chap 4

644 41 3
                                    

"Jangan pergi"

Apa? Ini bercanda? Orang yang baru hyunsuk kenal bisa membuat hyunsuk salah tingkah sekarang? Bagaimana bisa?!

Hyunsuk langsung duduk di samping jihoon. Jarak mereka begitu dekat. Hyunsuk sekarang masih diam, entah apa yang dipikirkannya, genggaman lengan itu langsung pindah, jihoon yang memindahkannya, ia memindahkan langsung ke tangan kecil hyunsuk. Hyunsuk rasanya mau mati aja kehabisan nafas.

"Kenapa? Lo kayaknya gak suka banget kalo gue ganggu hidup lo? Emang kenapa? " tanya jihoon dengan mata serius.

Hyunsuk hanya membalasnya dengan menggeleng pelan, ia menundukan kepalanya. Matanya tak sengaja melirik kearah tangannya yang sedang di genggam oleh pemuda park tersebut.

"Terus kenapa mau pergi?" jihoon bertanya lagi, kali ini dengan suara yang sedikit ditegaskan.

Hyunsuk masih tak bicara. Ia menggeleng lemah. Dia bingung bagaimana caranya membalas pertanyaan sebegitu banyak nya dari jihoon.

Jihoon diam. Ia melepas genggamannya dan berdiri dari duduknya.

"Gue sekarang gak lagi mau ganggu lo suk, lo gak suka kan?" jihoon berkata dengan pelan, tapi bisa didengar oleh hyunsuk. Jihoon langsung pergi begitu saja, membuat perasaan hyunsuk tak enak.

.
.
.
.
.
.
.
.

Waktu sudah menunjukan pukul enam sore, hyunsuk sekarang sedang berdiri di lorong sekolah dekat dengan pintu masuk sekolah, ia menatap suasana yang sekarang sedang hujan, ia menatapnya lemah.

"Ck, gimana gue pulang kalo hujannya aja udah kayak gini" hyunsuk sedikit menaruh tangannya, dan membiarkan air hujan membasahi tangannya.

"Oi" suara lelaki itu membuat hyunsuk menoleh kearah kanan nya.

"Lo?" hyunsuk kaget. Ternyata yang ia temukan adalah byounggon orang sekelas jeno tadi.

"Nih payung, kebetulan gue bawa dia pake aja" byounggon menyodorkan sebuah payung bening, hyunsuk menerimanya karena dia sudah terjebak hujan seperti ini.

"Bareng yuk" ajak byounggon lagi, hyunsuk mengangguk. Ia belum kenal banyak tentang byounggon, tapi dia sudah menolongnya dari hujan.

Ditengah perjalanan, mereka hanya diam, kadang ngobrol ringan, tapi hyunsuk juga tak banyak bicara.

"Btw, makasih ya" ucap hyunsuk dengan senyuman tipisnya itu, keliatan cantik bangettt cuma dia cowok:)

Byounggon keliatannya blushing, dia membalas dengan senyum yang terlihat keren.

"Gak papa, itu payung ambil aja kalo lo mau" tawar byounggon, baik banget sih jangan jangan....

Hyunsuk tertawa ringan, dia menggeleng tapi tetap dipaksa oleh byounggon, jadinya payungnya buat hyunsuk aja. Dia ngalah biar cepet.

Mereka berdua akhirnya menyebrangi sebuah halte bus, halte itu sepi, hyunsuk berniat baik bus aja biar cepet juga.

"Gue naik bus aja deh" pamit hyunsuk dengan sopan.

"Okeh, payungnya ambil aja, kebetulan rumah gue udah gak jauh dari sini" byounggon berniat meninggalkan hyunsuk, dan ia belok kearah lain, hyunsuk hanya melambaikan tangan dan menuju halte bus itu.

Ternyata di halte itu ada satu sosok lelaki yang ia kenal. Hyunsuk memasang tampang kaget. Ternyata yang ia temui adalah sosok park jihoon, yang benar saja?! Tapi jihoon cuma main HP cuek akan keberadaan hyunsuk.

Hyunsuk duduk di samping jihoon. Jarak nya tak jauh malahan dekat sekali. Paha mereka saja sampai bersentuhan.

"Lo sama siapa tadi? " jihoon bertanya kepada hyunsuk, jihoon telah mematikan ponselnya dan disimpannya dikantong.

"Gon" jawab hyunsuk singkat. Gon? Sejak kapan dia punya panggilan manis untuk pria itu?

"Oh" hanya itu yang dibalas jihoon.

Mereka hanya diam menunggu bus datang, tidak ada yang memainkan ponsel diantara mereka, mereka hanya diam melihat pemandangan hujan yang bersuara keras.

Tak lama, tiba tiba ada petir yang terdengar sangat keras. Jihoon kaget, bukan karena petirnya tetapi karena hyunsuk.

"ANJING!!" seru hyunsuk kaget, jihoon yang sebenernya biasa aja sama petirnya malah dibikin kaget sama tuh anak.

"Ssshhhh" hyunsuk menutup kedua telinganya takut ada petir kedua yang akan membuatnya terkejut lagi.

"Plis, bus cepet dateng dong, plis gue mohon plisss" hyunsuk terus bergumam, jihoon yang mendengarnya hanya menatapnya heran.

"Heboh banget petir doang" jihoon mengalihkan pandangannya kembali kedepan melihat pemandangan hujan yang begitu deras.

Hyunsuk menatap jihoon begitu kesal. 'Sok berani banget nih orang' hyunsuk menggenggam tangannya kuat kuat bersiap untuk menonjok.

Jihoon mengeluarkan sebuah botol yang cakep, aesthetic sih. Cuma hyunsuk gak tau isinya apaan. Ternyata itu adalah parfum  saku! Hyunsuk menatap heran parfum itu. Jihoon yang sedari tadi hanya menyemprotkan parfumnya santai sekali. Jihoon melirik ke arah hyunsuk.

"Mau? " jihoon bertanya sambil menyodorkan sebuah parfum itu. Dan dibalas gelengan oleh hyunsuk.

"Kenapa? Enak lho" ujar jihoon yang sedang memasukan parfumnya kedalam tas nya.

"Gue bilang nggak ya nggak" gak tau kenapa hyunsuk jadi judes sama jihoon. Padahal jihoon nanya baik baik kok dibales nya gitu siih:(

"Lo kenapa? " tanya jihoon, dari tadi nanya nya kenapa kenapa terus sih ji.

"Sok perhatian banget, gue gak mau ngomong sama lo! Jadi jangan harap kita bakal temenan baik!! " kok marah sih suk.

Jihoon menunduk, ia berdiri dari duduknya, kejadiannya sama seperti tadi pas pulang sekolah hanya saja ini berbeda.

Jihoon mengembangkan payung beningnya dan pergi tanpa mengatakan apapun.

Itu lah perbedaanya, kalau yang tadi ada kata terakhir kalo ini nggak.

Hyunsuk mengerutkan dahinya, cepat cepat berdiri dari duduknya dan berteriak sekencang kencangnya kepada punggung jihoon yang sedang berjalan meninggalkan nya.

"PARK JIHOON ANJING!!! "
Gila sih, tapi jihoon gak ngerespon dia memutuskan untuk pindah halte soalnya gak nyaman sama tuh anak (hyunsuk) gak tau maunya apa. Tiba tiba ngambek merajuk, entah lah.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hyunsuk sudah didalam bus, ia sedang berdiri karena tak dapat tempat duduk. Hyunsuk sih gak peduli yang penting dia bisa naik bus tanpa kehujanan.

Bus itu berhenti di halte berikutnya, dan ada seorang remaja lelaki bertubuh atletis, tunggu sebentar bukan kah itu??

Park jihoon masuk ke bus tersebut, ia tak menyadari keberadaan hyunsuk disana tetapi hyunsuk menyadarinya. Jihoon berdiri di dekat hyunsuk tepat di samping tubuh mungilnya.

Hyunsuk mencolek pinggang jihoon, otomatis jihoon menoleh ke arah yang mencolek.

Tampang jihoon saat melihat hyunsuk  itu gak kaget, nggak seneng melainkan malas. Ia lebih memilih kepandangan sebelumnya dibanding menatap hyunsuk.

Hyunsuk menatapnya kecewa, kenapa jihoon tampak menjauhinya? Tetapi isi pikiran hyunsuk yang lain mengatakan bahwa dia bukan siapa siapa jihoon kan?? Iiiiiih pokonya hyunsuk bingung lah.

"Kenapa ya? "























Heiioooowww

Maaf kalo chap ini lebih panjang, btw makasih dah sabar nge bacanya jangan lupa vote dan ramein biar tetep lanjut oke?

See yaa

PARFUM/HOONSUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang