KB II - Gelora Birahi Tempat Gym Papa (Papa) 19

727 10 0
                                    

KB II - Gelora Birahi Tempat Gym Papa
(Author Side - Papa Story)


Semua berjalan dengan baik bagi Rasyid. Para tentara-tentara itu kini telah berhasil meringkus kedua maling yang menyatroni kediaman Rasyid beberapa saat yang lalu. Berbekal koneksi mereka-mereka ini, sekarang kedua maling yang sempat membuat Rasyid ketakutan ini sudah berdiam di penjara. Begitu tenanglah sekarang kehidupan Rasyid mendengar kabar dari tentara ini.

Risjad dan istrinya yang baru saja berkonsultasi dengan Dino, dokter obgyn mereka pun menyatakan jika semua berjalan baik sesuai dengan apa yang diinginkan. Kandungan Intan terbilang sehat, bahkan Intan selalu memuji Risjad tentang bagaimana kepiawaiannya dalam memenuhi segala kebutuhan Intan pada Dino. Sayang sekali istri nya tak tahu saja jika selama mereka melakukan kontrol kandungan, selalu saja disempatkan waktu bagi Risjad untuk membalas niat mulia dokter Dino ini dengan menyerahkan pantatnya untuk dia entot.

Sama halnya dengan Roman, usaha laundry yang ia jalankan juga menunjukan hasil positif dimana banyak pelanggan yang puas dengan service yang diberikan. Begitu pun dengan Roman, ia pun sangat bahagia dan puas oleh service yang ia dapatkan dari ketiga karyawannya itu. Ketiga karyawan jantan yang tinggal di dalam ruko tempat laundry ini berada, selalu saja memuaskan hasrat birahi Roman dimana selalu ia bisa rasakan kehebatan serta kejantanan mereka dalam urusan memuaskan nafsu sexnya yang besar.

Ketiga saudara pria keluarga Bratasena ini menjalani hidup mereka masing-masing dengan kebahagian yang mereka alami sendiri-sendiri. Lain halnya dengan Papa yang saat ini juga malah berada dalam sebuah kebimbangan dan pergulatan batin. Di umur Papa yang sudah tak lagi muda, ia sadar jika tak lama lagi saatnya pensiun akan tiba. Meski fisik Papa masih sangat bugar dan tetap bisa berperan bagus dalam usahanya ini, tetap akan ada saatnya ia harus melepaskan pekerjaannya dan pensiun, menikmati hari tua sepenuhnya.

Rasyid sendiri sudah sepakat oleh perjanjian yang ia buat dengan Papa sebelumnya jika nanti ia akan kembali memegang usaha keluarga yang Papa miliki ini. Ia sekarang sudah kembali bekerja di usaha Papa dan semua berawal dari sini pula. Gejolak pergulatan batin Papa mulai terjadi. Ia takut jika kedepannya ia tak bisa menjadi dirinya sendiri, bingung harus berbuat apa karena kebiasaan pekerjaan yang ia jalani selama ini langsung hilang.

"Buka usaha lagi aja Pa yang bisa dihandle sama Papa dengan gampang? Kalau emang mau, Papa bisa buka cabang laundry milik Roman." Kata Roman saat mereka sedang berkumpul untuk makan siang.

"Aduh, males Papa ngurusin gituan. Ga ada serunya." Ujar Papa.
Sayang sekali pikir Roman, membuka usaha laundry seperti miliknya adalah kegiatan menguntungkan dan sangat seru. Padahal jika Papa nya bersedia untuk ikut membuka usaha laundry ini, Roman akan menceritakan tentang karyawannya yang selama ini selalu bisa memuaskan nafsu sex nya. Papa tinggal mencari pria-pria muda lain untuk menjadi karyawan dan Papa bisa sibuk dengan urusan perentotan dengan mereka.

"Terus Papa maunya gimana? Papa sendiri yang ngomong bosen kalau ga ngapa-ngapain?" Ujar Risjad sekarang.

"Papa masih ga tau. Bingung Papa, udah ntar aja dipikirinnya." Balas Papa kembali. Hal ini membuat ketiga anak pria nya turut bingung. Pasalnya, mereka tak pernah melihat Papa bertingkah bingung seperti ini. Ia selalu bisa berpikir cepat untuk memutuskan segala sesuatunya, apalagi yang berurusan dengan dirinya sendiri.

Dipandangi wajah Papa nya yang memang sudah tak lagi muda. Walau begitu, bentukan fisik Papa masih sangat terbentuk dengan bagus. Pola makan yang baik, olahraga yang rutin, serta terhindar dari stress selama ini yang membuat Papa masih memiliki fisik yang sempurna. Hanya saja, bagi seorang anak, mereka pun sadar jika perubahan mental Papa berubah sesuai dengan jalan umurnya.

Setelah makan siang usai, mereka berempat kembali berpisah menjalani kegiatannya masing-masing. Papa sendiri tak kembali ke kantor karena ia ingin membuat Rasyid lebih mandiri, dirinya sadar jika keberadaan masih berkeliaran di kantor, maka orang-orang kantor akan lebih memilih untuk menanyakan seputar pekerjaan kepada dirinya daripada Rasyid, anaknya. Jadilah ia pulang ke rumah, mencoba untuk merenungkan apa yang akan Papa lakukan setelah nanti jabatannya benar-benar tergantikan oleh Rasyid.

Keluarga Berbeda IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang