'Hiatus'

218 13 4
                                    

"Hanma bangsat! Turunin! " kisaki masih bersikeras memukul punggung Hanma.

Hanma tersenyum ke petugas resepsionis hotel tersebut, "Maaf ya mbak, dia emang gak bisa diem. "

"Ah, gak papa kok mas, oiya silahkan tunggu 10 menit, fasilitas kamar yang masnya minta lagi diproses. "

"Ok mbak, saya tunggu disana ya. " Hanma tersenyum sekali lagi.

"Oiya mas, nanti saya panggil. "

.
.



Hanma berjalan ke arah sofa yang disediakan untuk pengunjung.

"Han." Kisaki menyerah tenaga nya habis.

"Kenapa? " Hanma membuat Kisaki berpangku pada pahanya.

"Hmmph." Kisaki menenggelamkan kepalanya di pundak Hanma.

"Utu~ Baby Kisaki kenapa? " wajah tampan Hanma mengendus jenjang leher Kisaki.

"Atas nama Tuan Hanma! "

"Kita udah di panggil tuh, bangun gih." Hanma menepuk pelan pundak Kisaki.

"Emoh" Kisaki menggeleng pelan.

"Gendongnya gini aja." tukas Kisaki.

"Iya deh." Hanma tersenyum.

Hup!

Badan Hanma menggendong tubuh manggil Kisaki dengan gaya koala.

"Kamarnya sudah siap tuan, ini kuncinya. "

Hanma menerima kunci tersebut.

"Ki... Bangun yuk. " Hanma pelan menepuk punggung Kisaki.

"Erghhh." lenguhnya.

"Tidur ya, cape pasti. " Hanma membaringkan badan mungil Kisaki.

"Good night sweetie. "

Cup.

.
.
..
.
.
.

Mata Kisaki terbuka perlahan, mengerjab-erjab. "Hanma? Hnghh...HUWAA!!!! HANMA!!!" 

Hanma yang baru saja kembali dari membeli makan malam tergopoh-gopoh mendekati bayinya yang meraung-raung diatas kasur. 

"Sut....Kenapa hm?"

Kisaki sontak langsung memeluk Hanma erat, mendusel-nduselkan wajahnya diceruk leher Hanma. "Jangan pergi....Atut..." jawab Kisaki dengan baby facenya. 

Hanma membawa Kisaki ke gendongannya, lalu duduk di salah satu kursi dengan meja bundar, dekat dengan jendela kamar. Mendudukkan badan Kisaki di pangkuannya, "Mau makan? Atau mandi? Ini udah malam..." Hanma masih setia menggelus punggung Kisaki. 

"Mau pangku, sama mam!" balasnya dengan bibir mengerucut kedepan. 

Hanma mengangguk, membuka bungkusan plastik bening, lalu mengeluarkan sterofoam yang berisi bubur, dengan Kisaki yang masih setia berada di pangkuannya.

"Nih mam, buka mulutnya. Aaa, pesawat datang!" Hanma mengarahkan sendoknya kedepan mulut Kisaki, yang diterima baik oleh sang empu.











Sementara itu di tempat lain

"Nghh! Ahk! Ahh! Baji-san! Ah! Stop! Terlalu dalam! Hyaa!"

"Sshh... Chifuyu, dalammu terasa hangat. " Baji menambahkan tempo genjotan nya. Membuat Chifuyu mendesah lebih kencang.

Feromon Jeruk Chifuyu bercampur dengan wangi feromon Rum milik Baji yang memabukkan.

'Ahh, sial ini nikmat. Penisnya Baji-san menusuk prostat ku. Akan menjadi malam yang panjang.'

Plok!

Plok!

Plok!

Plok!

Paha keras Baji dan pantat semok Chifuyu saling bertubrukan yang membuat suara mesum. 

"AHHH! BAJI-SAN! NGHH! Terlalu Dalam!! Emnghhh!!"










Meanwhile, disebuah kamar dengan interior jepang yang kental...

"Mmmhh...Emm...nnhhh..."

"Terus Chi, Sshh....Kenapa mulutmu sangat hangat? Erghh!" Mikey menekan kepala Takemichi, membuat penisnya masuk lebih dalam.

Crot!

Crot!

"Puah! Hah! Huek!"

"No, Takemichi telan itu sayang." Mikey mendongakkan wajah Takemichi yang tertunduk. 

Glup!

"Good boy. Ayo tidur ne, kau pasti lelah."


















Ges, maaf mungkin ini keputusan terburuk ku dalam kehidupan. Ni cerita bakal hiatus lama. Ai pengen fokus ke cerita yang lain. Soalnya ini aku gak ada ide alur cerita.
Maaf yang sebesar2nya kalian bisa pindah lapak. Thank you atas dukungan kalian selama ini.

.
.
.
.
,
,
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.

Omega Kesayangan [ Tokyo Revenger's ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang