Extra Chapter 1: Akhir Masa Kuliah

2 0 0
                                    

Beberapa tahun setelah kasus kegelapan SMA Akatsuki, kini mereka kembali menjalani kehidupan normal, termasuk korban kegelapan SMA Akatsuki di masa lampau, Hoshikawa Riki. Terlihat pemuda bersurai hitam, bermanik merah dan berparas pucat tengah mengerjakan skripsi untuk tugas akhir. Dia menggunakan laptop yang dibelikan khusus untuknya dari sang adik.

Tik tik tik tik....

"Riki-san, kau bisa kelelahan karena ini. Kan masih minggu depan sidangmu." Seorang gadis bersurai coklat tengah berdiri di sebelah pemuda tersebut "Lagipula, kau ini sudah 2 jam di sini."
"Maaf, Lenka. Aku tidak mau melewatkan hari itu."
"Jadi ingat buku-buku Death Note yang kau tinggalkan di sekolah lama kita."
"Apa kau berusaha mengejekku, Sakumora Lenka?"
"Weee.... "

Gadis tersebut pergi meninggalkan pemuda tersebut. Pemuda yang bernama Riki tersebut langsung menutup laptopnya dan meninggalkan perpustakaan kampus.

Tap tap tap....

"Lenka, apa mereka sedang membicarakanku?"
"Menurutmu?" Lenka menaikkan sebelah alisnya. Dia tahu bahwa mereka semua memilih menjauh dari Riki daripada menjadi teman pemuda bersurai hitam tersebut.
"Ya, aku tahu."

Tap tap tap....

"Yo, Riki, Lenka."
"Ah, Aonuma-san, Aozora-san."

Mamoru dan Saori menghampiri mereka sambil membawa berkas skripsi. Bisa diakui, jurusan mereka berbeda. Riki mengambil jurusan Bisnis, Lenka jurusan Sastra, Mamoru jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Saori jurusan Kedokteran.

"Materi skripsinya banyak bener ya ampun." Mamoru menghela nafas sejenak karena kelelahan mengerjakan skripsi "Mana kita sudah tingkat akhir pula."
"Oh, ya, Mamoru. Kalau kau lulus kuliah nanti, mau kerja apa?"
"Ya, balik ke SMA Akatsuki menjadi guru."

Hening sejenak....
Jeda lama sekali....

"Ya, kau benar. Kita harus melindungi generasi penerus yang bersekolah di SMA Akatsuki." Riki terlihat tersenyum kecut mendengar jawaban Mamoru.
"Ngomong-ngomong, semua membicarakanmu, Riki. Apa kau tidak ingin kembali normal?"

Saori mulai menyadari adanya rumor tentang vampire tersembunyi di Tachikawa dan memilih menyendiri di hutan daerah luar Tachikawa "Riki-san, mungkin informasinya bisa membantumu."
"Hn? Maksudnya, Saori?" Riki menatap Saori tak mengerti.
"Ada rumor tentang vampire yang memilih menyendiri di tengah hutan selama berabad-abad namanya.... hmm.... "
"Kiyoshi kah, Saori-chan?"

Terdengar suara yang familiar bagi mereka berempat. Seorang pemuda bersurai hijau dan gadis bersurai perak berjalan menghampiri mereka.

"Kalau kau mau, kau bisa mencobanya, Hoshikawa." Pemuda tersebut malah menyarankan Riki untuk mencoba saran yang dikatakan Saori "Siapa tahu kau bisa menjadi normal lagi."
"Jadi vampire sungguhan begitu?" Lenka semakin tidak paham dengan ucapan mereka.

Hening sejenak....
Jeda lama sekali....

"Tentu saja, Lenka. Tapi, aku harus lulus kuliah dulu."
"Ya haruslah. Kan kau sudah berusaha keras untuk mewujudkan mimpimu." Lenka mulai berlagak seperti pacar Riki.

Riki hanya terkekeh melihat tingkah laku Lenka yang menjadi pacarnya sejak lama, bisa dikatakan 5 tahun terakhir ini.

"Oh ayolah, Lenka. Kau selalu seperti ini jika mengenai Riki." Mamoru berusaha menyindir Lenka.
"Perlu ku ingatkan kalau dulu kau sempat membenciku, Mamoru?"
"Tidak. Tidak usah, terima kasih."
"Hahahaha..... "

Mereka berenam tertawa mengingat mereka mengalami suka duka bersama....

****

Hari Pelulusan....

"Oke, Riki. Kau terbaik tahun ini dan nilaimu sempurna. Kau bahkan Cumlaude."
"Aku sudah menduganya, Mamoru."
"Kau gugup, Hoshikawa?"
"Sedikit."
" .... "

Ketika para cowok mengobrol, para cewek datang dengan gaun yang berkilauan, termasuk Lenka. Manik merah milik Riki tak berhenti memandang gadis bersurai coklat tersebut. Dengan gaun beludru dan tangan kanannya penuh bunga mawar, gadis bermanik biru safir tersebut tampak menawan.

" .... "
"Riki, kau baik-baik saja?" Mamoru menatap Riki dengan tatapan heran
"A-aku baik-baik saja." Riki memalingkan pandangannya ke arah lain.
"Muehehehe.... "

Pletak!!!

"Aduuh.... kau sadis juga, Riki."
"Terserah."
"Sudah, sudah. Acara sudah mulai nih. Ayo kita ke sana."
"Ya."

Mereka mengikuti upacara kelulusan dan pesta prom kampus. Riki masih diam pasca pesta tersebut mengingat dia masih rawan kematian.

"Ho---Riki-san, apa kau mau ke tempat vampire itu?" Lenka bertanya dengan tatapan lembut.
"Hmm.... "
"Tidak usah ke tempatku."

Baik Riki maupun Lenka terkejut dengan suara asing yang berada di belakang mereka. Dengan cepat, mereka menoleh ke belakang dan terlihat seorang pria berjas hitam tengah berdiri di hadapan mereka sekarang.

"Apa kau yang bernama Hoshikawa Riki?"
"Ya, saya sendiri. Ada apa?" Riki menaikkan sebelah alisnya melihat pria tersebut
"Aku menawarkan untuk mengubahmu menjadi vampire Pureblood sepertiku tapi ada syaratnya."

Riki dan Lenka saling berpandangan mendengar seseorang yang misterius tersebut. Mereka merasa bahwa pasti ada pengorbanan untuk syarat yang diajukan oleh pria berparas pucat tersebut.

"Katakan saja."
"Kau tidak boleh tinggal di sini selama perubahanmu."
"Maksudnya di Tachikawa?" Riki semakin tidak mengerti dengan jalan pikiran pria tersebut.
"Ya. Kau harus tinggal di mansionku selama 2 tahun."

Hening sejenak....
Jeda lama sekali....

Lenka merasakan aura yang kurang mengenakkan dari para lelaki. Dia harus mencari cara agar suasana tidak tegang "Ri-Riki-san, terima saja. Kan cuma 2 tahun, aku bisa menunggumu."
"Kau yakin, Lenka?"
"Ya."

Riki mulai merasa yakin bahwa dia berhak mendapatkan kesempatan kedua. Manik merahnya menatap pria tersebut dengan mantap "Aku bersedia, tapi kalau boleh tahu, nama Anda siapa?"
"Kitsuzawa Kiyoshi."
"Baik, Kiyoshi-sama. Mohon bimbingannya."

Lenka hanya tersenyum melihat raut wajah Riki yang akhirnya mendapatkan kesempatan kedua "Semoga saja semua baik-baik saja selama perubahan itu."

The School of Darkness (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang