First Meet

622 90 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jam menunjukkan pukul 7 malam, aku berjalan ke arah dapur sedikit terkejut dengan kehadirannya yang masih sibuk dengan apron lengkap dengan spatula yang ada di tangan kanannya. "Bunda ngapain sibuk banget?" tanyaku sembari mengambil minum di lemari es.

"Ini jadwalnya Ayah ronda. Makanya Bunda bikinin camilan buat Ayah dan teman rondanya." Aku mengangguk mengerti.

Di perumahan tempatku tinggali memang seperti itu, mereka seringkali membuat acara. Bahkan semua penghuni perumahan ini sudah seperti keluarga sendiri. 

"Oh, Ayah udah berangkat ronda?"

"Udah, tadi dijemput sama anaknya Pak Dirga." Aku menganggukan kepala lagi meski aku tidak tahu siapa anak dari Pak Dirga.

Ya, kesibukanku di kampus membuatku jarang bertukar sapa dengan tetangga atau bahkan aku tidak memiliki waktu untuk bergabung di organisasi anak-anak muda seperti karang taruna.

"Y/N, bisa bantu Bunda?"

"Kenapa Bun?"

"Tolong anterin makanannya ke Ayah. Kamu chat Ayah dulu lagi ada dimana. Di pos atau sudah keliling."

Aku meneruti permintaan Bunda, berjalan ke arah rumah untuk bergantian pakaian yang lebih sopan lalu menghubungi Ayah mencari tahu keberadaanya.

"Ayah." sapaku.

"Kenapa, Dek?"

"Ayah dimana? Di pos atau udah keliling? Y/N mau antar makanan dari Bunda."

"Oh, jangan kesini. Malam ini cukup sepi. Biar temen ronda Ayah yang ambil ke rumah."

"Ok Ayah." kataku.

Setelah mendapatkan kabar aku bergegas memberitahu Bunda yang masih ada di dapur.

"Bun, Ayah bilang nanti temannya yang mau ambil ke rumah."

Bunda meletakkan apron miliknya di lemari lalu menoleh ke arahku, "yaudah, kamu tungguin ya? Bunda mau mandi. Gerah."

"Siap, Bundahara."

Sembari menunggu kedatangan teman Ayah, aku memilih duduk di ruang tengah berencana untuk menonton variety show Korea yang sedang banyak digrandungi anak-anak muda.

"Cakep juga, siapa namanya ya?" tanyaku dengan diri sendiri.

Sebuah suara ketukan pintu dari arah luar membuat atensiku teralih mungkin pelakunya adalah teman dari Ayah. Aku berjalan ke arah ruang tamu tak lupa dengan sekotak pisang goreng yang Bunda buat tadi.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam." balasku seraya membuka pintu dan mendapati seorang pria bertubuh tinggi sudah berdiri diambang pintu menatapku tanpa berkedip.

JAEHYUN IMAGINES (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang