21. Tamu Baru
Mataku reflek melotot begitu aku selesai menguap dan terbangun di sebuah kamar tidur dengan pemandangan dua wanita yang tertidur di atas sofa dan karpet.
Memori terakhir yang kuingat, aku masih tertidur diatas gazebo dengan pemandangan bintang dan suara deburan ombak.
Wait.....
Mengapa tiba-tiba aku disini?!
"Aluma?"
Kepalaku bergerak menoleh cepat, melihat Sofia dengan piyama handuknya baru saja keluar dari kamar mandi di pagi buta pukul 5 seperti ini. Bahkan sempat kulihat dari arah pintu kaca balkon diluar masih kelihatan gelap.
Alisnya berkerut melihatku. "Are you ok?" Tanyanya menatapku aneh.
Mataku mengerjap-ngerjap. "Why i'am here?" Tanyaku benar-benar kelihatan seperti orang tolol.
Duduk diatas tempat tidur dengan wajah beler dan rambut yang acak-acakan.
Sofia terkekeh kelihatan sama bingungnya. "Aluma, are you drunk last night?" Tanyanya langsung membuatku tersadar penuh dan menggeleng dengan cepat.
Aku? Mabuk???
Berani mencicipinya saja tidak! Apalagi meminumnya!
Bisa ditendang dari kartu keluarga Pak Burhim aku!
"No! Of course not!" Kataku tegas.
"Then why did you sleep outside? You were even delirious when Jane and I took you to our bedoom." Katanya membuatku mengulum bibir tak mampu berkata-kata. (*terus kenapa kamu tidur diluar? Kamu bahkan mengingau saat Jane dan aku bawa kamu ke ruang tidur kita).
Aku bahkan tak ingat bagaimana kedua wanita ini menggotongku hingga menuju kamar atas. Aku rasa lelah dan stress memikirkan banyak hal kemarin membuatku sampai tak sadarkan diri dan tertidur di gazebo.
"I'm sorry.... " ucapku merasa tak enak.
Sofia tersenyum. "It's fine. you're cute after all, I think you're the type to be funny when you're drunk." Kata Sofia membuatku melengos.
Aku kembali merebahkan tubuh diatas tempat tidur. Memandangi atap-atap kamar rumah yang serba putih dan baru itu membuatku mendengus panjang.
Diam-diam meneguk ludah getir tak ingin membayangkan kapan terakhir kali aku tak sengaja meminum minuman haram itu hingga akhirnya berakhir tragis.
Tapi tadi malam, aku benar-benar memastikan diri untuk tidak salah minum atau mabuk.
Tiba-tiba merenung mencoba membayangkan apa yang akan ku lakukan untuk hari ini.
Tunggu dulu.
Aku mendadak jadi kembali kepikiran.
Apakah Pak Adnan hari ini juga akan sibuk sendiri?
Apa aku juga harus membuat rencana sendiri?
Apa aku harus mulai membuat destinasi tempat yang ku kunjungi selama aku di bali? Lagi pula Pak Adnan kelihatannya masih akan sibuk menemani ibu Armand selama sehari penuh ini.
Aku menghela nafas panjang. Memutuskan untuk bangkit dan sholat subuh lebih dulu kemudian membuat rencana untuk pagi ini hingga sore nanti.
Merupakan hal langka aku bisa berada di Bali dan punya waktu luang sekaligus dibayar!
Kapan lagi waktu emas ini akan datang?
Aku merogoh saku celana, mencoba mencari ponsel yang terakhir kugunakan untuk menelfon Vera tadi malam untuk melihat waktu jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virago ✔ (REVISI)
RomanceAluma bersumpah bahwa kaum lelaki semuanya setara. Setara dengan aligator bermuka dua. Diputuskan seminggu sebelum menikah oleh mantannya membuat Aluma tersadar. Bahwa sejak awal harusnya Aluma tak mempercayai para pria. Yang lebih menjengkelkan, s...