Delicious Foods

10 1 0
                                    

Ara terpana dengan keindahan yang disajikan didepan matanya. Sangat amat mempesona.
Namun, disisi lain Ara tidak mampu membayangkan harga yang harus ia keluarkan untuk membayar semua hidangan dihadapannya ini. Ia menelan saliva ketika menatap daging yang begitu menggiurkan dihadapannya.

"Umm, sepertinya enak ya" Ucap Ara untuk membuka obrolan diantara mereka.

"Kau sudah tau dengan jelas jawaban-nya" Yonan memutar matanya mengejek.

Ara mendengus mendengar jawaban arogan dari pria dihadapannya. Ia hanya mencoba ramah.

Wanita itu hanya menatap ragu makanan itu, ia tak yakin bagaimana harus memulai untuk menyantapnya.

"Makan saja" Yonan mulai mengambil                

Ara menatap Yonan dengan tidak yakin. Ara yakin baru pertama kali ini melihat makanan semewah ini dihadapannya. Jangan salah sangka!, bukan Ara Tak mampu membelinya ya, hanya saja ia yakin akan menghabiskan tabungannya dalam sekejap.

"Apa tidak ada pilihan yang lebih manusiawi ya?" Ara menatap Yonan dengan ragu. Sesungguhnya ia malu untuk bertanya hal ini.

"Sembarangan!, emang kau pikir ini bukan makanan manusia?" Yonan menaikan sebelah alisnya seraya menatap Ara.

"Kau tau aku tak mampu membayarnya.." Cicit Ara pelan.

Yonan terdiam lalu tertawa terbahak-bahak sehingga sesaat menjadi pusat perhatian disana, Ara merengut melihat respon lelaki didepanya yang nampaknya cukup senang mengejeknya saat ini.

"Hey tersenyumlah dengan benar! jangan membuat orang lain berasumsi bahwa aku menculikmu untuk makan disini" Yonan menaikan sebelah alisnya untuk meledek Ara.

"Baiklah, aku akan pilih yang mahal hingga kau harus menjual ginjalmu untuk membayarnya hihi" Ara tersenyum jahat penuh arti, ya dia tidak pernah bersungguh-sungguh melakukanya.

"Aku tidak semiskin itu" Yonan menjawab tak terima, enak saja pikirnya.

"Hehe, aku beli makan ya" Ara menatap Yonan dan steak dihadapannya secara  bergantian.

Yonan hanya menggangukan kepala tanda setuju dengan wanita dihadapannya. Ia mulai beperpikir, kenapa menu pesananya belum tiba?.

"Permisi..." Yonan melambaikan tangannya kearah pramusaji disana.

"Ya Tuan, ada yang bisa saya bantu?" Pramu saji dengan ramah menghampiri Yonan..

"Dimana makananku?" Rasanya saat ini Yonan sudah mulai menunjukan wajah protes.

"Mohon maaf Tuan, akan segera saya periksa kembali" Pramusaji itu  tersenyum kikuk dan izin untuk meninggalkan meja.

Ara menatap Yonan cukup lama sehingga membuat pria itu kesal.

"Apa?" Kata  Yonan datar seraya menatap Ara tajam.

"Kau galak sekali" Ara mendengus, tetapi tetap melanjutkan sesi makannya dengan cukup serius.

"Sudah nikmati saja makananmu, sebelum kau yang  ku makan" Yonan kembali berkata seraya merengutkan wajahnya.

"Kau sungguh lelaki sensitif haha" Ara memegang garpu disebelah kiri dan tangan kanannya menoel dagu lelaki itu.

"Hentikan Ara" 

"Tidak mau"

"Hentikan..."

"Kau ini pemarah sekali..."

"Hentikan atau aku pulang sekarang" 

Ara langsung  menarik tangannya dan kembali memegang sendok, bisa gawat jika Yonan serius dengan ucapannya. Lagipula ia sekarang hanya gadis miskin yang tidak punya uang, membayar makanan mewah ini? bisa-bisa ia menawarkan diri untuk mencuci piring kotor nantinya.

Setelah hampir lima menit, akhirnya para pramusaji membawakan makanan Yonan. Tentui, pikiran kalian saat ini benar.

Yonan dengan raut kesal menatap makananya yang cukup lama dihidangkan, ia menarik napas untuk menahan amarahnya.

"Mohon maaf Tuan telah menunggu, silahkan dinikmati" Pramusaji itu tersenyum seraya menyajikan hidangan yang ia pegang.

"Aku sudah tidak selera" Sahut Yonan ketus.

Pramusaji itu memohon maaf berkali-kali , Ara yang merasa kasihan akhirnya menatap mereka dan mengangguk, mengisyaratkan bahwa "Tidak apa-apa".

"Kau tidak perlu marah begitu" Ara menatap Yonan seraya mengelus pundaknya.

Yonan terdiam, ia terhenyak sesaat...

Sebentar, ia terheran, mengapa jantungnya berdebar?

REVENGE TOO SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang