Sudah satu bulan. Namun Sherlock dan Irish masih tak mau berbicara satu sama lain.
Dan Sherlock juga masih 'sibuk' selama satu bulan ini. Entah apa yang ia kejar, tidak ada yang tahu.
Irish tidak terlalu memikirkan nya karena ia juga sibuk dengan Drama Musikal nya.
Irish merasa ada yang salah dengan Sherlock tapi ia ragu untuk menanyakan nya. Setiap ia ingin mengakhiri perang Dingin ini, ingatan nya tentang ucapan pria itu terus menghantui.
Irish menggelengkan kepala nya samar. Ia sudah tiga puluh menit duduk di depan cermin hanya memikirkan pria itu.
Lantas Irish langsung bangkit dan segera pergi ke sekolah karena hari ini ia punya latihan penting untuk tampilan nya.
Namun ketika Irish keluar dari Apartemen nya. Yang ia temukan adalah Enola menggendong kakak nya yang sedang mabuk berat.
Serius? Di pagi hari seperti ini?
Irish menghela nafas, seperti nya dia tidak pulang tadi malam.
"Ugh, halo Irish." Sapa Enola di tengah-tengah kesibukan nya.
Irish tersenyum kecil. "Halo, Enola."
"Bersiap untuk sekolah—" Enola yang sedang susah payah mengangkat tubuh kakak nya itu tiba-tiba merasa ringan.
Sang kakak menarik tangan nya dari Enola walau tubuh nya masih sempoyongan. Dengan rambut acak-acakan dan wajah merah nya ia menyentuh kening nya yang mungkin terasa pusing.
"Aku bisa sendiri."
"Kau yakin?" Heran Enola.
Sherlock tak menjawab namun ia melangkahkan kaki nya. Dan siapa tebak, ia bisa menaiki tangga dalam keadaan mabuk.
Walau setiap langkah tubuh nya akan menabrak dinding atau pembatas tangga.
Kedua gadis di lantai dasar terus memperhatikan punggung itu bergemulai ke kanan dan ke kiri mencoba menang atas alkohol hingga akhirnya ia naik ke atas dan masuk ke dalam Apartemen nya.
Terdengar dari pintu nya yang sedikit di banting.
"Dia terlihat kacau." Ujar Irish menatap tangga.
Enola menoleh ke arah Irish. "Kau bisa melihat berapa setres nya seseorang dari seberapa kacau dia ketika mabuk."
Irish membalas tatapan Enola kemudian terdiam sejenak.
"Tingkat ke-setres-an orang bisa kau lihat seberapa kacau dia ketika mabuk."
Irish ingat pria itu pernah mengatakan hal yang sama dengan adik nya.
Jadi, dia sedang setres? Seberat apa kasus nya?
"Ini," Irish tersentak dan melihat Enola menyodorkan sebungkus cookies coklat di tangan nya. "Aku menemukan nya sedang berdiri di depan toko kue yang masih tutup dengan keadaan mabuk.
Aku sudah memaksa nya pulang tapi dia bersikeras ingin membelinya. Aku tidak tahu apa penting nya kue cookies itu untuk nya tapi aku harus pergi. Jadi aku akan menitipkan nya pada mu."
Irish menerima bungkus kue itu kemudian melambaikan tangan nya ke arah Enola yang langsung melangkah pergi.
Irish memandangi bungkus tersebut dan menebak, kenapa cookies ini sangat penting bagi nya?
Irish menghela nafas panjang kemudian kembali menatap ke arah tangga. "Kenapa kau suka sekali mempersulit diri mu sendiri, Sherlock."
*.*.*.*.*.*.*.*.*.*
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Detective
FanfictionKali ini kita tidak akan menyorot keahlian seorang Sherlock Holmes dalam menyelidiki kasus. Tapi bagaimana pria keras kepala ini bisa menjadi gila dan bodoh karena satu gadis.