who?

691 96 36
                                    

Irish berusaha melepaskan cengkraman pria ini dari tangan nya saat Sherlock berhasil membawa nya keluar dari rumah Hoe dan meninggalkan Balian yang terbaring karena pukulan nya sangat kuat.

Irish berhasil membuat Sherlock berbalik dan menatap nya dingin.

Irish menatap nya penuh kekesalan. "Kau pikir apa yang sedang kau lakukan?!"

Mereka berada di trotoar jalanan. Bersyukur ini sudah tengah malam. Tidak ada orang yang bisa melihat pertikaian suami-istri ini.

Sherlock menarik nafas panjang. "Kita akan membicarakan nya di rumah." Sherlock mencoba meraih tangan gadis itu kembali. "Sekarang, kita harus pulang."

Irish berhasil menghindar membuat tatapan dingin itu kembali menatap nya. "Kau tidak bisa menyuruh ku pulang begitu saja setelah memukul pacarku—!"

"Aku bisa, Nyonya Holmes yang terhormat! Aku suami mu dan yang perlu kau lakukan adalah pulang!"

Suara Sherlock meninggi satu oktaf dan Irish terdiam di tempat nya. Bukan, bukan karena suara tinggi nya namun kalimat yang baru saja di lemparkan nya.

Nyonya Holmes?

Dan sebuah pengakuan status nya?

Dia benar-benar mengatakan nya?

Sherlock berhasil meraih tangan Irish dan kembali menarik nya. "Pulang, Irish."

Ketika sampai ke dalam pintu masuk cengkraman Sherlock melonggar itu membuat Irish langsung menarik nya cepat.

Cengkraman Sherlock benar-benar kuat hingga meninggalkan bekas di sana. Gelang kebiruan melingkar di lengan Irish akibat cengkraman nya.

Sherlock berbalik, kini tatapan nya tak lagi dingin dan berganti intens. Namun ketika ia melihat luka yang ia buat pada tangan Irish. Dia terdiam.

"Maaf, aku tidak bermaksud—"

"Apa yang kau lakukan, Sherlock?" Tanya Irish dengan suara yang hampir habis karena terlalu banyak menjerit.

Nafas Sherlock tertahan sesaat. "Aku menanyakan hal yang sama, Irish." Ia mendekatkan wajah nya dan merendahkan suara nya. "Apa yang kau lakukan dengan pria itu di halaman belakang rumah Heo."

Irish berdecih pelan, "Apa yang sedang ku lakukan? Aku sedang bercumbu dengan pacar ku! Apa itu masalah untuk mu?"

Sherlock terkejut mendengar jawaban gadis ini kemudian menarik nafas dan menegakkan kepala nya tanpa memutuskan kontak mata mereka.

Dengan tenang Sherlock menjawab, "Ya, itu masalah untuk ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan tenang Sherlock menjawab, "Ya, itu masalah untuk ku."

Irish kembali berdecih kali ini di sambung dengan tawa hambar yang menunjukkan betapa bingung nya Irish dengan keadaan saat ini.

Irish meraih kening nya yang sedikit pusing.

"You're the one who told me that i'm allowed to have a boyfriend." Irish memejamkan mata nya sebentar. "You're the one who told me to act like a stranger."

"You—" Irish menatap Sherlock yang setia menatap nya. "Who are you, Sherlock?"

Pemilik nama terkejut mendengar pertanyaan itu.

"Kau hanya pria tua yang entah bagaimana bisa menikahi ku!" Irish meninggikan suara nya. "Memberitahu ku untuk bertingkah tak pernah mengenal mu! Menjauhi segala hal tentang mu! Menjadi satu-satunya pemenang yang tak mempunyai wali saat menerima piala! Dan menyuruh ku untuk tetap memakai nama belakang Ayah ku!"

Irish merasakan air mata nya mengalir dari pelipis nya dengan deras.

"Kau tak pernah ada untuk ku, Holmes... " Irish terisak. "Kemudian, kau memukul pacar ku dan marah ketika tahu aku hampir berciuman dengan nya. Kau siapa, Sherlock?"

"Kau siapa yang berani memukul pacarku?!" Irish berteriak pada pria di hadapan nya yang masih menatap nya dengan tenang.

"Kau bertanya siapa aku, Irish?" Sherlock berkata rendah.

"AKU ADALAH ORANG YANG MENGINGINKAN MU DALAM HIDUP KU!"

Sherlock hanya perlu mencapai nol untuk melompat ke seratus. Suara Sherlock begitu tinggi hingga rasa nya orang-orang di luar juga akan mendengar nya.

"Aku adalah orang yang kau buat gila hanya karena menahan cemburu saat kau bersama pria itu! Aku adalah orang yang sibuk mencari kegiatan yang bisa membuat ku melupakan mu! Aku adalah pemabuk yang berdiri semalaman di depan toko kue hanya karena ingin merasakan cookies buatan mu!"

Irish dapat melihat kemarahan pria itu. Leher nya memerah dan nafas nya mulai tak beraturan. Namun lebih dari itu semua, yang gila di sini adalah Irish. Dia tak mampu menampung semua ucapan-ucapan yang di lontarkan Sherlock untuk nya. Itu semua terlalu mengejutkan nya.

"Aku adalah detektif pintar yang seketika menjadi bodoh hanya karena seorang gadis, Irish." Suara Sherlock merendah, hampir seperti bisikan. "Dan itu semua karena kau."

"Aku bisa membuat puluhan gadis tergila-gila pada ku tapi kenapa aku tidak bisa melakukan nya pada mu?" Sherlock merasakan diri nya melemah. Tidak, dia memang selalu melemah di hadapan Irish.

"Aku bisa menaklukkan banyak penjahat tapi kenapa aku tidak bisa menaklukan mu?" Irish masih menangis dalam diam saat pria itu mendekatkan tubuh nya.

"Aku bisa memecahkan banyak kasus," Sherlock mengikis jarak hingga ia harus menunduk untuk bisa menatap gadis itu. "Tapi kenapa aku tidak bisa memecahkan teka-teki diri mu?"

"Apa yang bisa ku berikan agar kau menjadi milik ku, Irish?"

Itu suara rendah terakhir sherlock sebelum akhirnya menghapus jarak. Sherlock mempertemukan kedua bibir itu kemudian melumat nya.

Tangan Sherlock bergerak dari rahang hingga ke tengkuk gadis itu. Melumat nya dengan sedikit kasar seakan ingin meninggalkan jejak agar siapapun tahu Irish adalah milik nya.

Sherlock tetap merasakan asin di tengah lumatan nya. Itu arti nya Irish masih belum berhenti menangis.

Lantas itu membuat Sherlock menghentikan nya kemudian menatap gadis itu.

Sherlock tak sadar bibir Irish sudah berdarah kemudian ia berdecak memaki diri nya sendiri.

Sherlock paham, Irish masih tetap diam karena ini semua terlalu berat untuk ia cerna sekaligus.

Lantas Sherlock menegakkan tubuh nya kemudian menarik nafas panjang. "Kita masih berada dalam perasaan yang tidak memungkinkan kita berbicara saat ini."

"Kita akan membicarakan nya nanti. Dan setelah semua ini selesai," Sherlock memberi jeda. "Aku akan membelikan mu dress yang jauh lebih baik."

"Why?" Irish bersuara dengan isakan nya. "Kau juga berpikir aku—"

"Aku hanya tidak suka," Sherlock memotong. "Wanita ku di hina oleh orang lain."

Irish kembali terdiam setelah mendengar nya.

"Sekarang, kau harus beristirahat." Sherlock meraih tas Irish dan menggerogoh nya untuk mencari kunci. Setelah dapat, Sherlock langsung membuka pintu nya.

Irish diam sejenak, menatap Sherlock dan menelan ludah nya kasar sebelum akhirnya berjalan masuk sambil merebut tas nya kembali. "Tidak perlu, tuan Holmes. Kau tidak akan membelikan ku dress karena besok aku akan kembali ke desa ku."

Setelah nya pintu di tutup secara brutal hingga rambut Sherlock berterbangan.

Sherlock menghela nafas. Ia menundukkan kepala nya kemudian meringis. Memaki diri nya sendiri.






Ini terakhir, serius.

Mr. DetectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang