16

178 14 1
                                    

Serba-Serbi Kencan Buta

Entah apa yang salah pada Ghea. Jika biasanya Edginee bisa menolak kencan buta yang di atur sang Mama. Untuk kali ini Edginee terjebak. Lebih tepatnya dia tidak bisa kabur.

"Gitu loh Edginee. . . anak Tante ini sibuk terus di Rumah Sakit. Kapan Tante dapat cucunya kalau Clifton sibuk terus."

Anak sang Tante yang namanya Clifton itu memang sempat datang. Sekalipun sebentar. Menurut Edginee, Clifton-Clifton itu tipe anak laki yang bisa cari pasangannya sendiri. Jangan-jangan Mamanya saja yang tidak tahu sepak terjang anaknya di belakangnya.

Okay, jadi maksudnya dia kenalin anaknya ke gua biar cepet-cepet punya cucu? Lah kalau ternyata gua atau anaknya nggak bisa punya anak gimana?

"Hari ini aja Tante udah minta Clifton kosongin jadwal dari jauh-jauh hari. Eh, malah emergency call." dan si Tante pun berdecak tidak suka.

Kalau profesi gua jadi dokter juga gua mending sibuk ngurusin pasien dibanding kencan buta begini.

"Kamu enak ya Ghea, anaknya kerja sendiri. Bisa istirahat kapan aja."

Ghea tersenyum kecil. Tanda binggung mau menanggapi apa.

"Eh, ini makanannya enak loh."

Akhirnya Ghea lebih fokus menanggapi komentar masalah makanan.

~ Dream Wedding ~

"Mama emang udah lama kenalan sama Tante. . ."

"Tante Laura, Gi." Ghea memukul tangan Edginee gemas. "Lupa mulu perasaan sama namanya."

Edginee tertawa saja.

"Ma, nggak lagi-lagi deh ngenalin Gigi sama anak temen Mama." Edginee menggelengkan kepalanya sambil mengemudikan mobilnya menuju arah rumah.

"Caiden mau nikah tahun ini."

Pengangan tangan Edginee di kemudi mobil mengerat seketika.

"Vanka ngenalin Caiden sama salah satu anak temen Mama di acara arisan." Ghea menggelengkan kepalanya, "Mama nggak masalah Gi, Vanka ngenalin Caiden sama anak perempuan mana pun. Mama juga nggak masalah Caiden mau nikah duluan di bandingkan kamu. Yang jadi masalah di sini adalah. . ."

". . . mereka ngomongin kamu di belakang Mama. Mereka bilang Edginee buang permata kayak sampah. Pantesan Edginee sampai sekarang belum nikah-nikah, karma itu karena batalin pernikahan sama anak baik macam Caiden."

"Ya Tuhan, Gi. . . Kamu ini yang di selingkuhin tapi kamu yang di jelekin! Apa Mama harus diem aja kalau kamu di jelekin?"

Edginee menghembuskan nafasnya perlahan. Mengalirkan oksigen untuk paru-paru dan jantungnya.

"Ma, maaf. . ."

"No! Ini bukan salah kamu Gi. Ini salah Caiden! Orangtua mana coba yang mau anaknya nikah sama pria yang masih tidur sama perempuan lain padahal statusnya sudah tunangan. Kalau kalian masih temenan dan belum pacaran, Caiden masih suka begitu, Mama nggak masalah. Toh itu namanya kebutuh pria. Tapi kalau kalian sudah pacaran bahkan tunangan dan kelakuan Caiden masih begitu, Mama nggak rela!"

"Karena itu Mama maksa Gigi kenalan sama anak temen Mama?"

Ghea mengangguk cepat, "Keluarga Caiden dan semua yang ngomongin kamu harus tahu, kalau anak Mama ini jauh lebih berati dibandingin anak mereka yang nyerahin badannya sama pria yang bukan suaminya. Anggap saja Mama kuno. Tapi bagi Mama, anak perempuan harus bisa menjaga kehormatan dirinya sendiri. Itu hukum pasti yang nggak bisa di ganggu."

Dream Wedding ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang