CHAPTER 117 : Aku, Ellenia dan Izek perang bola salju

1K 40 1
                                    

"....Aku tidak marah."

"Lalu, apa kamu kesal?"

"Apa aku anak berusia 10 tahun?"

"Lalu kenapa kamu mengabaikanku?"

-Hening-

Selama keheningan yang canggung berlangsung, Izek nyaris tidak bergerak hanya menunjukkan punggungnya yang lebar.

Bagaimanapun, sepertinya kepribadiannya tidak cocok dengan perawakannya yang besar.

Dengan suara yang renyah dan bermunculan, bola-bola salju menghantam dan berserakan di bahunya yang terbentuk dengan baik.

Mata merah darah yang melihat ke belakang pada sumber peluru salju itu benar-benar menakutkan.

"Apa yang kamu lakukan sekarang...."

Puk (suara bola salju mengenai Izek)

Oh, astaga. Apa yang akan aku lakukan? Kamu terkena pukulan di kepalamu.

Kepingan salju putih yang menutupi rambut peraknya turun mengalir ke bawah.

Ketika aku membuat bola salju lain, tampaknya butuh waktu bagi Izek untuk memproses apa yang sedang terjadi.

Kemudian, meskipun pada awalnya tertegun, dia segera mendapatkan kembali ketenangannya.

Oh, sungguh ekspresi yang mengerikan.

"Apa-apaan ini...."

Puk.

"Jangan...."

Puk.

"Ruby, jangan lakukan itu...."

Puk. Puk. Puk.

"Hentikan!"

"Jika kamu marah, lempar balik donk."

"Tunggu sebentar.... Tunggu, tunggu! Pengendalian diri adalah salah satu kebajikan seorang paladin!"

Apa sih yang dia bicarakan? Semakin mengenalnya, dia semakin tidak biasa.

Meskipun dia patuh dan selalu tunduk di hadapan *Kantor Suci, Izek juga memiliki rasa balas dendam yang kuat, namun untuk suatu alasan, dia tidak memiliki tanda-tanda untuk melawan.

(Cat : *Holy Office adalah wujud nyata. Istana Kantor Suci adalah sebuah bangunan di Roma yang merupakan milik Vatikan.)

Dia hanya bergegas memblokirnya dengan tangannya.

Awww, ini tidak menyenangkan lagi jika terus-terusan seperti ini....

"Sepertinya menyenangkan."

Aku, yang baru saja mengambil bola salju, dan Izek yang baru saja menyeka matanya yang tertutup oleh bola salju, memalingkan kepala kami bersamaan.

Penerima tatapan kami, seorang putri cantik sedang berdiri di sana, mengenakan selendang tebal dan menunjukkan ekspresi senang.

"Aku tidak tahu kakakku bisa bermain-main seperti itu."

Sejenak, mata kami bertemu.

Lalu Izek berbicara duluan.

"Mungkin saja jika sesuatu seperti ini."

"Ellen, apa kamu ingin bergabung?"

Wajar jika ekspresi santai di wajah Ellenia lenyap dalam sekejap.

"...Apa? Tidak, aku tidak bisa..."

Puk.

Bahkan sebelum kata-kata itu keluar, bola salju besar yang dilemparkan oleh Izek ke pundak Ellenia yang terbuka.

How to Get My Husband on My Side (terjemahan Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang