4

276 17 1
                                    

Bicara Masa Lalu

Biasanya Edginee jarang pulang on time. Berhubung seminggu ini ada saja masalah yang terjadi di Hotel, Edginee jenuh dan ingin menenangkan pikirannya.

Cakra pun sudah dia minta pulang cepat.

Seperti biasa saat pulang cepat, Edginee akan selalu mampir ke Cafe Rainbow. Edginee sangat suka suansa Cafe Rainbow ini. Bahkan dia berenca merombak suasana Restaurant di Diamond Ring seperti Cafe Rainbow. Ya di edit dikit lah supaya nggak copy paste banget.

Edginee sudah duduk di salah satu sudut ruangan Cafe Rainbow dengan sepiring chicken cordon blue dan segelas jua alpukat saat seseorang duduk di depannya.

"Edginee, hai."

Edginee mengerutkan keningnya melihat Stevanie duduk di depannya sambil tersenyum.

Stevanie bukan jenis orang yang akan menyapa orang lain terlebih dahulu. Ego dan gengsinya lebih besar dibandingkan orang lain.

"Sorry, gua ganggu ya?" tanya Stevanie saat melihat Edginee diam saja.

"Nggak sih. Tapi loe yakin nyapa gua?"

"Ck!" Stevanie melipat kedua tangannya di depan dada. "Ya masa sih gua nggak nyapa orang yang gua kenal lagi duduk di sini."

"Ya kali. Anak-anak satu kampus juga tahu loe jenis senior kayak gimana."

"Nggak sopan loe sama senior!" gerutu Stevanie sambil memanggil pelayan untuk memesan makanan.

"Jadi apa kabar loe? Kerja dimana loe sekarang?"

Edginee tersenyum kecil, "Baik. Sekarang gua di Diamond Ring."

"Hotel?"

"Heeh!"

"Nggak salah loe? Dari anak konsultan audit jadi anak hotel?"

Edginee melepaskan tawanya melihat reaksi Stevanie. Beberapa orang yang tahu pasti seperti apa Edginee selama ini juga cukup heran Edginee bisa stay lama di bidang perhotelan.

"Iya. Papa nggak tahu dapan ilham dari mana beli Hotel yang udah nyaris gulung tikar. Jadi gua kebagian ampasnya."

"Nasib anak pertama emang kampret sih Gi. Gua ngerti kok." sahut Stevanie sok dramatis.iw

"Loe ngapain sih di sini? Tumben amet loe nongkrong di Cafe beginian." ya ampun Edginee tahu betul jenis tongkrongan Stevanie itu seperti apa dulu saat masih kuliah. Cafe Rainbow jelas bukan tipe tongkrongannya.

"Gua tuh BT loh, Edgniee. Dari tadi duduk di bagian luar cafe sendirian. Udah kayak orang stress aja."

"Ya suruh siapa loe nungguin di sana sendirian. Lagian tumben banget sih loe mau duduk sendirian di cafe?"

Stevanie mengerang perlahan, "Gua tuh ya punya adik laki satu. Si kampret itu ya hobinya nyusahin gua. Dia bilang mau ke sini sama pacarnya. Sampai sekarang tuh anak belum muncul juga. Udah pengen gua cincang!"

Edginee tidak terlalu dekat dengan Stevanie salama kuliah. Bukan saja karena Stevanie ini beberapa tahun di atasnya tapi juga karena selama kuliah, teman-temannya Stevanie ya itu-itu saja. Kalau bukan anak yang masuk kategori pintar, ya anak yang populer di kampus.

"Intinya, gua bakalan duduk di sini. Sama loe sampai adik gua datang."

"Loe kok nyusahin ya?"

Stevanie melempar tisue yang sudah di remasnya pada Edginee, "Gua kan kakak kelas loe di kampus. Udah sewajarnya loe bantuin gua lah."

"Ck!" Edginee menggelengkan kepalanya. Terserah Stevanie saja maunya bagaimana. Toh kalaupun dia mau melarang, Stevanie pasti akan tetap duduk di depannya.

"Loe udah pernah ketemu lagi sama Agni?" tanya Stevanie penasaran yang langsung di jawab gelengan kepala dari Edginee.

"Gua dua minggu yang lalu ketemu dia sama anaknya. Cewek. Loe tahu nggak anak itu manggil Papa ke siapa?"

"Caiden? Joshua? Om Abraham?" tebak Edginee.

Edginee kurang tahu Agni selama ini bermain dengan siapa saja. Dengan Caiden sudah pasti karena buktinya Edginee batal nikah. Kalau Joshua, dia hanya asal menebak. Karena setahunya Agni lumayan dekat dengan Joshua di kampus.

"Dean."

"Hah?"

"Dean Prama."

Edginee diam di tempat. Sekarang dia tahu kenapa Rania tidak pernah mau membahas Agni. Rupanya bukan saja Agni membuat rumah tangga Om Abraham dan Tante Ribka pecah tapi juga mengambil Dean yang merupakan sahabat Rania dari kecil.

Stevanie menghela nafas perlahan. Gosib batalnya nikah Caiden dan Edginee menjadi gosib paling hot di jajaran alumi kampus. Di tambah, ada anak satu angkatan Edginee yang bilang Agni itu perempuan sewaan dan suka bermain dengan pria mana saja. Kandasnya petemanan Agni, Rania, dan Edgniee pun tidak kalah heboh.

Selama ini anak-anak kampus segan mengata-ngatain kelakuan Agni karena Rania dan Edginee. Tapi begitu semua tahu penyebab hancurnya pertemanan ketiganya, tidak sedikit yang membuka aib Agni selama ini.

"Coba loe cari tahu deh masalah Agni ini bener-bener. Loe tahu anak-anak alumi udah ngomongin kejelekan Agni yang lebih banyak. Gua sih lebih suka kalau sekarang itu anak beneran udah tobat dan nggak ganggu loe berdua. Tapi loe tahu masalah itu nggak sesimple ini. Ada efek lebih buat Rania atau loe."

Edginee mengangguk.

Selama ini dia memang menutup mata soal kelakuan Agni. Yang penting Agni menghilang dari pandangan matanya dan Rania. Karena baginya ada Rania yang lebih berkuasa untuk memberi hukuman dan pelajaran pada Agni. Karena efek dari semua kelakuan Agni jauh lebih besar pada Rania dibandingkannya.

~ Dream Wedding ~

To Be Continue

J.F.E.L

Dream Wedding ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang