23

134 10 1
                                    

Perlahan yang Pasti

- Flashback On -

Enrico bukan sekali dua kali mendengar nama Edginee Prawira. Anak pertama Sandy Prawira dan Ghea Santoso. Mereka berasal dari lingkungan dan area pertemanan yang sama.

Tapi di luar itu, nama Edginee sering di bicarakan para Tante nya jika sedang berkumpul. Apalagi kalau bukan mantan tunangan Caiden yang gagal nikah.

Jelas jiwa kepo Enrico keluar terutama kalau Sean pasang tampang kecut saat beberapa teman mereka bertanya padanya soal Edginee.

"Kenapa sih BT banget tampang loe kalau anak-anak ngomongin Edginee?" tanya Enrico sambil mengambil sebatang rokok dari bungkus rokok yang ada di tengah meja.

Kebetulan di meja ini hanya ada Enrico dan Sean setelah Bryan dan Matteo memilih mencari minuman di bawah sana.

Sean berdecak pelan sebelum akhirnya angkat bicara, "Mereka tuh antara nggak tahu beneran kabar Gigi apa pura-pura nggak tahu! Kesel anjir! Joshua yang temenan sama Caiden aja nggak pernah tanya apa-apa sama gua kalau lagi kumpul. Mereka temen Caiden bukan! Temen Gigi bukan! Cuma suka ngumpul sama loe-gua aja sok kenal!"

Okay, nampaknya Enrico harus mulai hati-hati bicara topik ini. Joshua sempat bilang kabar burung banyak bertebaran soal Edginee dan Caiden. Tapi yang pasti, mereka berdua gagal nikah karena Caiden selingkuh sama Agni yang sahabat Edginee dan Rania.

"Mereka cuma nanya kabar Gigi loh, Sean."

"Anjir lah!" Sean mengacak rambutnya kesal. "Loe tahu nggak kalau Gigi tuh sekarang ada di RSJ."

"Hah? Maksud loe?"

"Gigi nggak gila, anjir!" Sean memukul kepala Enrico.

"Eh bangsat! Gua juga tahu kalau RSJ bukan cuma buat orang gila. Gua cuma tanya maksud loe apa? Kenapa sampai di rawat di sana Gigi?"

"Ceritanya panjang, Do." Sean menghembuskan nafasnya perlahan, "Singkat cerita Gigi trauma setelah gagal nikah sama Caiden. Dia baru masuk 3 hari ini, itu pun setelah bolak balik nyari psikolog knilis plus psiater yang cocok sama dia."

"Selama ini di rawat di rumah?"

"Heem."

"Gigi nggak self harm?"

"Nyaris Do. Kalau nggak ketahuan sama Elle entah jadi apa dia."

"Serius loe? Kok bisa sampai begitu?"

"Gigi ngerasa dia yang salah selama ini sampai akhirnya Caiden selingkuh. Dia ngerasa, dia belum ngasih yang terbaik sama Caiden. Bangsat nggak! Padahal loe sama gua plus semua orang juga tahu, Caiden yang berengsek!"

"Belum lagi masalah Agni. Menurut psikolognya, Gigi ngerasa dia sama Rania yang bikin Agni milih jalur itu. Agni minder dan tertekan temenan sama dia dan Rania."

Enrico diam membisu. Dia binggung harus mengomentari apa. Menurutnya pasangan selingkuh itu harus dua arah. Nggak mungkin cuma si cowok atau si cewek yang salah.

Dan Enrico jelas tahu seperti apa Caiden dulu sebelun pacaran dengan Edginee.

"Kalau perkembangan Gigi oke dan nggak mikir negatif lagi, seminggu lagi dia bisa keluar."

Bagi sebagian orang, selingkuh bukan akhir segalanya tapi tidak bagi beberapa orang. Mereka akan mempertanyakan apa yang kurang darinya sehingga pasangannya memilih selingkuh.

- Flashback Off -

"Jadi kamu udah tahu kalau aku pernah konsul ke psikolog?" tanya Edginee saat selesai mendengar cerita Enrico.

Enrico mengangguk singkat. "Kamu masih konsul sampai sekarang?"

"Masih."

Edginee sibuk dengan jumbo dragon roll dan tidak melihat perubahan wajah Enrico.

"Karena aku? Atau karena ketemu Caiden waktu itu?"

Sejujurnya Enrico itu susah-susah gampang pendekatan dengan Edginee. Bukan hanya karena trauma Edginee tapi juga karena Edginee sendiri membatasi diri.

"Kamu."

"Hah?"

Edginee menaikkan kedua bahunya bersamaan. "Mantan aku cuma satu, Caiden. Sebelum sama Caiden cowok-cowok yang deketin aku rata-rata pada diem-diem. Nggak ada yang terang-terangan. Dan Caiden pun deketin aku nggak kayak kamu."

"Jadi sejujurnya aku agak binggung nanggepin kamu." dan takut! gumam Edginee dalam hati.

Enrico juga sebetulnya binggung harus menanggapi Edginee seperti apa. Selama ini mantan-mantannya tidak ada yang seperti Edginee. Perempuan baik-baik dengan kelakuan yang sama baiknya.

Oh astaga! Sekalipun Enrico punya barisan para mantan yang panjangnya sama kayak orang mau antri sembako, tapi nggak ada satu pun wanita yang benar-benar baik-baik secara kelakuan, sifat, pembawaan, dan lingkungannya.

Karena itu Enrico lebih berhati-hati mendekati Edginee.

"Kalau aku boleh jujur, kamu juga orang pertama yang seperti ini."

Edginee meminum air putih sambil menaikkan kedua alis matanya bersamaan. "Maksudnya?"

"Hahaha. . . mantan-mantan aku itu nggak punya history yang suka beramal dalam arti benar-benar beramal tanpa cari popularitas. Nggak ada yang lingkungannya kayak kamu, semua teman kamu punya pengaruh positif. Plus nggak ada yang bener-bener anak baik-baik macam kamu."

"Ck!"

"Hahaha. . ." Enrico mengacak rambut Edginee gemas. Semakin mengenal Edginee, Enrico tahu kenapa dulu Caiden takluk pada wanita ini.

"Intinya sih, ayo kita belajar bersama." Enrico menarik tangan Edginee. Menggenggamnya erat. "Belajar menjadi pribadi yang lebih baik dan belajar menjalani hubungan dengan baik."

Edginee mengangguk.

Mungkin, Elleonora dan Errie benar tentang Enrico. Enrico mungkin sebelas dua belas dengan Caiden pada jaman dulu. Tapi tidak ada yang tahu kalau pada akhirnya Enrico bisa berubah dan jauh lebih baik dari Caiden.

~ Dream Wedding ~

TBC

J.F.E.L

Dream Wedding ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang