02. Atasan Nyentrik

24.7K 1.8K 25
                                    

02. Atasan Nyentrik




       "Elo. Beneran. Gila."

Begitu komentar Ganes setelah puas menyumpahiku selama hampir 30 menit kami bertemu di rumah Vera.

Ganes melempar ponselnya asal ke atas meja. Menatapku dengan geram kontras dengan Vera yang tertawa terbahak sambil mengusap perut besarnya setelah menonton video cctv bagaimana aku mengamuk di fitting room pria tempat si brengsek kemarin bersiap-siap.

Melihat wajah merah Ganes aku bangkit pindah duduk merapat pada Vera, ikut mengusap perut mancung Vera yang semakin membesar sedang mengandung putra pertamanya. Salah satu alasan terbesar kami yang belakangan ini lebih sering berkumpul dan nongkrong bersama di rumah Vera ketimbang Cafe atau tempat makan lesehan sunda favorite kami. Sahabat satu-satunya kami yang sudah menikah tengah mengandung hampir 9 bulan.

"Jangan berisik dong aunty... kasihan dedenya lagi istirahat siang." Ucapku membuat amarah Ganes semakin memuncak.

"Emang gak waras nih perempuan satu! Sini gak lo!"

Ganes beranjak bangkit. Melompat bersiap menjambak rambutku sebelum Vera lebih dulu berteriak menahan Ganes hingga wanita itu tertarik duduk.

"Heeeh!! Udah udah ih malu dong sama ponakan lo. Aunty-nya pada bringas-bringas begini gimana nasib anak gue kalau udah lahiran." 

Aku mengusap perut Vera lembut. "Jelas jadi cowok kuat dong, nanti Aunty Aluma ajarin bela diri biar bisa lindungin mamahnya." Kataku membuat Ganes melengos.

"Ngomong dulu noh sama diri sendiri. Sia-sia bakat bela diri lo kalau dipake cuma buat ngacurin pernikahan mantan. Yang ada lo ngerusak moral ponakan berharga gue!!" Teriak Ganes tak terima.

"Dari pada ajarin anak gue nanti, mending video cctv brutal lo upload ke youtube. Asik juga nanti anak gue punya aunty viral." Sahut Vera menambahkan.

"VEEERR!!" Geram Ganes menepuk bahu Vera keras yang justru terbahak.

Beginilah nasibku, mempunyai dua sahabat bagai bumi dan langit. Yang satu Ganes hobinya marah-marah macam induk semang galak kalau sudah tunggak bayar bulanan. Yang satu lagi, Vera. Sudah mau jadi ibu anak satu pun tingkahnya masih suka memanas-manasi sahabatnya ke jalan gelap.

Kurang satu, Arka, satu-satunya pria dalam squad trio ceriwis yang hobi jadi kompor bledug sumbu utama dari meledaknya Ganes.

Hanya aku yang paling normal disini. Walau jujur, belakangan ini aku juga jadi tak waras mengingat kandasnya cinta pertamaku diakhiri dengan kisah tragis karena pria yang kucintai selingkuh dengan atasan sendiri.


Miris.



Rasa-rasanya, judul dari kisah cintaku bahkan bisa dijadikan sinetron tv Indosiar siang kesukaan Mbok Tiam, asisten rumah tanggaku.




"Terus lo mau gimana? Atasan lo tau gak lo orang penyebab dibalik lebam ungu pipi kanan suaminya? Dipecat gak lo?" Tanya Vera masih penasaran. Ibu hamil tua satu ini rasanya memang tidak puas kalau belum mendengar kisah lengkap hancurnya hidupku.

Kepalaku menggeleng. "Kagak mungkin lah, mau ditaruh mana muka Rendi kalau sampai istri sama mertuanya tau kalau mantannya yang gila datang hampir ngehancurin pernikahannya. Apalagi Mbak Nia gak pernah tau gue ada hubungan sama Rendi." Ujarku membuat Vera mengernyit.

"Lah... bukannya satu kantor tau lu pacaran sama cowok." Celetuk Vera merasa heran.

Dengusan nafas kasar terdengar dari mulut Ganes. "Kayak gak tau aja tabiat temen lo. Maunya kan sok-sokan soft launch ujung-ujungnya ketikung sama atasan. Udah gue bilang ada yang salah sama si Rendi sejak balik dari Malaysia!" Ganes menunjukku kesal.

Virago ✔ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang