KB II - Keliaran Dua Tentara Muda (Risjad) 16

632 10 0
                                    

KB II - Keliaran Dua Tentara Muda
(Author Side - Risjad Story)


Seiring dengan berjalannya waktu, Risjad semakin dibuat stress dengan keadaan ini. Pasalnya, Intan sang istri yang kerap kali berkeluh kesah tentang kandungannya itu membuat dirinya tak bisa tenang sedikit pun. Entah karena Intan yang tiba-tiba mengidam makanan tertentu di jam-jam subuh dini hari, sampai dengan rasa mual dan nafsu makan yang bisa hilang seketika ketika sudah waktunya jam makan tiba.
Sungguh bingung, sungguh stress Risjad menanggapi sikap istrinya ini. Ini adalah anak pertamanya dan ia tak mau ada hal buruk terjadi kepada dirinya, istrinya, maupun anaknya kelak.

Sekarang ini, di dalam kamarnya sendiri, ia diam terpaku menatap Intan yang sedang tertidur. Nampak tak pulas, itu lah yang Risjad rasakan saat ini melihat istrinya. Berdasarkan pengalamannya selama ini, jika istrinya sedang tidur dengan posisi seperti ini, maka tak lama ia akan bangun dan meminta sesuatu.

Benar saja, tak lama ketika Risjad masih terjaga menatap handphone, Intan pun terbangun dan merengek kepada suaminya agar ia dibelikan red velvet cake. Mata Risjad terbelalak, dimana ia bisa mendapatkan red velvet cake pada jam 02:00 dini hari?

"Maas... Ayoo dong mas. Demi anakmu lo ini ngidam cake." Rengeknya manja. Otak Risjad berpikir keras, mencari-cari toko 24 jam yang kiranya menjual red velvet cake sekarang.
Risjad menepuk jidatnya, salah satu tempat yang kiranya buka dan pasti menyediakan red velvet cake (jika masih ada) adalah sebuah franchise coffee shop di rest area. Permasalahannya sekarang, jarak rest area terdekat itu sekitar 10 km dari rumahnya dan ia masih harus berputar balik untuk pulang ke rumah.

"Ummm.. Kamu beneran mau cake nya sekarang sayang?" Tanya Risjad yang sudah malas membayangkan dirinya beranjak dari kasur dan pergi keluar.

"Iya mas... Pleasee ya mas.." Rengek Intan kembali.
"Janji deh, kali ini aku makan cakenya. Suer." Lanjutnya seolah paham dengan isi otak Risjad.

Setelah menghela nafas mencoba mengumpulkan tenaga, akhirnya Risjad keluar dari selimut dan mengambil kaos juga celana pendek. Mau bagaimana pun, ini adalah permintaan anaknya dan ia tak mau ada hal buruk terjadi nanti. Semua harus berjalan dengan baik.
"Cepet baliknya ya mas. Terimakasih dan kami sayang Papa." Ujar Intan ketika Risjad baru hendak menutup pintu kamarnya.

– – – –

Secepat mungkin Risjad berusaha mengendarai mobilnya menuju ke coffee shop di rest area sana. Sepinya kendaraan di malam hari membuat ia seperti kesetanan sekarang melajukan mobil. Meski demikian, masih dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit saat ia sampai ke lokasi tujuannya. Bergegas Risjad parkir dan berlari masuk ke dalam sana, melewati dua orang pria berseragam yang sedang duduk santai menikmati minuman sambil merokok di luar.

Risjad melihat di etalase depan jika cake yang diinginkan istrinya masih tersedia, langsung saja Risjad lemas, dia selamat paling tidak. Tiba-tiba saja, pundaknya ditepuk oleh seseorang dan Risjad langsung berbalik dengan kaget. Ia melihat seorang pria berseragam yang menepuk pundaknya.

"Mas gapapa?" Tanyanya dengan wajah yang ikutan cukup panik.
"Saya lihat mas parkir sembarangan di depan terus lari masuk ke dalam. Ada apa mas?" Tanyanya kembali tanpa membiarkan Risjad menjawab terlebih dahulu pertanyaan pertamanya.

"Gak papa kok mas, gak papa. Saya cuma agak buru-buru soalnya istri saya lagi ngidam cake itu." Balas Risjad menunjuk cake di etalase kulkas.

Wajah tentara ini mulai memerah, ia malu dengan sikapnya barusan. Risjad yang melihat sang tentara ini pun merasa tak enak dan menawarkan diri untuk membelikan minuman lain, setidaknya tentara itu telah mengkhawatirkan dirinya dan sebagai tanda terimakasih Risjad akan duduk sebentar bersamanya nanti. Toh selain itu, ada agenda lain yang Risjad pikirkan. Sosok tentara muda dengan tinggi dan berat ideal, bentukan badan proporsional, atletis khas tentara ini tak mungkin ia akan lewatkan begitu saja.

Saat mereka berdua keluar, teman tentara ini langsung menanyakan hal yang sama. Setelah dijelaskan, temannya ini malah tertawa kencang sambil menepuk-nepuk punggung kawannya. Mereka lalu memperkenalkan diri, orang yang tadi menghampiri Risjad bernama Tri sedang temannya bernama Hayat. Mereka bercerita kalau mereka ini sedang ditugaskan untuk menjaga sebuah kediaman di seputaran sini dan kebetulan beristirahat sejenak di rest area sebelum waktu jaganya nanti tiba.

Risjad hanya manggut-manggut saja mendengar cerita singkat yang padat serta jelas dari keduanya. Sambil menceritakan sedikit tentang istrinya, Risjad pun masih sibuk antara melihat kedua tentara rupawan ini, juga jam di handphonenya. Sadar atas sikap Risjad, Tri tiba-tiba langsung meletakan tangannya menutup handphone Risjad yang berada di atas meja.
"Ngapain mas Risjad, palingan istri mas juga udah tidur mas." Goda Tri.
"Udah lupa ngidam apa."

"Ga mungkin sih, dia nungguin pasti." Balas Risjad khawatir.

"Oh atau gini aja mas, coba mas telpon istri mas Risjad. Kalau diangkat berarti dia masih bangun kan? Kalau ternyata ga diangkat, mungkin dia udah tidur. Percuma juga mas ngejer waktu kalau gitu, istirahat dulu aja mas disini bareng kami. Sekalian nemenin kami berdua mas." Senyum Hayat yang begitu membuat jantung Risjad berdebar-debar.

Ia memikirkan perkataan Hayat dan lalu menelepon handphone istrinya. Sampai nada dering usai pun Intan tetap tak menjawab telponnya. Dilakukan kembali selama dua kali sekarang dan hasilnya pun tetap sama.
"Tuh kan, udah mas, mending sekarang duduk-duduk dulu aja. Sini saya belikan minum ya mas." Hayat bangkit dari duduknya dan masuk untuk memesan minum tambahan.

Akhirnya Risjad pun memutuskan untuk berdiam sebentar disana bersama kedua tentara gagah ini. Sebentar, Hayat datang dan turut bergabung kembali bersama. Hingga tak terasa waktu sudah berjalan cepat, hampir satu jam mereka bercengkrama disana. Selama satu jam ini pula Risjad merasa tersiksa. Antara rasa bersalah kepada istrinya karena meninggalkannya, juga tersiksa secara birahi karena kedua tentara di depannya ini secara terang-terangan seperti menggoda Risjad!

Sering kali diselipkan dalam pembicaraan mereka tentang cerita mengenai kisah sex mereka saat pelatihan dahulu, sedang bertugas, maupun kisah-kisah lain milik teman-temannya yang tak kalah liar. Selama itu pula Risjad harus bisa menahan birahinya, cerita yang mereka jabarkan begitu mendetail, bahkan pada adegan yang Risjad rasa ini merupakan sebuah ajakan gamblang dari mereka menggodanya.

"Makin dingin nih sekarang, enak kali ya kalau ada yang anget-anget." Ujar Tri sambil mendekap dirinya sendiri.

"Bener, apalagi kalau ada selimut kulit ya." Hayat menimpali.

"Hahaha, cari lah kalian selimut kulitnya sebelum lanjut tugas." Risjad tertawa kecil.

Tri dan Hayat saling bertatapan dan lalu tersenyum melirik ke arah Risjad.
"Udah ada kok, nih di depan kami." Jawab Tri dengan mimik wajah nakalnya.

****

Terimakasih atas dukungan kalian selama ini! Melalui pesan pendek disini, Author ingin menyampaikan rasa bahagia Author atas antusiasme dari para pembaca setia semua. Oleh karena itu, Author akan terus berkarya demi memberikan kepuasan bagi kalian semua melalui cerita-cerita yang Author lahirkan.

Semoga dari cerita-cerita Author seluruhnya bisa membuat kalian terbawa oleh suasana dan tentunya kalian bisa selalu Coli dengan puas hingga tenaga terkuras!

Kisah lengkap "Keluarga Berbeda II" kini dapat kalian akses melalui https://karyakarsa.com/deansius

Begitu pula dengan kisah lain milik Author seperti "Keluarga Berbeda" ; "Para Pejantan" ; "Ero-Mantica" ; "Para Pejantan II" ; "Terapi 'Kejantanan'" ; "Laki-Laki Perkasa" ; "Pemijat Sensasional" ; "Top Series #1 - InterSext" ; "Bot Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Bot Series #2 - Desahan penuh Desahan" ; "Perjalanan Birahi" ; "Menduduki Raga Pria" dapat kalian akses di situs karyakarsa milik Author.

Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati di sana.

Terimakasih dan selamat membaca!

Regards,

Rakarsag

Keluarga Berbeda IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang