CHAPTER 25 : Sarapan pertama bersama Izek

251 17 0
                                    

Apa yang harus kukatakan? Haruskah aku jujur dan mengatakan bahwa aku dihukum? Namun bagaimana jika dia marah karena aku baru saja berbohong? Saat aku menelan ludah kering, dia membuka mulutnya, "Tidak, ini sudah selesai. Bukan itu intinya."

Apa?

Dia mengangkatku dari pangkuannya dan mengambil pakaian yangg telah dilepas. Dia memakainya lagi dan berjalan pergi... tubuhnya menjatuhkan diri ke satu sisi tempat tidur.

DIa tidak mengatakan apapun dan tidak melakukan apapun. Dia hanya berbaring dengan satu tangan di dahinya dalam keheningan, akan tetapi aku takut untuk berbicara dengannya karena situasi yang tidak biasa ini.

Melihat pria yang sangat terlihat jelas ini, ada sedikit kejengkelan yang terlihat di wajahku. sekumpulan awan suram tergantung di atasku.

Sial. Aku benar-benar mengacaukannya lagi. Hidup dan matiku tergantung pada hal ini, apa yang harus kulakukan sekarang? Aku tahu ini berjalan terlalu lancar! Aku yakin dia hanya memperdayaku.!!

Tidak, aku tidak bisa dicap sebagai pembohong lagi.

Aku merangkak berlutut dan meringkuk di sebelahnya.

"Maaf, aku tidak bermaksud untuk menyembunyikannya, aku sangat malu sehingga aku tidak tahu harus berkata apa..."

"Apa?"

"A-aku sangat malu untuk memberitahumu bahwa aku adalah pembuat onar yang bodoh... Hik, aku tidak akan pernah melakukannya lagi. Aku sangat putus asa. Aku salah. Lain kali, hanya, hik, hanya, pukul aku!"

Aku terus cegukan, jadi seperti yang sudah-sudah, aku mencoba untuk memasukkan jari-jariku ke mulut dan memegang lidahku, namun ia tiba-tiba meraih tanganku. Aku mengangkat kepalaku karena terkejut.

"Berhenti bicara."

"Hik...?" (suara cegukan)

"Sudah kubilang tidak seperti itu."

Matanya yang terbakar tertuju kepadaku. Saat aku menutup mulutku dengan mengernyit, Izek menghela napas.

"Kemarilah."

Aku ditarik dan dibaringkan begitu dia meraihku.

Rasanya sangat aneh berbaring dengan kepalaku yang bersandar di bahunya, dipeluk oleh lengannya yang seperti besi.

Keheningan yang canggung ini sungguh mengganggu.

Apa ini?

Ketika aku mengangkat kepalaku, matanya sibuk menatapku.

Oh, mata kami bertemu.

"Aku tidak tahu mengapa kamu mencoba berhenti bernapas setiap saat. Apakah hal itu menghentikanmu dari cegukan?"

"Aku, hik, aku pikir kamu mungkin salah paham denganku sebagai pembohong."

"Aku sangat benci berbohong."

"Hik."

"JIka kamu adalah seorang pembohong. Kamu tidak akan berbohong seperti ini padaku."

Begitukah, jadi kamu tidak menyangka aku sudah berbohong. Haaa, ini akan membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun. Lalu, mengapa kamu tiba-tiba berhenti?

"Yah..."

"Ini bukan karenamu. Aku hanya... merasa lebih baik di hari lain."

Suara yang rendah. Tentu saja, bukan suara yang lembut, tapi juga bukan suara yang terdengar dingin ataupun sinis.

Bisakah aku mempercayainya? Apakah hari lain benar-benar akan datang?

Yah, dia baru dalam hal ini dan aku tidak ingin mendesaknya. Permainan ini telah berantakan, namun akan lebih menjengkelkan untuk merengek lebih dari ini. Akan lebih baik membidik kesempatan berikutnya. Ya, hari ini bukanlah harinya. Aku akan bekerja lebih keras lagi dan memastikan untuk mendapatkan kesempatan yang lebih besar lain kali. Ayo jangan putus asa!

How to Get My Husband on My Side (terjemahan Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang