"Ara". Ucap Rio sambil berteriak memanggil nama istrinya itu.
"Hm?". Ucap Ara sambil mengucek kedua matanya.
"Pergi yuk". Ucap Rio datar.
"Kemana?". Ucap Ara seraya mengerutkan alisnya.
"Neraka". Ucap Rio dingin.
"Apaansi yo,masih pagi". Ucap Ara kesal.
"Udah ganti baju aja". Ucap Rio datar.
"Yaudah keluar". Ucap Ara pelan.
"Apa?". Ucap Rio memastikan.
"Keluar!aku mau ganti baju yo". Ucap Ara sambil menahan malu.
"Aku suamimu". Ucap Rio santai.
"Tapi aku malu". Ucap Ara menundukan wajahnya.
"Baiklah aku keluar". Ucap Rio mengalah karena ia tau ini masih terlalu pagi untuk menggoda istrinya.
-------------
"Kamu aneh tau ga yo?". Ucap Ara kesal.
"Hm?". Balas Rio singkat.
"Kamu narik-narik aku masuk kemobil, dan kita kearah luar kota sekarang". Ucap Ara kesal.
"Bawel". Balas Rio sadis.
"Terserah kamu deh yo" . Ucap Ara yang sebal dibilang bawel tadi.
"Aneh".Ucap Rio sebelun Ara memalingkan wajahnya kejendela.
Ara menghela napasnya sekali lagi,jujur ia heran dengan tingkah laku suaminya ini.“Kita sampai”. Ucap Rio sambil melepaskan seatbelt istrinya.
“Sampai sekarang aku bahkan tidak tau kita berada dimana”. Ucap Ara kesal karena keputusan singkat Rio.
“Udah kamu turun saja”. Ucap Rio dengan senyum yang mengembang di bibirnya.
“Aneh”.Gumam Ara.
Ara menatap keadaan sekitarnya , satu yang ia pikirkan saat ini adalah suasana yang asing menurutnya.“Ini rumah kita Ra”. Ucap Rio seraya menggenggam tangan Ara.
“Oh.. ini rum... Apa?”. Ucap Ara yang seakan tersentak oleh ucapan suaminya.
“Iya, rumah kita”. Ucap Rio yang menggenggam tangan Ara semakin kuat dan penuh emosi.
“Kita?”. Ucap Ara seraya meringis karena merasakan genggaman di tangannya semakin kuat.
“Aku dan Alinka”. Ucap Rio dengan dingin.
“A..pa?”.Ucap Ara gugup.
“Sebelum kamu memaksaku untuk menikahimu”. Ucap Rio seraya menepis tangan Ara dengan keras.
Ara ingin menangis sekarang, bukan karena ia tau bahwa pujaan hatinya begitu mencintai kekasihnya, namun nyatanya di cerita ini Ara lah yang sangat jahat memisahkan mereka karena Ara begitu egois untuk memiliki Rio.“Maaf”. Ucap Ara seraya menghapus air matanya.
“Ada apa antara kamu dengan Albert?”. Ucap Rio dingin.
Ara mengenyitkan kedua alisnya, pasalnya ia tidak tau bahwa Rio mengenal Albert, si pria sinting itu.
“Kita teman”. Ucap Ara tak perduli.“Apa.. Kau mencintainya?”. Ucap Rio dingin.
“Kau sudah gila ya?”. Ucap Ara kesal hari ini ia sudah cukup kesal mengenai kenyataan yang ia coba kubur dalam-dalam.
“Apa jawabanya iya?”. Ucap Rio dengan wajah datar.
“Iya!”. Ucap Ara kesal.
Rio tersentak dalam sedetik jantungnya terasa berhenti, sebelum Ara melanjutkan perkataanya.“Iya!.. Kau sudah gila!, bagaimana mungkin kau berpikir bahwa aku mencintai lelaki lain saat aku masih kau anggap sampah disini dan aku tetap mencintaimu!”. Ucap Ara sambil berteriak.
“Sudahlah aku mau pergi saja, pecah kepalaku disini”. Ucap Ara seraya mengambil ancang-ancang untuk pergi.
“Mau kemana?”. Ucap Rio dengan nada meremehkan.
“Mau ke kandang mancan, kekandang harimau kek, ke kandang jerapah juga apa perduli kamu Yo?". Ucap Ara sambil menahan tangis.
Rio langsung menarik lengan Ara untuk masuk kedalam pelukanya. Nyatanya , sepertinya Rio hanya cemburu dengan kedekatan Albert dengan istrinya.“Sudah, jangan menangis”. Ucap Rio sambil mengecup puncak kepala Ara.
“Aku membenci kenyataan bahwa kau masih sangat mencintainya, sedangkan aku? Aku selalu mencintaimu”. Ucap Ara seraya menangis didalam pelukan Rio.
“Maafkan aku”. Ucap Rio sambil memejamkan kedua matanya menikmati waktu-waktu intim bersama istrinya.
“Maafmu tidak dapat membalas cintaku”. Ucap Ara seraya melepaskan pelukan suaminya.
“Aku tunggu di mobil ya Yo”. Ucap Ara sambil menahan tangis.
Rio hanya menghirup udara yang terasa menyesakan, bukankah ini yang ia mau?.Bahkan rintik hujan pun mengerti bahwa hatinya sudah mulai mengeluh lelah dengan kepura-puraan dan manipulasi otaknya.“Kalau cintamu menyakitiku, terus mengapa kau masih mencintaiku?”. Ucap Rio dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE TOO SWEET
RomanceLilinara dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Ia mencintai Rio yang notabene adalah suaminya. Namun ada sosok Alinka yang selalu menghantui jejak rumah tangganya. Albert pun ternyata memulai rencananya untuk menghancurkan hidup Lilinara dengan suru...