CHAPTER 116 : Ellenia meminta maaf padaku

1.1K 48 0
                                    

Tidak ada rasa sakit tertentu, tapi karena aku masih tidak berenergi, aku langsung tertidur ketika aku menutup mataku. Seperti yang dikatakan ayah mertuaku yang mulia, aku akan punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan setelah dia mengosongkan posisinya,  jadi lebih baik aku beristirahat selagi aku bisa. Berkat matahari terbenam yang hangat yang menggelitik kelopak mataku ketika aku bangun dari tidur siang, aku bisa merasakan kehadiran seseorang yang berdiri di sebelahku.

Menganggap itu Izek, aku tidak memeriksa melihat siapa itu. Namun, ternyata itu adalah adik iparku yang cantik yang tampak seperti Izek, mengunjungiku ketika aku sendirian.

Sepanjang waktuku dengan berpura-pura menjadi pasien, Ellenia sering menyelinap ke pintu dan menghilang setelah diam-diam mengamati dokter keluarga atau pelayan yang merawatku.

Meskipun dia waspada terhadapku, itu tidak bisa dihindari, tapi lebih dari itu, aku hanya merasa seperti aku tidak siap untuk menghadapinya.

Aku tidak tahu bagaimana mempersiapkannya.

Ellenia berhenti mondar-mandir dan menatapku dengan ekspresi tabah saat aku memalingkan muka darinya.

Matahari terbenam yang mengalir dari jendela dengan tirai yang sedikit ditarik mewarnai wajah kami denga pewarna merah tua.

"....Kamu sudah mendengar tentang hal itu."

Suara yang akhirnya keluar terdengar tenang dan dingin memang seperti dia.

Tangan panjang yang terbuka di bawah lengan renda lebar tampak tak bernyawa hari ini.

"Aku mengirim Marta ke tempat lain."

"Ah...."

"Itu bukan kesalahan Ruby, jadi aku harap kamu tidak salah paham. Ini adalah sesuatu yang seharusnya aku lakukan sebelumnya. ... Tampaknya tidak ada dari kita yang tahu seperti apa orang-orang di sekitar kita."

Itu merupakan pertanyaan bodoh untuk ditanyakan 'Mengapa kamu melakukan itu?' Bukankah ada saat-saat ketika kamu merasa seperti kamu sudah tahu alasannya meskipun tidak perlu dikatakan.

Jadi Ellenia yang mengalihkan perhatiannya ke pemandangan di luar jendela, perlahan-lahan menarik napas, menghindari mataku yang hanya menatapnya.

"Aku tidak berpikir untuk mencoba dekat dengan siapapun. Aku mungkin tidak mencobanya karena aku tidak peduli... sekarang aku melihat itu, aku mengetahui bahwa aku lebih buruk dari kakakku."

Aku bertanya-tanya apakah ada kabar yang  beredar bahwa aku diam-diam menyembunyikan binatang buas, tapi tampaknya aku menderita masalah yang berbeda sama sekali.

"Kedengarannya konyol untuk mengatakan ini setelah waktu yang kita habiskan bersama, tapi aku percaya bahwa tidak apa-apa bagi siapapun untuk pergi kapan saja. Seperti ibuku.... tidak masalah jika mereka tiba-tiba pergi."

"......."

"JIka aku telah hidup seperti itu.... Aku tidak bisa membayangkan bagaimana Ruby hidup selama ini...."

Suara itu yang tadinya berbicara dengan tenang, turun dengan berbahaya seperti ketenangan sebelum badai.

Aku berada di tengah-tengah itu semua.

"Ruby, aku....aku minta maaf, aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa."

Dia mengatakan sesuatu yang tidak bisa dipahami lagi.

Mengatakan dia minta maaf?

Aku tidak merasa dia punya sesuatu untuk merasa menyesal dalam masalah ini....

"Aku menyukai suasana hangat dan menyenangkan yang sudah lama tidak ada, aku suka bagaimana gangguan gila selalu membuatku lengah, dan aku iri padamu karena selalu tulus...."

How to Get My Husband on My Side (terjemahan Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang