6

253 14 3
                                    

Godaan Sang Mama

Edginee turun dari kamar mencari Bi Sukma, salah satu asisten rumah tangganya.

"Bi!"

"Si cantik! Cantik! Cantik!" latah Bi Sukma yang langsung meledakkan tawa Edginee. "Si Non nih, panggil Bibi tuh yang lembut napa Non."

"Ih, Bibi aja yang kagetan. Wong Gigi panggilnya pelan loh."

Edginee memang suka menggoda Bi Sukma. Bi Sukma ini umurnya 10 tahun di atas Edginee tapi gaulnya ngalahin artis ibu kota. Semua asisten rumah tangga di komplek dari blok A sampai H kenal sama Bi Sukma.

"Kenapa Non? Kamarnya mau di bershiin?"

Edginee ini tergolong anak yang cinta kebersihan makanya dia paling sebal kalau lihat yang kotor-kotor.

Edginee menggelengkan kepalanya, "Bukan Bi. Itu di kamar Gigi ada dus-dus. Di atasnya ada tulisan disimpan, dibuang, disumbangkan. Bibi aturin aja ya. Yang penting hilang dari kamar Gigi. Terserah Bibi mau di kemanain. Jangan ke gudang juga."

Bi Sukma mengangguk, "Siap Non."

"Mama di mana, Bi?"

"Di taman belalang Non sama Tuan Besar."

"Okay. Makasih Bi." Edginee meninggalkan Bi Sukma yang langsung memanggil Bi Titi dan Pak Hasan untuk membantunya mengangkut dus di kamar.

~ Dream Wedding ~

Di taman belakang rumah, Ghea dan Elleonora tengah asyik mengecat pot bunga dengan gambar-gambar. Entah apa gunanya. Sedangkan Sandy sedang membersihkan kolam ikannya.

"Dih, keluarga rukun lagi kerja bakti." goda Edginne sambil duduk di samping Sandy.

"Kamu anak durhaka bearti. Mama Papanya kerja bakti, kamu malah asyik mendekam di kamar." gerutu Sandy.

"Dia bukan lagi mendekam Pa!" sahut Elleonora, "Tapi lagi beresin kenangan mantan."

"Eh!"

"Apa?"

Ghea hanya bisa menghembuskan nafasnya perlahan. Beginilah suasana rumah kalau sudah ada Edginee, Elleonora, dan Sandy. Tidak pernah tenang. Ketiganya selalu saja hobi berdebat.

"Kamu libur hari ini?" tanya Sandy yang mendapat anggukan kepala Edginee.

"Tumben?"

"Capek Pa. . ." Edginee meletakkan kepalanya di pundak Sandy. Sekalipun hobi berdebat Edginee dan Elleonora memang semanja itu pada sang Papa.

"Banyak masalah ya di hotel?"

"Heeh! Seminggu ini masalahnya tuh aneh-aneh loh Pa. Pusing Gigi."

Sandy mengusap puncak kepala Edginee yang langsung di tangkis Edginee, "Pa! Basah ih. Lagian bekas air kolam ya itu!"

"Eh, kamu loh yang minta Papa usap-usap."

"Lah, mana ada!"

"Dih dasar gede ego."

Edginee tertawa kecil, "Papa udah dapat laporan dari Cakra?"

"Dari Cakra sama Revan."

"Mata-mata terdepan ya."

"Hahaha. . ." tawa Sandy menggelegar.

Sandy mana mungkin melepas Edginee begitu saja di luar sana. Dulu dia tidak terlalu pusing saat Edginee kerja di Konsultan Auditor karena perusahaan itu punya Favian, adik Sandy. Tapi Diamond Ring itu hotel tanpa pengawasan Sandy.

Hotel itu memang milik Sandy. Semua tahu seberapa gabutnya Sandy saat membeli hoitu. Karena itu saat Edginee mengiyakan permintaan Sandy untuk mengelola Diamond Ring, Sandy mengirim Cakra sebagai asisten Edginee. Dan Revan untuk melaporkan kondisi Edginee di sana.

"Kamu minta Mama sana buat ketemu sama Aldo."

"Aldo?"

"Enrico Geraldo."

"Mama kenal sama Enrico itu, Pa?"

Sandy menggelengkan kepalanga, "Mama kenal sama Sheila, Mamanya Aldo. Mereka satu perkumpulan sosial."

"Perkumpulan yang suka ke panti-panti itu?"

"Iya."

"Papa nggak kenal sama Enrico ini?"

Entah mengapa perasaan Edginee tidak baik kalau harus meminta pertolongan Ghea untuk bertemu salah satu anak dari perkumpulan sosial Ghea.

Ghea itu sama saja seperti ibu pada umunya. Ghea juga gencar mengenalkan Edginee pada anak temannya selepas putusnya Edginee dari Caiden.

"Papa tahu saja tapi nggak kenal. Semenjak Gutama di pegang Aldo, kerjasama antara Prawira sama Gutama di urus Sean. Mereka berdua kan temenan."

Edginee mengangguk saja pada informasi dari Shandy.

"Aldo agak susah buat ketemu orang baru yang nggak ada hubungan bisnis. Cara satu-satunya ya kamu minta tolong Mama atau Sean."

Cakra sudah mengabarkan kalau pihak Gutama tidak menerima uang pengembalian dari pihak Diamond Ring terkait masalah kartu member yang digunakan orang lain. Pihak Gutama hanya minta salinan cctv untuk melihat siapa yang menggunakan kartunya.

Salinan cctv memang sudah di berikan pada pihak Gutama tapi hingga hari ini tidak ada kejelasan dari pihak Gutama apakah mereka mengenal pasangan itu atau tidak. Sebetulnya itu bukan masalah Edginee tapi entah mengapa dia merasa tidak tenang sebelum masalah ini beres.

"Ma!" panggil Sandy.

"Apa?"

"Ini loh, anaknya mau ketemu Aldo. Kamu bantuin."

"Aldonya Sheila?" tanya Ghea sambil berjalan mendekati Sandy.

"Iya."

"Cie. . . ada apa nih mau ketemu anaknya temen Mama? Biasa males banget." goda Ghea sambil memasukkan ikan dari ember ke kolam.

"Kamu berubah pikiran? Sudah mau Mama kenalin sama anaknya temen Mama?"

"Lah Ma, tadi kan Elle bilang Cici udah move on dari sang mantan."

"Nggak ih, Ma!" Edginee melempar batu kolam pada Elleonora.

"Gigi ada urusan sama Enrico itu Ma. Masalah hotel."

Ghea berdecak tidak suka, "Kamu tuh ya sekarang yang diurusin masalah Hotel aja. Kapan bawa pacar ke sini sih?"

Elleonora tertawa melihat wajah Edginee yang sudah memerah, binggung menghadapi tuntutan 'kapan nikah'.

"Mama nanti bilang sama Sheila kalau kamu mau ketemu Aldo. Tapi. . ."

"Tapi apa?"

"Kamu mau dong dikenalin sama anaknya temen Mama."

"Ya ampun. . ."

~ Dream Wedding ~

To Be Continue

J.F.E.L

Dream Wedding ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang