KB II - Menggoda Office Boy di Kantor (Roman) 7

980 11 0
                                    

KB II - Menggoda Office Boy di Kantor
(Roman Side - Roman Story)


Sekembalinya Roman di Surabaya, kehidupannya berjalan seperti biasa. Bangun pagi, bersiap berangkat kerja, sore hari pulang kembali ke kosan, mencari makan ataupun 'jajanan' yang bisa memenuhi kebutuhan biologisnya ketika ia sedang suntuk. Kurang lebih begitu terus runtutan waktu yang dihabiskan oleh Roman setiap hari. Bosan? Cukup bosan sebenarnya, ia menginginkan sesuatu hal yang baru, memulai hal baru, entah mencoba untuk membuat usaha sendiri atau sekedar mewujudkan salah satu mimpi kecilnya, yaitu travelling berkeliling dunia.

Roman melihat tabungan di rekeningnya, nominal yang cukup fantastis telah berhasil ia simpan karena tak banyak barang yang ia beli, baik pengeluaran lainnya kecuali untuk pengeluaran menyewa pria bayaran atau tukang pijat plus-plus. Dapat dibilang, jika Roman mau keluar dari pekerjaannya sekarang, ia bisa saja hidup dengan cukup baik selama dua tahun kedepan. Sekarang ini, pilihannya kembali pada dua hal yang ia ingin wujudkan.
Antara membuka usaha,
atau
Travelling ke beberapa tempat terlebih dulu, dari yang paling dekat, Asia Tenggara misalnya.

– – – –

"Kalo lo mau buka usaha, mending pikirin dulu usaha apa yang kiranya kamu suka buat dijalaninnya, sama yang menghasilkan dek. Jangan asal buka karena ada kesempatannya. Takutnya lo malah kena tipu lah, atau males duluan ngerjainnya lah." Suara mas Rasyid diujung telepon.

"Iya mas. Gue juga bingung sebenernya mas. Kerjaan masih oke-oke aja sih, cuma pengen tantangan baru aja gue sekarang ini." Jelas gue kembali.

"Mungkin lo lagi suntuk aja sama kerjaan. Udah, ga usah aneh-aneh mau buka usaha. Sana cari cowok, minta dientot kasar aja sama mereka. Biar ilang suntuknya terus ga kepikiran aneh-aneh lagi. Hahahaha!" Tawa mas Rasyid sekarang. Memang gila mas pertama gue ini!

"AH! Elo ga membantu banget si mas. Itu mah tinggal panggil cowok aja juga gampang. Tapi bukan itu loh maksudku mas." Gue sedikit merajuk.

"Ya tiba-tiba lo aneh banget dek, telpon gue tengah malem gini cuma buat nanyain usaha apa yang bagus kalau mau mulai buka. Ya kan mas juga cuma nerusin usaha Papa. Lagian ya, kenapa ga mau join disini aja sih? Bikin usaha keluarga ini makin gede gitu. Risjad juga malah kerja di tempat lain, ckckck." Kali ini mas Rasyid yang mulai jengkel.

"Iya iya mas. Kan pengen aja gitu explore yang lain. Gue yakin mas Risjad pun sama." Lanjut gue.
"Ya udah, coba gue tanya Papa deh. Thanks ya mas, udah jangan aneh-aneh lagi lo." Sebentar mendengar suara mas Rasyid tertawa, gue langsung mematikan telepon.

Saat gue hendak menelpon Papa, tiba-tiba saja di group keluarga Mama memberi kabar bahwa Papa baru saja pulang dengan kondisi mengenaskan.
'Papa abis dirampok!!! Papa kena sabetan pisau panjang bangeet, aduh aduh aduh... Ini gimana ini, Mama harus apa?' Ketika Mama dalam pesan di group keluarga ini.
Setelah itu, Mama mengirimkan beberapa foto luka Papa di bagian dada dan punggungnya itu. Luka yang cukup dalam jika dilihat dari foto tersebut.

Gue segera menelpon Mama sekarang, meminta agar Mama membawa Papa ke rumah sakit untuk melakukan pengobatan yang lebih baik lagi. Setelah itu, group keluarga pun menjadi ramai, mas Rasyid dan kak Rubini yang berada di Jakarta segera datang ke rumah Papa. Sedang gue dan mas Risjad yang berada di luar kota hanya bisa menunggu dan berdoa Papa tak mengalami luka serius.
Untungnya, Papa sama sekali tak apa-apa. Setelah pengobatan sebentar di rumah sakit, mereka segera pergi ke kantor polisi untuk mengurus barang yang dicuri tersebut. Semoga bisa maling brengsek itu bisa segera ketemu!

Besok paginya, gue kembali menelpon Papa menanyakan kabarnya. Papa dengan tawa riangnya hanya menjawab pertanyaan gue sekenanya. Setelah itu, barulah Papa bercerita tentang kejadian yang ia alami. Kejadian gila yang membuat gue tercengang tak henti-henti di depan laptop gue saat gue ada di kantor.

Keluarga Berbeda IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang