"Jadi Joiyin tinggal beldua cama Om Carlga ya?" Joilin yang sedang duduk di atas pangkuan Bian itu melontarkan pertanyaan.Bian dan Anya baru saja memberi pengertian kepada anaknya kalau keduanya akan pergi keluar kota untuk urusan orang tua.
Awalnya Joilin ingin ikut, tapi setelah di beri embel embel, "tinggal sama Om Sarga," Joilin langsung mengeluh.
"Aduh, kayakna nanti Joiyin capek deh kayo ikut Papabi cama Mama Nyanya." Katanya sembari memegang pelipis kepala.
Kembali ke waktu sekarang, Bian yang sedang memangku Joilin bergerak memeluk anaknya.
"Iya. Tapi nggak boleh genit sama Om Sarga." Tegur Bian
Anya yang duduk di samping Bian, dengan kepala bersender pada pundak Bian memberi anggukan setuju.
"Kalo kamu genit sama Om Sarga, nanti Papabi kirim kamu ke rumah mbah."
Kepala Joilin sontak menoleh. Ia menatap sengit Anya. "Joiyin ndak mau tinggal cama engkong eyang mbah buyut kakek, bau balcem."
Anya memelotot kan mata ketika mendengar celetukan Joilin. KENAPA ANAK SATU INI JULID SEKALI SIH!
"Mau cama Om carlga aja! Bauna wangi. Joiyin cuka." Joilin menunduk malu malu ketika berbicara.
"Becok ya berlangkatna?" Joilin memutar posisi tubuh. Ia memilih untuk memeluk Bian yang kini ganti mengelus punggung anaknya.
"Jangan yama-yama. Nanti Joiyin angen." Gadis kecil itu mendusel di dada Bian.
"Enggak. Papabi cuman tiga hari kok."
Rencana awalnya Bian ingin seminggu melakukan honeymoon. Kebetulan juga masa datang bulan Anya sudah selesai. Jadi tinggal langsung tancap gas saja.
Masalah anak, Anya tidak mempermasalahkan jika mereka akan punya anak dalam jangka waktu dekat. Bian pun tidak masalah. Karena Joilin sudah tidak sabar punya adik.
Tapi, Bian masih ingin bermanja manja dengan Anya lebih leluasa. Maklum, duda empat tahun lamanya. Sudah lama nggak dimanja istri.
Kepala Joilin lantas mendongak setelah mendengar informasi dari Bian. Tangannya membentuk angka lima. "Tiga?"
Bian membenahi jari Joilin yang teracung itu. "Ini tiga. Kalau tadi itu lima."
Bibinya mengerucut seketika. Matanya menyipit dengan alis menukik ke depan. "Kok cepet cih! Joiyin kan mau belduaan cama Om Calga!"
Joilin kan mau berduaan sama Om Sarga! Mau dimanja manja! Mau jadi calon pacar yang baik buat Om Sarga!
***
Setelah memastikan Joilin sudah tertidur nyenyak dan lelap, Bian langsung menggendong Anya di punggungnya menuju kamar."'Ngapain minta gendong?" Tanya Bian sembari membopong tubuh Anya di punggung. Tak lupa ia memastikan istrinya itu nyaman bertengger disana.
"Males jalan." Anya menjawab dengan nada cuek seperti biasanya. "Berat nggak?"
Bian menggeleng. "Enteng. Makan yang banyak dong. Biar makin empuk"
"Yeee! Lo kira gue bantal apa! Pake empuk segala!" Seru Anya.
Sampai di depan pintu kamar, Bian melepas tangannya yang menopang paha Anya, membuat Anya mengeratkan rangkulan di leher Bian.
"Kita sebenarnya mau honeymoon kemana sih?" Anya masih belum tau dimana keduanya akan menghabiskan waktu berdua.
Kemarin dia ingin ke Bali, tapi tentunya memakan waktu terbang yang melelahkan. Dan waktu tiga hari tidak akan cukup untuk itu.
"Rahasia. Biar surprise." Jawab Bian. Ia menurunkan Anya diatas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Duda [END]
Humor"Kamu kenapa belum nidurin saya?!" "Maksud bapak apa ya?!" "Ma-maf, maksudnya nidurin anak saya." **** Anya memilih kabur dari rumah daripada di jodohkan oleh kedua orang tuanya dengan pria yang tidak ia kenal. Masih dalam perjalanan kaburnya, Any...