21

193 13 1
                                    

Tebar Jaring

Setiap dua bulan sekali Yayasan Kasih selalu membuat acara yang sama. Beberapa menyebutnya jalinan kasih. Beberapa juga menyebutnya hari penuh cinta. Karena pada hari itu keluarga dari penghuni Yayasan Kasih datang berkunjung. Melihat sang anak perempuan beserta cucunya.

Yayasan Kasih ini di bangun Freya, dengan donasi sumbangan paling besar dari Edginee, karena Freya ingin membuat sebuah rumah singgah bagi mereka-mereka korban pemerkosaan atau anak-anak yang melakukan hubungan intim yang akhirnya di buang keluarganya karena malu memiliki anak yang hamil di luar nikah.

Mulanya Kaerys membuat acara hari penuh cinta itu karena beberapa penghuni Yayasan Kasih ingin bertemu keluarganya tapi takut kalau mereka di tolak lagi.

Mulanya acara hari penuh cinta itu sepi pengunjung. Keluarga atau kerabat dari penghuni Yayasan Kasih enggan datang. Bahkan saat di hubungi Bu Theresa, mereka mengatakan tidak mengenal nama yang di sebutkan.

Lambat laun, entah siapa yang memulai, satu per satu keluarga atau kerabat penghuni Yayasan Kasih bermunculan di hari penuh cinta itu. Bahkan beberapa memaksa anak dan cucu yang telah di lahirkan itu untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.

Alhasil hari penuh cinta berbeda dari tujuan awalnya. Hingga sekarang beberapa mantan penghuni Yayasan Kasih selalu datang di hari penuh cinta itu khusus untuk membagikan pengalaman mereka. Menguatkan para penghuni yang masih tidak di kunjungi keluarganya.

Dan di hari ini Freya, Kaerys, dan Edginee akan selalu datang. Ketiga akan mengosongkan jadwal khusus untuk membantu para pengurus Yayasan.

Begitu juga dari 6 sekawan (Jonathan, Dirga, Keegan, Simon, Jayden, dan Darren) yang selalu membantu. Tentu saja dengan tenaga tambahan. Khusus bulan ini ke enamnya membawa Ivory dan si tampan Gallen, Virza, dan Enrico yang merupakan senior Keegan di kampusnya dulu.

"Ya Tuhan, lelahnya. . ." Jonathan memukul-mukul pundaknya perlahan. "Tumben banget nggak sih bulan ini rame?"

Kaerys yang duduk di samping Keegan mengangguk setuju. "Keluarganya Maudy yang banyak sih. Gua aja heran kenapa Maudy masih pengen di sini sampai lahiran. Padahal keluarganya kayanya suport banget loh."

"Katanya sih, Papanya Maudy tuh terkenal di daerahnya. Maudy malu kali kalau tetangganya pada tahu dia di sini hamil di luar nikah." sahut Darren cuek.

"Cowoknya datang tahu tadi." Edginee membagikan botol minuman pada semuanya.

Mereka berdua belas memilih duduk di pojokan ruangan. Membiarkan Bu Yenni menyapu aula dengan tenang.

"Serius?" tanya Freya sambil memukul tangan Dirga yang sedari tadi menggelus punggungnya. "Diem deh, Ga! Bikin emosi aja. Mana lapar juga!"

"Kita makan dulu aja gimana?" tanya Virza yang sudah meminum habis air putihnya. "Terakhir makan jam berapa ya gua?"

"Jam 3!" Keegan melemparkan botol minumannya pada Virza. "Gila dah! Gentong amet loe. Perasaan dari tadi juga ngemil mulu ya loe!"

"Nih, junior kurang asem begini nih! Gua udah tua hey! Butuh asupan gizi lebih banyak!"

"Dih ngaku dia udah tua." goda Simon yang langsung di sambut tawa.

"Kalau kalian mau pada makan, gua balik duluan aja nggak apa-apa?" tanya Ivory sambil memeluk Gallen yang tengah tertidur. "Gallen bisa ngamuk nih kalau bantat tidurnya."

"Loe pulang sama gua aja, Iv." ajak Jayden. "Gua juga kudu pulang cepet."

Enrico menonjok Jayden pelan, "Jangan bilang loe pulang cepet mau jemput adek gua?"

Enrico cukup tahu Jayden tengah melakukan pendekatan pada Jessline. Yang sialnya Jessline terima begitu saja.

"Iya! Linline bilang dia kuliah sampai jam 9. Mumpung jam segini masih di sini, gua sempet lah anter Ivory dulu baru ke kampus Linline."

"Anjir! Adek gua masih kecil hey!"

"Lah, nih bocah udah ngecengin adek loe dari dia masih sekolah." goda Keegan yang di sambut tawa para pria.

"Yuk, Iv pulang!" ajak Jayden sambil mengambil Gallen dari gendongan Ivory.

Hari ini cukup berat untuk Ivory. Bukan hanya karena Gallen yang tidak bisa diam tapi juga karena Gallen yang terlalu bahagia bermain dengan para adik bayi.

"Duluan ya semua!"

Sepeninggal Jayden dan Ivory, Enrico menggerutu pelan.

~ Dream Wedding ~

"Ini kita nggak apa-apa misah sendiri?" tanya Edginee begigu melihat mobil Enrico menjauh dari Yayasan Kasih menuju Summer Cafe.

Salah satu cafe yang saat ini banyak di minati karena selalu ada menu rahasia buatan salah satu chef hotel bintang 5 atau restaurant dengan terbaik. Gosib beredar Summer Cafe ini dibuat oleh beberapa chef yang lelah dengan lingkungan kerja yang itu-itu saja. Makanya mereka membuat Summer Cafe.

"Nggak apa-apa. Tadi aku udah pamit sama Dirga."

"Mereka jadi makan di rumah Kaerys?"

"Iya."

Acara makan malam kali ini memang akan di adakan di rumah Kaerys, sekaligus mengumumkan tanggal pernikahan yang akhirnya disepakati kedua belah keluarga setelah bertanya pada biksu klenteng, pendeta di gereja, dan ahli menghitung tanggal baik berdasarkan weton.

"Kamu nggak apa-apa kan ikut aku ke Summer?"

"Nggak apa-apa. Lagian aku udah tahu kok mereka bakal nikah tanggal berapa."

Enrico meledakkan tawanya. Dia tahu betul kesalnya Keegan saat para orangtua dan sesepuh di kedua keluarga itu saling berdebat soal tanggal.

"Gila nggak sih Do, tanggal lamaran aja nyarinya udah kayak mau lahiran cesar. Gimana tanggal nikah? Bisa-bisa jam gua sama Kaerys sangjit aja di masalahin. Kudu di itung pake buku ini lah, buku itu lah!"

"Kamu tahu nggak sih kalau mereka rusuh banget nyari itu tanggal?"

Edginee mengangguk, "Tahu. Tanggal ini aja sebenernya belum pada setuju semua. Ini pada setuju gara-gara Kaerys ngancem mau batal nikah. Om sama Tante langsung pada kebakaran jenggot. Setuju lah mereka sama tanggal yang di kasih Keegan tanpa bantahan."

"Serius? Gara-gara Kaerys mau batalin nikah? Bukan gara-gara udah ketuk palu setuju semua sama tanggal itu?"

"Bukan lah. Keluarga Kaerys itu masih chinese totok. Semua kudu pakai itungan. Kemarin aja waktu lamaran, keluarga Kaerys minta 12 baki. Kaerys sampai ngomel-ngomel. Masalahnya bukan seberapa banyak baki yang di bawa plus harganya. Tapi isinya itu loh. Satu baki harus 12 apel. Satu baki harus isi 12 jeruk. Macem-macem lah."

Enrico mengangguk setuju. Dia memang tahu keluarga Kaerys masih agak kolot soal beberapa hal. Buktinya saja mereka bisa peresmian usaha atau yayasan itu hari biasa dan di jam yang tidak normal. Sheila yang baru di perkumpulan bakti sosial itu terus mengeluh karena acara yayasan yang selalu di jam nanggung. Seperti jam 3 sampai jam 5. Jam 1 sampai jam 3. Atau jam 10 sampai jam 1.

"Nikah itu susah-susah gampang sih. Nikah bukan perkara aku sama kamu doang. Tapi ada keluarga besar di belakang yang juga kudu di satuin."

Edginee mengangguk setuju.

"Pengalaman ya kamu sama Caiden dulu?" goda Enrico yang langsung mendapat pukulan di tangannya.

~ Dream Wedding ~

TBC

J.F.E.L

Dream Wedding ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang