10 Rahasia Masa Lalu
"Kamu mau kan, menikah denganku? Aku tahu umur kita jauh berbeda. Umurku jauh diatasmu. Tapi aku mau serius! Dan aku tidak mau bermain-main. Aku ingin menjagamu seumur hidup."
Leonardo memasangkan cincin yang begitu indah di jari manis milik Salvia. Membuat wanita itu mengangguk dengan wajah sumringah. Siapa tidak tertegun jika kamu dilamar dengan cara yang romantis seperti itu?
"Aku mau." Salvia menjawabnya dengan malu-malu. Leonardo lantas berpindah ke samping Salvia dan memeluk tubuh wanita itu dengan mesra.
"Leo... " Salvia sedikit menjauh dan melepas pelukan kekasih yang baru saja melamarnya tersebut.
"Kamu nggak nyaman?"
"Bukan seperti itu, tapi... "
"Kita akan menikah." Leo kembali menarik dan mendekapnya lebih erat. Leo terus mencium pipi Salvia, walau wanita itu merasa tidak nyaman.
"Leo, sebaiknya kita pulang. Aku rasa kamu mabuk. Aku tidak biasa ke tempat seperti ini." Salvia memohon dengan melas. Ia merasa semakin malam, pesta yang ia datangi semakin liar dan menakutkan.
"Kita akan menikah, tapi kamu bahkan tidak percaya padaku?"
"Bukan begitu Leo... "
"Kamu meragukan kekasihmu? Masih kurang jelas kesungguhanku? Atau kita menikah besok saja?" Leo mengintimidasi Salvia yang tampak goyah.
"Aku akan bertemu ayahmu besok. Kita langsung menikah. Untuk pesta, kita susul setelah kamu wisuda. Bagaimana?"
"Kamu sungguh-sungguh?"
"Tentu saja!" Kini Leo mengangkat Salvia yang masih nampak tak nyaman ke pangkuannya. "Aku serius denganmu."
"Bukannya aku tidak percaya, aku tidak terbiasa dengan ini."
"Minum dulu supaya kamu rileks. Ini tidak mengandung alkohol. Hanya soda biasa."
Leo mengambil segelas minuman non alkohol yang telah ia isi dengan obat perangsang, lalu meminta wanita itu menenggaknya hingga habis.
Karena Salvia memang tidak mencium bau alkohol di gelas tersebut, ia percaya saja dan menghabiskan isinya. Namun selang beberapa menit setelahnya, Salvia merasa tubuhnya panas dan terasa tak nyaman. Kepalanya juga sangat pening.
"Leo kita pulang sekarang, kepalaku pusing."
"Kita menginap di hotel saja ya?"
"Tapi..."
"Kamu tidak percaya padaku? Kita akan menikah bukan? Apa salahnya jika kita satu kamar?"
"Leo aku belum siap."
"Sayang ayolah... lagipula kita akan menikah. Besok aku menemui ayahmu. Apa masalahnya?" Leo menyentuh pinggang hingga pantat Salvia untuk memberi rangsangan.
Karena telah terpengaruh obat, Salvia menjadi sangat bergairah dan menurut saja dengan apa yang Leo lakukan. Jika awalnya ia menolak, secara tiba-tiba ia mendambakan sentuhan itu lebih lagi.
Disaat Salvia mulai kehilangan kesadaran, Leo membawanya kesebuah kamar VIP. Disana sudah ada adik kembarnya menunggu.
"Lama sekali! Aku kwalahan menghadapi Gavin!" Seru Lea membentaknya.
"Kamu pikir gampang merayunya?"
"Yasudah cepatlah! Yang penting rencana kita tidak boleh gagal. Aku harus membuat Gavin merasa bersalah karena menjadi pria pertamaku, lalu menikahiku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Married The CEO
RomantizmSetelah diceraikan istrinya secara tiba-tiba, Gavin memilih menikahi Salvia. Seorang wanita muda dengan satu anak balita yang baru saja ia temui dan ia kenal. Gavin melawan arus kali ini. Ia tidak ingin lagi mengemis cinta pada mantan istrinya, yan...