22. Wanita Dari Masa Lalu
Aku menghela nafas panjang. Berdiri melipat kedua tangan di depan dada menatap protes satu persatu para pria yang menghadangku saat aku baru saja untuk turun mengambil sarapan.
Harvey, Rendra, Gery bahkan satu lagi teman Pak Adnan yang tidak kukenal itu menghadang jalanku tepat di depan pintu. Tersenyum dengan sumringah sambil membawa nampan berisikan piring dan minuman.
Mataku menyipit, menatap curiga para pria dihadapanku itu yang gelagatnya sudah seperti cowok yang hampir ketahuan selingkuh.
Mendadak baik dan sweet maksudnya.
"You must be hungry right, Aluma?" Tanya Harvey dengan gaya ceria yang mencurigakam. (*Kamu pasti lapar kan, Aluma?)
Mataku mengerjap-ngerjap. "And that's why i came here." Kataku melangkah maju berniat memasuki dapur. (*Dan itu alasan mengapa aku datang kesini.)
Namun dengan kompak empat pria dihadapanku itu segera bergerak menghadangku terutama Gery yang dengan cekatan menyodorkan nampan dari tangannya.
"Ah... kebetulan persediaan makanan di kitchen sudah habis. Tapi tenang! Kita udah bawain khusus buat lo." Kata Gery menunjuk pada isi nampan ditanganku berisikan nasi goreng dan jus jeruk.
Aku mengernyit, alarm di kepalaku jelas berbunyi nyaring menunjukan ada sesuatu yang tidak beres.
Para pria ini jelas sedang menutupi jejak bau-bau tai buaya darat.
Aku melengos panjang. Menatap satu persatu para sahabat karib Pak Adnan yang belum melunturkan senyum manis mereka.
"What you guys try to hiding from me?" Tembakku tak ingin berbasa-basi. (*apa yang sedang coba kalian sembunyikan dariku.)
Senyum keempatnya luntur, para pria itu saling melirik. Lalu pada detik bersamaan, Gery dan Harvey dengan kompak memutar tubuhku menghadap belakang lantas mendorong cepat membuatku mau tak mau terdorong keluar.
"Take it to the pool..." kata Gery langsung menarikku berbelok.
Harvey menggeleng cepat. Membuat ketiga pria itu ribut saling rusuh menarikku keluar dengan arah tak menentu.
"No no no no... just go to the gazebo in front."
"Are you crazy? there it will be found you stupid."
"Then forward!"
"No, just go to the top floor."
"it's too far, go the game room!"
Dan teriakan berat lainnya yang membuatku menggeram menahan emosi.
Aku mengepalkan tangan, sudah hampir meledak menjatuhkan nampan makanan sampai sosok Pak Adnan lebih dulu muncul keluar dari arah dapur membuat gerakan mulutku terhenti begitu saja di udara.
Harvey menarikku mundur, entah kenapa pria yang menjadi tunangan dari Sofia itu terlihat memasang badan untukku begitu melihat Pak Adnan baru saja kembali keluar tak lama disusul dengan gadis berambut ash brown yang wajahnya terlihat begitu frustasi.
"Zari! Zariii!" Teriak wanita itu mencoba meraih pergelangan tangan Pak Adnan namun segera di hentak pelan oleh Pak boss ku itu.
Aku melotot.
Tercengang dengan lebaynya sampai menganga begitu saja seakan baru saja melihat adegan drama TV terpampang di depan mata.
Tunggu dulu, sepertinya ada yang salah.....
![](https://img.wattpad.com/cover/311578298-288-k416846.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Virago ✔ (REVISI)
Roman d'amourAluma bersumpah bahwa kaum lelaki semuanya setara. Setara dengan aligator bermuka dua. Diputuskan seminggu sebelum menikah oleh mantannya membuat Aluma tersadar. Bahwa sejak awal harusnya Aluma tak mempercayai para pria. Yang lebih menjengkelkan, s...