KB II - Kehebatan Anak Om Reno (Roman) 3

3.3K 12 0
                                    

KB III - Kehebatan Anak Om Reno
(Roman Side)


Hari pernikahan mas Risjad pun tiba dan semua orang tengah sibuk dengan tugasnya masing-masing. Termasuk Gue sekarang yang ditugaskan sebagai penerima tamu bersama dengan tiga orang saudaranya yang lain, Rea, Clarisa, dan Cleo. Clarisa dan Cleo ini adalah anak dari om Reno, adik Papa sendiri. Usia mereka masih 22 tahun, baru saja menyelesaikan pendidikan sarjananya. Uniknya, Clarisa dan Cleo adalah saudara kembar pria dan wanita yang memiliki kepribadian yang berbeda.

Clarisa sebagai seorang wanita bisa dibilang cukup tomboy dan masih berada dalam fase itu hingga sekarang. Wanita cantik dengan paras tegas dan elegan, rambutnya hitam panjang terurai sangai indah. Namun tak pernah sekalipun gue mendengar ia memiliki seorang pacar.
Sama halnya dengan Cleo, adiknya sekaligus kembarannya itu yang merupakan seorang pria gagah, mirip sekali dengan om Reno. Perawakannya tinggi tegap, wajah tegas om Reno pun menurun padanya. Meski begitu, tetap juga tak gue dengar kisah cintanya selama ini.

Memang sejak kecil, tante gue, Bella, istri om Reno ini telah meninggal dunia karena penyakit ya ia idap. Om Reno dengan sekuat tenaga berusaha membesarkan kedua anaknya ini sendiri meski Mama dan Papa sudah menyarankan agar om Reno pindah rumah ke dekat rumah kami agar Mama bisa turut membantu mengurus keponakannya. Namun, karena sifat keras yang dimiliki om Reno, ia tetap bersikeras untuk mencukupi seluruh kebutuhan keluarganya ini, baik dari segi materi maupun perhatian. Sayangnya, dia tak bisa memberikan semuanya secara bersamaan.

Sebagai anggota keluarga dari mempelai pria yang bertugas menerima tamu, tentu gue bisa melihat siapa-siapa saja yang datang ke nikahan mas gue ini. Tentu banyak bapak-bapak dan ibu-ibu yang datang dari teman-teman Papa Mama, maupun dari mempelai wanita. Seperti pada umumnya, tampilan mereka sangat bisa ditebak. Orang-orang seusia Papa Mama atau bahkan lebih tua, dengan perawakan tubuh yang sudah tak terjaga, bukanlah selera gue.

Adapun teman-teman dari mas Risjad dan kak Intan yang datang juga tak banyak yang menarik perhatian gue. Malahan, sekarang ini gue lebih fokus ke salah seorang kerabat kak Intan yang sempat berkenalan sebentar dengan gue. Tak lupa, saudara sepupu gue ini juga nampak gagah dan manis secara bersamaan. Tak henti-henti gue tersenyum, bukan untuk menyambut tamu, melainkan tersenyum yang sengaja gue arahkan ke seberang kepada Cleo.

Sebenarnya, di sebelah gue ini juga ada adik dari kak Intan yang bertugas berjaga bersama Clarisa, Dimas namanya. Keduanya nampak tak banyak bicara dengan satu sama lain, berbeda dengan gue yang selalu diajak bicara oleh saudara kak Intan yang mungkin seumuran dengan Clarisa. Wajar saja bisa dibilang, toh keduanya pun baru saling kenal dan mungkin sifat Clarisa yang cuek membuat Dimas ini juga diam saja.

"Mas Roman, itu saudaramu itu cuek bener mas. Kasian mas Dimas." Bisik pasangan gue berjaga.

"Emang gitu anaknya. Kalo belum kenal banget jarang ngomong, terkesan judes malahan." Balas gue sambil tersenyum kecil melirik ke samping sekarang.

Mata gue bertemu dengan milik Clarisa. Tatapan tajam itu seolah mengisyaratkan bahwa dia sudah benar-benar bosan. Sedang Dimas disampingnya yang kebetulan juga menoleh ke arah gue mulai tersenyum kecut. Sebenarnya tampang Dimas juga cukup rupawan, meski tak bisa gue samakan dengan kak Intan yang cantiknya benar-benar natural, bukankah seharusnya gen itu menurun pada adiknya? Secara fisik sendiri bisa dibilang ia sangat menarik bahkan, tubuhnya kekar tipikal lean muscle. Warna kulit sawo matang yang ia miliki pun turut menambah daya tarik Dimas. Namun memang gue yang sudah sangat curiga pada saudara gue ini saja. Baik Clarisa maupun Cleo, gue menebak bahwa mereka memiliki ketertarikan yang sama seperti gue, atau paling tidak seorang bisexual.

"Ohh gitu ya.." Wanita ini manggut-manggut dan kemudian tersenyum sangat manis ke arah gue.
"Untung gue bareng sama lo ya mas. Udah cakep, ramah lagi. Seneng deh kita jadi sodaraan..." Katanya.
"Eh nggak deng, gue masih sodara jauh sama kak Intan kok." Kali ini ucapannya menjadi semakin genit. Gue pun hanya menanggapi dengan tawa ringan saja pada anak kuliahan ini.

Kali ini gue mencoba mengirim pesan pada Cleo. Ingin berbicara tentang kembarannya itu yang barusan di gosipkan oleh saudara pihak mempelai wanita.

'Kasih tau tuh kembaran lo, jangan cuek-cuek. Kasian anak orang dikacangin dari tadi.' Tulis gue.
'Haha. Kaya baru kenal Claris aja mas.' Sampai sekarang gue masih tak paham kenapa Clarisa kekeh ingin dipanggil Claris.
'Ya kasih tau aja. Mending dikecengin tuh cowok. Rasanya masih bisa kok kalo emang dia nikah sama Dimas.' Balas gue.
'Ga bakal mau mas. Bukan tipe Claris.' Jawab Cleo singkat.

Gue langsung melirik ke seberang dan melihat senyum kecut Cleo sambil ia mengangkat bahunya. Kali ini gue menggeleng-gelengkan kepala.

– – – –

Rentetan acara pun selesai dan akhirnya gue mendapatkan kebebasan gue kembali. Gue pulang ke rumah bersama Papa, Mama, dan kak Rea. Sedang mas Rasyid dan kak Rubini pulang ke rumahnya masing-masing bersama keluarganya yang memang masih sama-sama tinggal di Jakarta. Rumah begitu kosong saat ini, Papa dan Mama sudah pamit masuk duluan ke kamar untuk beristirahat karena terlalu lelah tersenyum lebar menyambut tamu-tamu undangan. Kak Rubini, seperti biasa ia akan mengurung diri di kamar.

Masih sampai besok lusa gue disini dan rasanya akan susah bagi gue untuk kembali mendapatkan kepuasan dari Papa maupun mas Rasyid. Ditambah lagi bang Taqim pun sudah pulang ke kampung halamannya sedari tadi. Mau mencari seseorang pun melalui aplikasi juga gue rasa akan menyebalkan harus memulai pembicaraan yang lama dan belum tentu berujung ke hal yang gue inginkan.

Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Ketika masih asyik tidur-tidur di atas kasur tiba-tiba saja ada pesan masuk dari Clarisa. Ia mengatakan bahwa sekarang ini dirinya dan Cleo sedang berada di sebuah bar dan ingin mengajak gue untuk nongkrong sekaligus berbincang-bincang. Kesempatan yang tak datang dua kali ini segera saja gue ambil. Toh selain menjalin hubungan persaudaraan juga, gue bisa mencari tahu lebih tentang Cleo yang menggiurkan ini.

Di dalam bar pun kami bertemu. Meski mereka berdua adalah saudara kembar, namun dari penampakan sendiri mereka sama sekali tak terlihat sebagai seorang kembar. Tak terlalu mirip bahkan, malahan bisa gue bilang jika mereka berdua ini seperti seorang pasangan kekasih sekarang.
Clarisa menyambut gue dengan pelukan hangat dan mencium pipi gue dan Cleo hanya memeluk gue sebentar. Kami pun mulai berbincang-bincang sedikit. Rasanya seperti dejavu saja, seolah gue pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.

Hingga akhirnya, Clarisa membuka pembicaraan dengan topik baru setelah kurang lebih satu jam kami bercengkrama.
"Hmm mas Roman, gue mau tanya deh sama lo mas." Ucap Clarisa.
"Out of my curiosity aja. Mas bisex kah?" Gue sedikit kaget mendengar pertanyaan Clarisa, meski begitu gue yakin mereka berdua tak bisa melihat ekspresi kaget gue.

"Hmmm. Bisa jadi. Kenapa lo tanya gitu Sa?" Gue menatap mata Clarisa dan ia seperti mulai tersenyum tak enak hati.

"Claris mas. Claris." Jawabnya.
"Penasaran aja mas. Beneran." Kali ini ia menghela nafas. Nampak Cleo yang sedari tadi sudah bergantian menatap lekat ke arah gue dan kembarannya itu secara bergantian.
"Gue... Gue sebenernya bisex mas. Atau mungkin lesbian. Masih bingung mas." Clarisa mengaku sekarang. Wow. Berani sekali dia berkata demikian pada gue. Meski kami bersaudara, namun kami tak pernah banyak bicara sebelumnya.

****

Terimakasih atas dukungan kalian selama ini! Melalui pesan pendek disini, Author ingin menyampaikan rasa bahagia Author atas antusiasme dari para pembaca setia semua. Oleh karena itu, Author akan terus berkarya demi memberikan kepuasan bagi kalian semua melalui cerita-cerita yang Author lahirkan.

Semoga dari cerita-cerita Author seluruhnya bisa membuat kalian terbawa oleh suasana dan tentunya kalian bisa selalu Coli dengan puas hingga tenaga terkuras!

Kisah lengkap "Keluarga Berbeda II" kini dapat kalian akses melalui https://karyakarsa.com/deansius

Begitu pula dengan kisah lain milik Author seperti "Keluarga Berbeda" ; "Para Pejantan" ; "Ero-Mantica" ; "Para Pejantan II" ; "Terapi 'Kejantanan'" ; "Laki-Laki Perkasa" ; "Pemijat Sensasional" ; "Top Series #1 - InterSext" ; "Bot Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Bot Series #2 - Desahan penuh Desahan" ; "Perjalanan Birahi" ; "Menduduki Raga Pria" dapat kalian akses di situs karyakarsa milik Author.

Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati di sana.

Terimakasih dan selamat membaca!

Regards,

Rakarsag

Keluarga Berbeda IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang