09. Memori Masa Sekolah

15.2K 1.5K 59
                                    

09. Memori Masa Sekolah




      Sepertinya hobi membacaku yang sejak kecil kupendam itu kali ini harus tergeser setelah kehadiran si Bos. Sudah hampir 2 jam aku memandangi pria itu dan meneliti kira-kira apa kekurangannya. Bukannya menemukan titik terang yang ada aku justru sibuk menyebut istighfar karena pria itu.

Sudah kelihatan paripurna ditambah sangat menyukai anak-anak.

Bisa-bisanya pria dari drama korea kesukaan Vera keluar dari layar dan berdiri di hadapanku sekarang.

Setelah selesai mengajari anak-anak TK mengaji di masjid, pria itu bahkan sempat ikut sholat dhuha bersama dengan anak-anak SMP yang datang setelah bel pertama berbunyi.

Pak Adnan sempat menyuruhku untuk menunggunya di ruangan kantornya. Tapi awal niat ingin berkeliling sekolah sekaligus mencari Ganes harus tertunda saat melihat bos Gery yang datang dari arah utara dengan lengan kemeja tergulung dan wajah cerah bersinar setelah wudhu.

Astagfirullah.....


Kemarin Ganes bilang sekolah ini baru mengadakan ruqyah akbar untuk satu angkatan.

Aku rasa ada salah satu jin yang menempel padaku sampai-sampai sulit sekali bagiku untuk mengalihkan perhatian dari pria itu.




"Aluma?" Suara berat familiar itu membuatku langsung tersadar, punggungku otomatis menegak saat melihat Pak Adnan tau-tau sudah berdiri tak jauh dariku sambil tersenyum.

Ya Rabb...


"Kamu gak papa?" Tanya pria itu membuat kepalaku langsung mengangguk cepat.

"Ya Pak! Kita langsung ke kantor?" Tanyaku membuka jalan mempersilahkannya untuk berjalan lebih dulu.

Bos Gery itu malah tertawa. Membuatku mengernyitkan dahi mancoba mengingat apakah ada yang salah dengan kalimatku barusan.

"Ini masih terlalu pagi untuk duduk di dalam ruangan Aluma... bagaimana kalau kita... eung pemanasan? Berbincang sambil mengitari sekolah. Saya akan dengan senang hati menjadi tour guide kamu pagi ini." Ucapnya sambil tersenyum.

Senyum yang jelas mampu membuatku tak mampu menolak karena selain dia atasanku. Ini jelas terlalu manis.

Aku mengangguk dengan berat hati. Menyesali keputusan untuk memakai sepatu high heels pagi ini ketimbang sepatu nyaman seperti yang direkomendasikan Gery.

Jujur, mengetahui dari Ganes bahwa berat badannya bisa turun 3kg dalam sebulan karena sekolah tempatnya berkerja hampir sama dengan luasnya Mall kini tidak membuatku heran.

Aku justru ketar-ketir kalau sampai bos baruku ini nekat mengajakku berkeliling sekolah dari satu gedung ke gedung lain.

Bisa pingsan aku sebelum resmi dilantik menjadi sekertaris baru bos Gery.


"Mari... ikut saya." Pak Adnan berjalan lebih dulu. Dengan langkah santai pria itu benar-benar membuatku berjalan di pagi hari pukul 8 sambil menenteng sebuah tas dan Ipad di tangan.

Kalau sampai Juan tau aku berjalan pagi dibawah sinar matahari dan angin sejuk seperti ini. Anak itu bisa benar-benar mengamuk karena setiap ajakan jogging pagi dihari weekend-nya selalu ku tolak.


"Apa kamu suka berlari, Aluma?" Tanya Bos Gery dengan cepat langsung membuat kepalaku merespon dengan menggeleng cepat.

Jangan bilang kalau pria ini benar-benar akan membawaku berkeliling sekolah ini sambil berlari.

Aku lebih baik memilih untuk belagak pingsan dan cosplay jadi polisi tidur walau harus terlindas mobil.

Beladiri setiap dua hari seminggu rasanya sudah sangat lebih dari cukup bagiku. Itupun kalau bukan karena badanku rasanya akan remuk jika aku melewatkan satu hari absen.

Virago ✔ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang