part 43

2.7K 251 47
                                    








Sekarang mereka berempat sedang berada di lift, shani masih setia merangkul pinggang gracia, karna gadis itu belum memperbolehkan dia untuk melepas rangkulannya.

Shani menoleh menatap gracia, gadis itu mengulum bibirnya sendiri.

"Masih sakit ya?" Tanya shani pelan membuat gracia menatapnya.

"Iya" ucapnya dengan puppy eyes nya.

"Coba liat" ucap shani menarik dagu gracia. Ternyata bibir gadis itu luka sedikit, hanya sedikit.

"Gara-gara kamu tau" ucap gracia cemberut.

"Iya maaf" ucap shani merasa bersalah, ternyata sentilannya cukup kuat hingga membuat gadis itu terluka, salah gracia juga kenapa mulutnya asal ceplos.

Interaksi mereka tak luput dari pandangan dua orang di belakangnya, desy makin dibuat tak percaya, apa mereka benar-benar menjalankan perannya dengan totalitas tanpa batas? Harusnya adegan dalam pikiran kotornya dalam kamar ruangan tadi kan di skip saja?

Sedangkan vinny sekarang ingin langsung lompat saja ke lantai bawah, dia tidak kuat dengan keuwuan dua manusia itu, dia merasa benar-benar telah kalah dari gadis itu, bahkan dirinya belum menunjukkan rasa suka yang telah lama dimilikinya, dia pikir dengan sikap yang lebih elegan dan tidak se bar-bar dulu akan membuat shani menyukainya, tapi perkiraannya salah, shani telah dimiliki oleh orang lain.

Mereka pergi dengan mobil terpisah ke restoran yang dimaksud, tentu saja yang terpisah hanya vinny dan desy, sedangkan greshan sangat mustahil untuk dipisahkan. Tiga mobil itu melaju dengan mobil vinny yang memimpin jalan, sedangkan mobil desy berada di barisan paling belakang. Greshan sudah seperti dikawal saja bak orang penting,eh tapi mereka memang orang penting kan?.





Mereka sampai di restoran itu, shani keluar dari mobil dan berjalan untuk membukakan pintu untuk gadis manjanya.

Hal itu tak luput dari pandangan vinny.

"Harusnya gw yang berada di posisi itu" gumam vinny tak suka melihat shani benar-benar meratukan gadis itu.

Mereka masuk ke restoran dengan gracia yang menggandeng lengan shani. Benar-benar membuat vinny ingin menghancurkan restoran ini, rencananya untuk mengajak shani makan siang berdua gagal, shani tidak akan pergi jika tidak bersama gadis itu, dia harus berpikir cara lain agar bisa mendapatkan shani.



"Sayang kamu mau makan apa?" Tanya shani pada gracia yang sibuk memainkan ponselnya.

"Pesen kayak yang biasa aja" ucap gracia masih belum mengalihkan tatapannya dari ponsel.

Pesanan mereka datang. Shani menyuapi gracia, seperti yang biasa mereka lakukan, makan sepiring berdua. Membuat selera makan vinny hilang, makanan di mulutnya terasa pahit melihat kemesraan dua gadis itu.

Gracia membisikkan sesuatu pada shani, desy dan vinny hanya menjadi penonton bagi bagi mereka.

"Iya ntar malam lanjut,tapi jangan lama-lama, aku nggk mau kamu ngantuk di kampus" ucap shani pelan namun masih bisa didengar oleh dua gadis dihadapan mereka.

Desy benar-benar frustasi sekarang, apa drama yang mereka mainkan sudah sejauh itu? Kenapa pikiran kotornya terus memenuhi otak mungilnya? Dia harus meminta penjelasan dari mereka.

Sedangkan vinny? Tidak beda jauh dengan desy, apa mereka harus membahas hal itu disini? Apa tidak bisa nanti saja? Kenapa dua gadis itu mesum sekali?

"Kamu suka nggk?" Tanya gracia menatap shani tersenyum semangat.

"Suka banget, tapi kamu jangan nangis lagi ya kek tadi malam" ucap shani.

SOULMATE (GreShan) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang