"Seperti nya kau dekat dengan Tuan Holmes."
Irish menoleh ke arah Dean, kakak kelas sekaligus teman nya Balian itu berbaik hati mengantar nya pulang setelah tahu partner Drama nya baru saja sembuh dari Demam. Irish merasa hangat atas sikap nya. Irish tahu itu sikap setia seorang kawan. Apalagi Irish adalah kekasih dari sahabat nya yang sedang terkena musibah. Dean merasa punya tanggung jawab untuk menjaga Irish.
Namun bukan itu inti nya. Wajah Irish sedikit muram. Kejadian tadi malam terulang di kepala nya. Dia masih cukup sadar untuk mengetahui tindakan pria itu.
Apa maksud nya? Apa dia mulai menganggap hubungan ini ada? Suami—istri? Apa dia sadar dengan semua sikap nya yang tiba-tiba itu cukup mengguncang diri nya?
"Tidak terlalu. Kami hanya sebatas tetangga Apartemen." Balas Irish sambil menendangi batu-batu kecil di dekat nya.
"Keren sekali." Dean tersenyum kagum, "Mengaku saja, Ayah mu bukan sekedar petani sayuran kan? Tidak mungkin kau bisa tinggal di Apartemen yang sama dengan Sherlock Holmes tanpa koneksi yang kuat!"
Irish menghela nafas. Muncul ide gila Irish. Apa dia katakan saja yang sebenarnya? Akan segila apa laki-laki di samping nya ini?
"Aku sedang beruntung saat itu. Lagipula, yang kau dapati hanya Sherlock Holmes dalam versi depresi. Kau tahu," Irish menatap Dean kemudian memperagakan bagaimana pria itu saat sedang menangani kasus namun tak menemukan petunjuk.
Dean tertawa geli melihat gadis di samping nya memperagakan nya dengan sangat baik. Dia sampai memegangi perut nya sendiri. "Kau benar-benar aktris yang hebat, Irish! Haha!"
"Irish?"
Karena asik mengobrol dan tertawa mereka tak sadar sudah di dekat Apartemen dan Sherlock juga ada di sana dari arah yang berlawanan. Seperti nya ia baru saja sampai.
Sherlock menatap kedua nya bergantian dan saat mata nya dengan Irish bertemu. Gadis itu spontan menundukkan kepala nya.
"Halo, Tuan Holmes." Sapa Dean dengan senyum nya.
Sherlock membalas senyum Dean dengan tipis. "Kebetulan sekali, aku bertemu dengan Ibu mu di toko roti dekat sini."
"Benarkah?" Dean menatap nya berbinar. "Aku takkan melewatkan kesempatan ini." Ia menatap Irish. "Aku pulang dulu."
"Thanks, Mister Holmes." Ujar Dean gantian kemudian melangkah pergi ke arah datang nya Sherlock.
"Byee." Balas Irish pelan dan menunduk, masih tak mau mengangkat kepala nya.
Tentu saja itu di sadari oleh Sherlock. Ia diam sejenak memandangi gadis itu. "Kau tidak mau masuk?"
Irish mengulum bibir nya dan berjalan melewati Sherlock masuk ke dalam tanpa mengangkat kepala nya sedikit pun.
Ia membuka kunci pintu Apartemen nya dan siap-siap menutup nya kembali namun lengan kekar Sherlock menahan nya dan mendorong nya agar diri nya bisa masuk.
"Mycroft ada di sini dan mengundang kita ke acara politik nya. Jika kau mau, kita akan berangkat satu jam lagi dan," Sherlock masuk ke dalam lalu berbalik menatap gadis yang masih berdiri di dekat pintu. "Kenapa kau bersikap seperti pembantu?"
Irish spontan menatap nya heran.
"Menunduk setiap saat seperti aku Tuan takur yang baru saja pulang dari perjalanan bisnis nya." Lanjut Sherlock.
Irish mengulum bibir nya dan perlahan kembali menunduk. "Tidak ada." Irish menutup pintu nya lalu melangkah ke arah meja belajar nya untuk meletak tas nya. "Lagipula, aku punya tugas. Lebih baik kau pergi sendirian saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Detective
FanfictionKali ini kita tidak akan menyorot keahlian seorang Sherlock Holmes dalam menyelidiki kasus. Tapi bagaimana pria keras kepala ini bisa menjadi gila dan bodoh karena satu gadis.