part 20

2.9K 261 26
                                    












"Ci.."

"Ci shani" panggil gracia.

Bangkit dari sofa berjalan kearah dapur, tidak ada siapapun disana, gracia kembali berjalan menuju kamar, memeriksa kamar itu, tetap tidak ada siapa pun disana.

Shani tidak pulang, hanya ada dia sendiri disini.

"Ci shani belum balik, cici kemana?" Tanya gracia sedih.

Dia bergegas membersihkan diri dikamar mandi, gracia memakai baju milik shani, karna merasa lapar dia berjalan ke dapur, membuka kulkas yang isinya sudah banyak yang tidak bisa dikonsumsi, hanya ada susu kotak  disana yang bisa ia minum, shani selalu menyetok susu kotak untuk dia dan gracia.

Gracia mengambilnya satu lalu duduk di kursi meja makan, meminum susu itu, tatapannya sendu, kenapa shani tidak pulang?.

Gracia teringat sesuatu, dia harus ke coffee shop milik shani, mungkin shani ada disana. Gracia menelfon angga untuk mengantarnya.

"Hallo.. bangga udah cek ke coffee shop cici belum?" Tanya gracia.

"Gw sama yang lain udah pernah kesana gre,tapi shani nggk ada juga disana, temen yang lain juga mantengin tiap hari kesana" ucap angga di telfon.

"Bangga bisa anter gw kesana nggk, gw mau ngecek sendiri kesana" ucap gracia.

"Bisa, bentar lagi gw otw ke tempat lo" ucap angga kemudian panggilan itu terputus.

Gracia segera bersiap-siap, dia harap hari ini dia bisa bertemu dengan shani.

Tidak lama menunggu, angga sampai. Angga menggunakan mobilnya, mobil angga melaju menuju coffee shop milik shani. Coffee shop ini belum terlalu ramai karna masih pukul 10 pagi. Gracia bertanya pada karyawan shani yang ada di kasir.

"Pagi nin, ci shani ada nggk?" Tanya gracia pada kasir bernama anin itu.

"Ci shani udah dua minggu lebih nggk ada kesini gre, dihubungin juga nggk bisa" ucap anin.

"Jadi ci shani nggk pernah kesini?" Tanya gracia memastikan dan diangguki oleh anin.

"Temennya ci shani juga tiap hari nanyain kesini" jelas anin.

Gracia menghembuskan nafasnya kasar. Hilangnya shani tidak meninggalkan jejak setelah malam itu, bagaimana dia bisa menemukan shani,tidak ada petunjuk sama sekali.

"Oh iya gre, lo ambil alih coffee shop ya, kita semua nggk berani ngurus semuanya gre, dua minggu ini aja gw pusing karna anak anak yang lain nyuruh gw ngurus semuanya" pinta anin.

"Ok, gw bakal ambil alih ngurus coffee shop selama cici belum balik" ucap gracia.

Gracia berjalan ke arah ruangan kerja milik shani diikuti angga dibelakangnya. Mereka duduk di sofa ruang itu.

"Gw juga pusing mikirin gimana cara nemuin shani gre, kita nggk ada petunjuk sama sekali" ucap angga, dia sedikit frustasi.

"Oh iya, bangga tau panti asuhan cici nggk?" Tanya gracia.

"Gw nggk tau gre, shani nggk pernah cerita dulu dia tinggal di panti asuhan mana, lo tau kan shani itu cuma terbuka sama lo aja" ucap angga, shani pernah cerita dia dibesarkan di panti asuhan, lalu memutuskan merantau dan melanjutkan sekolah di jakarta, tapi shani tidak pernah memberitahu nama panti asuhannya.

"Cici juga nggk pernah cerita sama gw, gw nggk pernah juga nanya masa lalunya karna gw udah tau dari aldo, gw juga nggk berani nanya karna gw pikir itu bakalan buat dia sedih" ucap gracia. Bodoh sekali dia tidak pernah bertanya untuk mengetahui kehidupan masa lalu shani.

SOULMATE (GreShan) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang