Dream Wedding ☑️

12

Sisi Lain Yang Tidak Nampak

"Anak bodoh!" Gunawan melemparkan pajangan yang ada di depan matanya pada Bella. "Papa kan sudah bilang, tahan. Tahan semua rasa tidak suka kamu sama Enrico."

"Pa. . ."

"Diam!" bentak Gunawan pada Sandra, istrinya. "Mama jangan terlalu manjain ini anak jadinya dia semaunya."

"Papa sudah bilang berkali-kali, kita butuh nama Enrico. Suka tidak suka nama Enrico itu popular di kalangan bisnis. Dengan kamu pacaran sama Enrico banyak klien yang kenal sama Enrico beli meubel di kita. Sekarang kamu malah putus!"

Bella menunduk tidak berani menatap Gunawan.

Dari dulu, Bella tahu Gunawan tidak pernah suka dengannya. Gunawan membutuhkan anak laki-laki agar warisan Eyang jatuh padanya. Tapi ternyata Bella lah yang lahir. Terutama semenjak Bella di kandungan menyulitkan Sandra sehingga saat Bella lahir, kandungan Sandra pun bermasalah dan menyebabkan Sandra sulit memiliki anak lagi.

Perlakuan Gunawan semakin menjadi saat Bella sekolah. Eyang memberikan posisi tertinggi pada Reihan, adik Gunawan.

"Papa tidak mau tahu, minta maaf sana kamu sama Enrico. Paksa anak itu buat pacaran lagi atau nikah sama kamu sekalian!" Gunawan pergi meninggalkan Bella dan Sandra begitu saja.

Sandra mengusap puncak kepala Bella, "Nggak usah dengerin Papa. Kalau kamu tidak nyaman sama Enrico, jangan di paksa."

"Ma?"

"Perusahaan Papa baik-baik aja ada atau tidaknya klien yang kenal Enrico. Papa tadi habis bertengkar sama Om Reihan. Sabar ya. Maafin Papa yang salah lampiasin emosi."

Sandra memeluk Bella sambil mengusap kedua matanya. Pada akhirnya apa pun masalah Gunawan, Bella adalah orang yang paling bersalah.

~ Dream Wedding ~

Gabriel mengerutkan keningnya mendengar perintah Enrico yang tidak biasanya.

"Maksudnya bagaimana Pak?"

"Tarik semua akses Bella dari semua. Tanpa kecuali."

"Anda?"

"Iya sudah putus dari Bella."

Gabriel menggelengkan kepalanya perlahan. Memiliki Bos yang hobi gonta ganti pasangan itu merepotkan. Gabriel harus tahu siapa yang jadi mantan dan jadi pacar dalam waktu bersamaan.

"Bukannya Bu Bella sebelumnya juga punya akses ke beberapa properti, Pak?"

Bella itu sahabat Enrico. Dan semua sahabat Enrico itu punya akses ke beberapa properti Enrico. Termasuk akses keluar masuk ruangan kantor Enrico tanpa waktu.

Enrico menggelengkan kepalanya perlahan. Informasi dari Jessline dan Abian cukup untuk menarik akses Bella.

"Kamu mulai sekarang kalau ada masalah soal akses dan penggunaanya konfirmasi sama Abian."

Okay kali ini Gabriel tahu ada masalah kalau sudah menyangkut Abian.

"Masalah apa contohnya Pak?"

"Kaya kemarin yang masalah di Diamond Ring. Kamu minta Abian cek ulang semua sudah di beresin semua apa belum." Enrico memijat keningnya lelah.

"Minta Abian lock semua akses ke Griya Tawang. Yang bisa masuk cuma gua sama keluarga. Sisanya nggak bisa."

"Ada masalah di luar putusnya Bapak sama Bu Bella?"

Gabriel tahu apartemen Enrico di Griya Tawang selama ini bisa di masuki semua kerabatnya. Karena biasanya Enrico mengadakan pertemuan di sana. Sangat aneh tiba-tiba semua akses di lock.

"Ranaya masih bisa masuk unit gua di sana."

"Hah?"

"Ada sesuatu yang dia cari di properti gua. Makanya dia bolak-balik."

"Dan itu?"

"Perusahaan Papanya Rananya lagi di ujung tombak. Papa pernah beli saham di perusahaan Papanya Rananya 10% atas nama Mama."

"Jangan bilang. . ."

Enrico mengangguk sambil menghembuskan nafasnya. "Dia butuh Mama buat ngelancarin peralihan saham itu. Bella selama ini nggak pernah bisa bikin Mama sama Papa restuin hubungan kita. Dengan itu Ranaya manfaatin keadaan. Dia sengaja bolak-balik ke beberapa unit gua supaya kelihatan sama Mama kalau gua masih ada hubungan sama Ranaya,"

"Dan Ranaya bisa minta Tante buat bantu perusahaan Papanya karena Tante kasihan Ranaya di jadiin selingkuhan sama loe." Gabriel menggelengkan kepalanya. "Gila!"

"Jangan bilang masalah Diamond Ring juga dia sengaja?"

"Iya. Member platinum yang di pakai Ranaya itu atas nama gua."

Enrico baru tahu masalah perusahaan Papa Ranaya yang nyaris bangkrut itu tadi malam dari Abian. Menurut Abian beberapa kali juga Ranaya ketemu sama Sheila.

Sheila dan Kelby memang kurang suka sama Bella. Tapi Ranaya pun rupanya tidak lebih baik dari Bella.

~ Dream Wedding ~

Dean duduk di depan Rania yang tengah berdecak sambil mengerucutkan bibirnya.

"Loe jangan main-main Dean sama pernikahan! Gua udah bilang berkali-kali loh kalau loe lupa!"

Dean mengangguk pelan.

Menurut Dean perlakuannya pada Agni masih lebih baik dibandingkan kelakuan Agni pada Rania ataupun Edginee.

Setelah Tante Ribka tahu Om Abraham sering main dengan Agni, Tante Ribka menggugat cerai Om Abraham. Bahkan Tante Ribka tidak mau tahu masalah pembagian harta dan sebagainya. Yang penting menurut Tante Ribka, hak asuh Rania dan Pricillia jatuh padanya dan cepat-cepat bercerai dari Om Abraham.

Jangan tanya kondisi Om Abraham paska perceraian itu. Sahamnya anjlok sampai akhirnya Opa Haryadi turun tangan. Om Abraham memilih lembur setiap hari di kantor dan jarang pulang. Sampai akhirnya beliau dinyatakan gagal jantung dua tahun lalu.

Kondisi Rania dan Pricillia tidak juga baik-baik saja. Keduanya sibuk mengurusi Tante Ribka yang mengalami gangguan psikis. Sudah hampir dua tahun pula, Tante Ribka tinggal di salah satu Rumah Sakit Jiwa di Bandung.

Rania jelas marah pada Agni. Hanya karena perasaan iri, Agni membuat kondisi keluarganya hancur tak bersisa. Tapi Opa Haryadi selalu bilang, karma itu nyata. Untuk apa mengotori tangannya untuk memberi pelajaran pada Agni. Lebih baik Rania fokus pada keluarganya dan berdoa pada Tuhan agar Agni mendapatkan hukuman yang setimpal.

Tapi tidak dengan Dean. Dean jelas marah melihat kehancuran keluarga sahabat kecilnya. Saat Agni butuh seseorang untuk menjadi suaminya, Dean setuju menikahi Agni. Untuk nantinya dia hancurkan Agni seperti Agni menghancurkan Rania.

"Biarin Agni jadi urusan gua. Loe temenin Om Abraham sama Tante Ribka aja."

Rania menggelengkan kepalanya perlahan. Rania harap, Dean tidak bermain terlalu jauh. Ada Cecile, tunangan Dean yang menunggu Dean saat ini.

~ Dream Wedding ~

To Be Continue

J.F.E.L