Sherlock menghentikan lumatan mereka secara sepihak dan menatap wajah gadis itu penuh pertanyaan. Sedangkan Irish, entahlah, Sherlock tidak pernah melihat tatapan itu sebelum nya.
"Irish, jika kau melakukan ini hanya untuk memenuhi tugas istri mu. Aku—"
Irish menaikkan dagu nya sedikit membuat Sherlock mengeraskan rahang nya. Kenapa setiap tindakan gadis ini selalu bisa memancing nya.
"Turunkan dagu mu."
Irish menaikkan kedua alis nya sedikit. "Jika aku tidak mau?"
Sherlock menarik nafas panjang tanpa memutuskan kontak mata nya yang begitu dekat dengan gadis itu. Deruan nafas nya memberitahu siapapun, bahwa dia sedang berusaha sekuat mungkin untuk menahan nafsu nya.
Tangan Irish masuk ke kantung Tuxedo Sherlock dan meraih jam nya. "Seven o'clock," Irish kembali mengadahkan kepala nya, "Kau punya waktu tiga jam sebelum acara selesai, Sherlock."
"Kau punya waktu tiga jam untuk memulai permainan nya." Irish menarik ujung Jas pria itu dan berjalan mundur menuju kasur. Irish tersenyum, "Let's play a game, Sherlock."
Sherlock mengikuti langkah kaki gadis itu hingga mereka sampai di ujung kasur. "What's game, Irish?"
Irish tersenyum kemudian berjinjit, ia berbisik, "Shark games. You eat," Sherlock tak melepaskan mata nya dari manik istri nya, "I scream."
Irish menghapus jarak dan kembali meraup bibir Sherlock. Ini adalah kedua kali nya, Irish mau memulai ciuman dengan suami nya. Setelah selama ini hanya Sherlock yang berani memulai.
Sherlock memandangi gadis yang memejamkan mata nya untuk menikmati bibir rasa cerutu itu hingga ia melepaskan nya sejenak untuk berbisik.
"C'mon, Sherlock. I want you."
Di tengah wajah nya yang penuh lebam di ujung bibir dan pelipis nya. Sherlock tersenyum tipis. "Kau menginginkan ku, Irish?" kejar nya. "Kau menginginkan ku di kasur?"
Sherlock meraih kantung tuxedo nya untuk melihat jam lalu kembali menyimpan nya. "Tiga jam cukup untuk ku mendengar mu meneriakkan nama ku."
Tangan kanan Sherlock yang masih di perban meraih dagu gadis itu. "Berteriak lah sampai cinta pertama mu itu mengingat nama ku."
Setelah nya, Sherlock mencium pipi Irish, kemudian leher, naik kembali ke pipi lalu bibir ranum nya. Melumat nya lembut namun penuh nafsu.
Sherlock melepas Jas mahal nya bersamaan dengan ia mendorong tubuh gadis itu hingga ia menimpa nya di atas kasur. Tangan Sherlock meraih ikatan rambut Irish dan melepas nya hingga rambut gadis itu terurai bebas.
Walaupun satu tangan nya di perban, itu tak menganggu keahlian baru Sherlock, yaitu membuka kancing baju gadis ini tanpa melihat.
Hingga tangan nya berada di titik surgawi Irish, gadis itu berjengit sekali. Dan ketika jari jemari Sherlock mulai bergerak, Irish memejamkan mata nya kuat.
Sherlock menciumi leher gadis itu meninggalkan jejak kepemilikan hingga siapapun yang melihat akan tahu bahwa Irish adalah milik nya seutuh nya.
"Moan my name, Irish."
"Hmmphh."
"Moan!"
"Sherlock—ahh."
Sialan, itu membuat jemari Sherlock semakin semangat untuk bergerak mengguncang kewarasan gadis ini.
Hingga saat Irish hampir mencapai puncak nya, Sherlock berhenti. Irish mengumpat. Itu benar-benar membuat nya gila.
Namun tiba-tiba Sherlock bangkit dan menatap Irish yang sudah terbaring di kasur sambil melepaskan tali pinggang nya. "Let me fuck you, Irish, and moan my name for next three hours."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Detective
Fiksi PenggemarKali ini kita tidak akan menyorot keahlian seorang Sherlock Holmes dalam menyelidiki kasus. Tapi bagaimana pria keras kepala ini bisa menjadi gila dan bodoh karena satu gadis.