T i g a p u l u h

112K 12.2K 2.7K
                                    



"Happy Papabi day!"

Joilin muncul dari balik pintu kamar Bian secara tiba-tiba, mengagetkan pria yang baru bangun itu.

Sebuah kue berbentuk abstrak berada di tangan bocah kecil itu. Senyum yang mengembang lebar membuat Bian tak tega untuk mencela kuenya.

 Senyum yang mengembang lebar membuat Bian tak tega untuk mencela kuenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih sayang." Bian memeluk sang putri, kemudian mengambil piring berisi kue.

"Ini yang buat siapa?" Tanya Bian lembut.

"Mama Nyanya dan Joiyin!" Seru Joilin riang.

Di hari ayah ini, untuk pertama kalinya Joilin membuat sekaligus memberikan kue kepada Bian.

Sebelumnya ia hanya akan merayakan hari ayah dengan sebuah jajan ciki lima ratusan yang kemudian ia tuang diatas mangkok makannya.

"Mamah Anya di bawah?" Tanya Bian sembari menggendong Joilin.

"Huum! Cuci piling!" Joilin memeluk erat leher Papabi.

Sembari menggendong Joilin di tangan kanan dan memegang piring berisi kue di tangan kiri, Bian melangkahkan kakinya menuju ruang makan.

"Selamat pagi sayang," Bian menyapa Anya yang sedang sibuk di depan sink, mencuci peralatan masak kue mereka.

"Kok aku nggak sadar kamu bangun?" Tanya Bian sembari menurunkan Joilin ke kursi makan bocil itu. Tak lupa kue nya ia taruh di atas meja makan.

Anya sempat menoleh ke arah Bian sekilas sebelum kembali berkutat dengan piring dan mangkok kotor di depannya.

"Kamu keliatan pules banget. Kecapekan kayaknya." Balas Anya.

Bian mengangguk anggukan kepala. Ia berjalan mendekati istrinya dan memberikan satu kecupan di kepala.

"Kalo capek nggak usah cuci cuci, biar aku aja."

"Nggak, ini dikit kok. Kamu duduk aja." Anya memberi perintah.

"SIAP IBU NEGARA!" Bian memberi gerakan hormat, dan langsung menarik kursi makan untuk duduk.

Keluarga mereka terlihat begitu hangat dan bahagia, bagi dirinya. melihat Joilin yang sekarang tiap hari nyengir dan senyum mulu juga membuat hati Bian menghangat.

"Mama Nyanya kayo macak yang enak ya. Ato kita les in Mama Nyanya macak aja ya, Papabi? Biar mama bica macak."

Tiba-tiba Joilin berceletuk.

Bian kira, mulut julid Joilin akan berhenti ketika Anya menjadi istri sekaligus mamanya. Tapi ternyata salah. Mulut Joilin kian pedas.

Anya bahkan sampai bergeming beberapa saat sebelum kemudian menoleh pada Joilin yang asik mencuil gigi dan mata monster kue tersebut.

"Monstel jeyek. Kayak Mama Nyanya waktu beyum dinikahin Papabi." Gumamnya, yang seketika membuat kepala Anya mengepul panas.

"JOILIN!!"

Bad Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang