Missing Her

74 6 2
                                    

"Sudah cukup lama rasanya aku berada di London. Akhir-akhir ini aku tidak dapat berbohong bahwa aku merasa sangat merindukan sosok Ara. Tawanya, tingkah asburdnya, wajah lugunya, bahkan tangisanya. Apakah aku sudah keterlaluan?" Gumam sosok lelaki di disudut kota. 

Rio menatap langit dan mendesah dengan berat. Pikirannya rumit dan penuh dengan pemikiran tentang Ara. Entah mengapa, akhir-akhir ini ia merasa... bersalah. Ia hanya merasa terlalu kejam. Memang wanita itu telat melakukan kesalahan yang cukup amat fatal, namun setelah ia pikir mungkin Ara hanya terlalu menyukainya hingga tidak dapat berpikir dengan jernih kala itu.

Ia menyusuri jalanan seraya memasukan kedua telapak tanganya ke mantel yang ia kenakan, suhu disini sangatlah dingin, ia mulai memikirkan keadaan Ara. Apa wanita bodoh itu makan dengan baik, atau dimana ia tidur? apa ia bertemu orang jahat? Rio mulai menyesalkan keputusanya untuk mengajak Ara pergi kesini.

Ia baru saja kembali ke rumahnya dan melihat sosok yang selama ini menemaninya disini.. Alinka. Ya ia memaksa Rio untuk diperbolehkan tinggal bersamanya. Rio hanya menatap datar kearah wanita itu. Entah mengapa ia hanya merasa tidak ada percikan cinta seperti dulu. Bukan apa , ia hanya merasa semuanya telah berbeda.

"Kamu sudah pulang babe? beli apa?" Ucap Alinka seraya tetap mengarahkan pandanganya ke smartphonenya. Jangan salahkan dia, ia sedang berburu tas branded terbaru yang akan flashsale malam ini.

"Ya" Sahut Rio datar.

"Kenapa kamu harus jalan sendiri? bukanya disini ada 10 pelayan dan 4 supir untuk kau suruh?" Jawab Alinka heran. Pasalnya ia melihat sendiri bahwa Rio berangkat dengan berjalan kaki.

"Aku hanya sedang ingin mencari udara segar" Jawab Rio seraya menaruh barang belanjaanya dan pergi kedapur untuk mengambil perlengkapan makan.

"Kamu beli apa?" Tanya Alinka sekali lagi.

"Fried Rice" Sahut Rio seraya menata nasi goreng dihadapanya.

"Mengapa tidak bilang? Aku bisa buatkan" protes Alinka.

"Kau ingin membakar rumahku untuk yang kesekian kalinya?" Ucap Rio dengan nada lelah. Ia bersungguh-sungguh ketika mengatkan bahwa Alinka bisa membakar rumahnya. Ia pernah melakukanya ketika Rio meminta tolong untuk dimasakan air panas. Dan berhasil membuat dapur rumahnya hangus saat itu juga.

"Aku sudah berusaha menawarkan" Sahut Alinka cuek.

Rio mendesah berat seraya menyuapkan sesuap nasi di tanganya. Ya ia jadi teringat masakan Ara. Wanita aneh itu sungguh bisa memasak. Bahkan bisa dikatakan ia bisa melakukan segala hal. Bahkan Ara selalu membuat masakan untuknya ketika ia berkata ia tidak akan memakanya. Jadikan ini rahasia ya, ketika Rio berkata untuk membuang makanan masakan Ara, secara diam-diam ia akan mengambil makanan itu dan membawanya ke ruang kerjanya serta memakanya dan berkata bahwa pelayan telah membuangnya. Ia hanya malu untuk mengakui bahwa ia terlalu menyukai masakan Ara.

"Bahkan nasi gosong Ara jauh lebih enak dari pada ini" Protes Rio dengan kesal.

Rio telah menyelesaikan makanya dan bersiap untuk mandi dan beristirahat. Rasanya ia tidak ingin tidur bersama Alinka malam ini, pikiranya terus dihantui oleh wanita bodoh yang secara tidak sengaja berhasil memasuki hatinya.

di tempat lain, Ara sedang menggerutu kesal karena terus tertinggal dengan langkah kaki dua orang didepanya ini. Rasanya seperti mereka punya 6 kaki dan ia hanya dikaruniai dua.

"Hey kalian, tolong mengerti keadaan kakiku yang minimalis ini!" Teriak Ara dari jauh.

Sontak Yonan berhenti sedangkan Albert menoleh kearah belakang untuk melihat kurcaci jelek yang terus menggerutu itu.

REVENGE TOO SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang