E m p a t p u l u h t i g a (END)

176K 9.6K 826
                                    

Ini adalah chapter terakhir mereka gais!!

So sad berpisah dengan mereka! Tapi aku harap di chapter ini kalian merasa puas ya! Hehe!

Sarga sama Joilin gimana? Gatau, biarkan otak Cici berpikir dahulu. Sksksk

Kesan kalian selama baca ini apa?

Absen disini gais!!

Sedih gak pisah?

🥹🥹🥹

Jamal sudah membuka kedua lengannya lebar, bersiap menyambut pelukan Anya, yang pada akhirnya terjadi juga. Ibaratnya ini tuh kesempatan emas yang hanya terjadi sehidup sekali, dan setelah ini Jamal percaya kalau Anya akan menjadi miliknya seutuhnya dan ia akan mendapatkan pelukan serta ciuman dari gadis idamannya itu.

Anya benar benar mendekapnya erat dengan isak tangis. Kini, Jamal berusaha kembali memanfaatkan keadaan dengan mengecup puncak kepala Anya. Bahkan tangannya dengan mulus mengelus punggung wanita itu.

"Tenang saja, Anya, ada saya. Saya bisa membiayai hidup kamu dan Joilin sampai dengan tua. Pria tidak hanya Bian di dunia ini."

"Diem kamu Mal!" sentak Anya, membuat Jamal akhirnya memilih diam saja dan tidak banyak berbicara.

Anya melepas pelukannya, lalu mengusap air mata yang membasahi wajahnya hingga nampak sembab.

"Aduh, cantik cantik jadi buluk begini gara-gara cowok bajingan model Bian." Jamal mengusap air mata di pipi Anya. Ia menurunkan Joilin dari gendongannya. Pria itu sedikit menundukkan tubuhnya, agar dapat leluasa menenangkan calon istri nya yang sudah ia nanti-nanti.

Tiba-tiba saja Jamal memonyongkan bibirnya ke depan, dengan mata terpejam. Anya masih tidak menyadari apa yang akan di lakukan oleh Jamal, karena ia terlalu fokus dengan perasaan sedihnya saat ini.

Bibir Jamal sudah maju bahkan hampir mengenai pipi milik Anya, sebelum sebuah bogeman mentah mendarat di pipi Jamal.

BUGH!!

"LO APAIN BINI GUE!!"

Anya yang mendengar suara bentakkan bersamaan dengan limbungnya tubuh Jamal ke lantai sontak saja langsung membalikkan tubuhnya. Ia melotot kaget, menemukan Bian nampak marah dengan nafas ngos-ngos an seperti lari marathon.

"Mas Bian?"

Anya bahkan sampai menutup mulutnya karena terkejut dengan kehadiran Bian yang terlalu tiba-tiba.

Bian menarik kuat kerah kemeja yang dikenakan oleh Jamal, hingga pria itu terkekeh melihat Bian yang seperti kesetanan.

"Kenapa Bi? Kok kembali. Saya jadi nggak bisa milikin Anya kan, jadinya." Jamal malah seolah dengan sengaja menarik sumbu emosi milik Bian yang sebentar lagi sudah di pastikan akan meledak.

"Bajingan! Gue tau lo ngincer Anya karena anak gue itu keponakan lo, kan? JAWAB BRENGSEK!" Bian semakin kesetanan seolah dengan sengaja ingin membunuh Jamal di tempat  saat ini juga.

Sedangkan Anya yang mendengar itu menutup mulutnya terkejut mengetahui fakta baru saja. Ia langsung menoleh ke Joilin kecil yang berlari menjauh dari orang yang mulai berkerumun.

Joilin malu mengetahui fakta itu, apalagi di dengar oleh mamahnya, dan disaksikan banyak orang. Ia malu ternyata om Jamal yang ia kira baik ternyata punya rencana di baliknya.

"Mas! Berhenti! Joilin kabur!"

Bian yan mendengar pekikan Anya langsung saja berdiri. Matanya mencari ke arah mana Joilin berlari. Tubuh kecil itu nampak berlarii dan beberapa kali menabrak kaki orang.

Bad Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang