KB II - Tempat Gym Papa, Tempat Pesta Pora (Pria Bratasena) 22

1K 13 0
                                    

KB II - Tempat Gym Papa, Tempat Pesta Pora (Pria Bratasena) 22
(Author Side - Pria Bratasena Story)


Roman keluar dalam keadaan lelah. Di sekujur tubuhnya telah terhiasi bercak merah yang menyeluruh dari leher, dada, hingga ke perutnya. Ketiga karyawannya ini begitu ganas menikmati tubuh Roman yang sudah beberapa minggu tak mereka rasakan karena terlalu sibuk membantu Papanya membuka tempat gym di area sekitaran ruko laundry nya tersebut. Sudah waktunya tempat laundry Roman tutup dan ketiga karyawannya ini masih berada di dalam ruko, bersiap untuk istirahat. Dengan kaos singlet dan celana pendek, kini Roman berjalan menuju tempat gym Papa. Sambil tersenyum bahagia, ia masuk ke dalam dan disapa oleh Juan yang sedang berjaga di depan.

"Duhh anak pak bos yang paling binal dateng nih." Ucap Juan sambil tersenyum. Terlihat beberapa orang yang masih berolahraga di sana dengan serius.

"Hehehe, di atas ada orang ga mas Juan?" Tanya Roman.

"Banget! Gih sana naik." Awalnya Juan yang masih tak sadar dengan bekas cupangan yang berada di leher Roman sampai akhirnya ia melihat dengan jelas.
"Abis dientot karyawan lo dan sekarang lo masih pengen lagi? Hahahaha emang dasar binal lo Roman." Tawa Juan pecah.

"Gatel lobang ini perlu ngerasain kontol lagi." Bisik Roman membalas perkataan Juan, tak lupa tangannya ia arahkan meremas kontol Juan.

"Masih lama kan? Gue kangen lobang lo yang legit itu." Juan menampar pantat Roman dan lalu menyuruh Roman untuk segera naik ke atas.

– – – –

Di dalam salah satu balik, Papa sedang duduk dengan santainya sambil menikmati rokok dan sepongan pada kontolnya. Seorang pria yang sedang menghisap kontol Papa ini adalah Rasyid, anak pertamanya, dimana di belakang sana, Rasyid juga tengah menungging sambil merasakan sodokan kontol dari anak SMA yang masih mengenakanan seragam sekolahnya.

"Oohhh maas.. Aahhh haahh omm.. Pantaaat anak omm enaak bangeet.!!" Desahnya sambil terus menghentak-hentakkan kontolnya tanpa henti. Kegiatan ini sudah berlangsung selama kurang lebih 10 menit.

"Hooo.. Entoot teruus ajaa Sam. Pakee aja pantat anak om buat muasin kontol loo.."

Mendengar Papanya berkata demikian, Rasyid menjadi semakin ganas entah karena terangsang dengan ucapan Papanya ini. Maka kini Rasyid menggoyang pantatnya dengan cukup keras hingga kontol Sam beberapa kali hampir tercabut. Tangan Sam kini mulai memegang kencang pinggang Rasyid. Ia berusaha menghentikan goyangan pantat Rasyid karena hal ini membuat diri Sam menjadi tak leluasa dalam menikmati lobang pantat.

Bisa dibilang ini adalah kali keempat Sam datang ke tempat gym milik Papa. Melihat adanya promo pelajar dan mahasiswa, Sam pun tertarik untuk mendaftar dan kebetulan kala itu Papa sedang berjaga di depan dan menyambut kedatangan Sam sekaligus yang membuatkan member untuk Sam. Olahraga pertama dan kedua berjalan seperti biasa, tak ada sesuatu yang spesial, tempat gym Papa ini sama seperti dengan tempat gym lain yang pernah ia kunjungi.

Hanya saja ada satu hal yang membuat Sam terus merasa penasaran meski baru dua kali ia datang. Entah kenapa, banyak sekali pria-pria yang datang, hanya berolahraga sebentar atau bahkan tidak sama sekali. Mereka langsung naik ke lantai dua. Tak jarang ia lihat juga beberapa pria yang turun dari lantai dua ini telah penuh oleh keringat, jalannya nampak lemas, namun ekspresi yang digambarkan oleh mereka-mereka ini adalah ekspresi senang, ekspresi puas, ekspresi yang hampir sama ia tunjukan secara tidak langsung ketika dirinya habis mendapatkan puncak kenikmatan orgasme, baik dengan bantuan tangan maupun memek beberapa wanita yang pernah ia tiduri.

Pada kunjungan Sam yang ketiga, ia baru saja pulang sekolah dan langsung datang ke tempat gym. Toh bagi Sam, banyak juga pria-pria member di tempat gym milik Papa ini yang tak mengenakan kaos saat berolahraga. Jadinya Sam pun bisa meniru dan melepaskan seragamnya ketika nanti mulai memainkan alat.
Ketika Sam datang, hampir semua mata tertuju pada diri Sam. Seorang anak remaja SMA, dengan badan yang sudah terbentuk cukup bagus dilihat dari seragamnya yang ketat di badannya. Tatapan ini seolah pandangan menyelidik, pandangan mengintai yang membuat Sam risih. Hingga saat itu Sam pun langsung berbalik arah hendak pulang saja ke rumah membatalkan olahraganya. Namun, ia tak sengaja bertemu Papa yang baru masuk.

Keluarga Berbeda IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang