tetap di tempat ya."

Dan keseluruh penghuni ruangan rapat membubarkan diri. Kembali ke rutinitas mereka masing-masing.

Brefing dadakan seperti ini memang tidak akan memakan waktu yang lama. Karena bagian depan tetap harus ada yang stand by.

"Kita kecolongan buat yang kali ini." ujar Edginee pelan begitu anak-anak Front Office keluar.

"Cakra sudah konfirmasi ke PT Gutama. . ."

"Dan?" tanya Maura penasaran.

Jujur saja saat kehebohan pagi tadi terjadi, Maura tengah di ruangan Marketing. Karena ada kesalahan dalam iklan yang mereka buat untuk promosi acara di akhir tahun yang akan di adakan di hotel.

Edginee menghembuskan nafasnya perlahan, "Dompet punya Enrico itu hilang sebulan lalu. Asisten sama Seketarisnya baru ngurusin soal Kartu ATM sama Kartu Kredit. Kartu-kartu yang lain belum mereka urusin."

"Shit!" ujar Revan perlahan, "Jadi ada kemungkinan dua orang itu pencuri?"

Edginee menggelengkan kepalanya, "Entah. Cakra lagi usut soal Member Silver yang perempuan. Tapi yang perempuan emang travell bloger. Akun Instagramnya asli."

"Gila!" ujar Tiara sambil menggelengkan kepalanya. "Gimana caranya kartu yang ada di dompet yang hilang itu ada di sini?"

"Itulah. . ."

"Ini Membernya langsung masuk tagihan ke perusahaan loh, Gi." peringat Revan.

"Cakra lagi komunikasi sama pihak sana. Kalau ternyata pihak Gutama nggak terima ya sudah, kita refund saja uangnya ke sana. Anggap kesalahan kita."

Maura berdecak tidak terima. Tiara menggelengkan kepalanya. Dan Revan hanya bisa memijat keningnya.

Masalah kerugian di Hotel memang selalu ada saja. Karena itu saat Edginee mengambil alih tanggungjawab di Diamond Ring ini dia menyiapkan dana sendiri khusus untuk kerugian tidak terencana.

~ Dream Wedding ~

To Be Continue

J.F.E.L

Dream Wedding ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang