part 15

3.2K 229 16
                                    


Shani sudah bersiap di garis start bersama dengan pembalap lainnya, gracia bersama dengan anggota shani yang lainnya bersorak memberi semangat di tribun, semua anggota shani menyempatkan diri untuk datang, mendukung sang kapten yang sekarang sudah melajukan motornya bersama dengan pembalap lain. Berpacu membuktikan kemampuan mereka,melihat siapa yang tercepat dan menyelesaikan 4 putaran lebih dulu.

Shani sekarang berada si posisi ke empat, menambah lajunya untuk menyusul pembalap di depannya. Sorak penuh semangat dari tribun penonton terdengar begitu memekakkan telinga,walaupun shani tidak mendengarnya, tapi semangat mereka untuk memberikan dukungan begitu membara. Berharap kapten kebanggaan mereka memenangkan pertandingan.

sekarang shani berada di posisi kedua berhasil menyusul dua pembalap di depannya, sekarang tinggal satu putaran lagi dan shani harus bisa menyusul satu pembalap di depannya jika dia ingin menang.

Tapi saat shani menambah kecepatannya pembalap dibelakangnya memotong jalan motor yang dikendarai shani,sangat dekat hingga tak menyisakan jarak, membuat shani tak bisa mengendalikan laju motornya,motornya oleng keluar dari jalur, menabrak pembatas jalur, tubuhnya terhempas sangat kencang,berguling hingga membentur pembatas jalur begitu kuat. Tubuh shani terbaring lemah disana, tak bergerak sedikit pun.

Gracia dan semua anggota shani teriak sangat kencang melihat shani yang sekarang terbaring disana, nafas gracia tercekat, semua pendukung shani mendadak bisu, wajah mereka terlihat cemas.

Tidak mungkin,itu bukan shani,itu pembalap lain, gracia berusaha meyakinkan dirinya. Shani nya baik baik saja.
Tapi melihat tim medis yang mengangkat tubuh lemah pembalap yang bernomor punggung 48 itu seketika membuat kaki gracia lemah tak bertenaga, air matanya luruh bersamaan dengan tubuhnya yang sekarang ditahan oleh angga yang berdiri disamping gracia.

Itu benar shani nya. Tidak mungkin, shani berjanji akan baik baik saja. Dadanya sekarang sesak, susah sekali untuk mengambil satu tarikan nafas, oksigen disekitar gracia mendadak habis. Dia ingin berlari kesana,tapi kakinya lemah, badannya bergetar hebat,takut hal buruk terjadi pada shani.

"Ayo kita susul shani ke rumah sakit" ucap angga pelan, merengkuh tubuh gracia berjalan meninggalkan tribun bersama yang lainnya. Gracia hanya diam,suaranya mendadak hilang,pikirannya dipenuhi dengan hal buruk yang mungkin akan terjadi.

Mereka menyusul ambulans menuju rumah sakit, shani langsung dibawa ke UGD. Semua perawat terlihat sibuk disana,berlarian untuk segera menangani pasien yang baru saja datang.

Tak lama gracia dan semua teman shani hadir disana,memenuhi lorong rumah sakit, wajah mereka harap cemas,begitu khawatir dengan keadaan shani. Bagaimana keadaan shani di dalam sana, apakah shani terluka begitu parah?.

Gracia masih terisak dalam tangisnya, dia tidak sanggup jika hal buruk terjadi pada shani. Gracia telah menggantungkan hidupnya pada shani, dia tidak bisa jika shani pergi meninggalkannya, ini akan lebih sakit daripada ditinggal kedua orangtuanya. Akan lebih sakit dari sakit yang sebelumnya dia rasakan, akan lebih hampa dari pada kehampaan yang pernah dia rasakan. Shani tidak boleh meninggalkannya, gracia tidak bisa.

Angga dan teman temannya yang lain berusaha menenangkan gracia,meyakinkan gadis itu jika semuanya akan baik baik saja.

Semua wajah yang tadi ditekuk kembali terangkat tatkala pintu yang tadi ditutup rapat kembali dibuka, menatap dokter yang sekarang keluar dari ruangan itu dengan tatapan penuh harap, berharap dokter itu mengatakan hal baik pada mereka. Gracia tak berhenti berdoa dalam hati untuk keselamatan shani.

Tubuh gracia luruh kelantai setelah dokter itu mengatakan.

"Maaf, pasien tidak bisa tertolong,lukanya cukup parah, ini semua diluar kemampuan kami, tuhan berkata lain,dia telah kembali pada sang pencipta" ucap dokter itu turut berduka.

SOULMATE (GreShan) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang